Bab 29

9.1K 620 68
                                    


Happy Reading
_________________



Setiap rumah tangga pasti selalu ada masalah, entah bagaimana bentuknya. Setiap orang juga selalu menginginkan rumah tangga mereka dipenuhi ketentraman, seperti yang Gracia dan Shani inginkan. Dari itu semua, mereka pun akhirnya memilih untuk mempertahankan dan menurunkan keegoisan di diri masing masing.

Shani tidak menyangka jika menikah dengan Gracia adalah pilihan yang sangat tepat. Bagaimana usaha ia untuk berpisah, bagaimana cara orang menghancurkan, Gracia tidak peduli, yang Gracia mau hanya Shani dan tetap Shani. Gracia adalah sumber kunci dari sebuah hubungan, walau sedikit keras kepala dan juga tidak terlalu suka di atur, bayi besar yang tengil nya ini selalu punya ambisi untuk mempertahankan.

Sudah 4 minggu lebih Shani berhenti bekerja, ia disuruh Gracia untuk berdiam diri di rumah.

Dan tepat dua minggu yang lalu Shani kembali dinyatakan hamil. Hal itu membuat Gracia jingkrak jingkrak di dalam kamarnya.

Perasaan senang kembali membara, rumah tangga yang dulu padam saat ini hidup kembali saat kedatangan calon anak sulung dari keduanya.

Hal ini membuat perhatian Gracia dua kali lipat ia lontarkan pada istrinya, bahkan untuk memegang tangkai sapu saja Shani tidak di perbolehkan oleh suaminya ini, karena kata Gracia ia tidak ingin lagi kehilangan calon bayinya dan Shani tidak boleh terlalu capek.

Sore ini Shani hanya berleha-leha di kamar sambil menunggu kedatangan suaminya yang akan pulang dan selain menunggu Gracia, hal yang paling Shani tunggu adalah biji salak yang ia titip pada Gracia.

Bunyi ketukan pintu pada kamarnya membuat Shani mengalihkan pandangan, segera ia berjalan membukakan pintu untuk Gracia.

Senyum terbit dibibir Shani tercetak jelas menanti biji salak yang sangat ingin ia makan meski hari ini tak berpuasa dikarenakan Shani lagi hamil.

"Mana?" Tanya Shani melihat Gracia yang menatapnya kebingungan.

"Apa?" Tidak menjawab pertanyaan Shani, Gracia malah menanyai balik istrinya ini.

"Titipan aku lah" ucap Shani.

Namun seketika mendengar itu mata Gracia membulat sempurna, ia bahkan baru ingat jika biji salak yang di nanti nanti Shani tidak ada dalam genggamannya.

"Gre kok bengong? Mana sini aku mau makan" tagih Shani kembali.

Namun Gracia masih tak bergeming di tempat, ia pun mengelus tengkuknya yang tak gatal dengan cengiran pada gigi nya.

"Bentar ya sayang aku cerita dulu, jadi gini"

Flashback

Bunyi suara klakson dari kendaraan membuat Gracia kesal setengah mati, walaupun sore hari ini macet karena antusias para manusia yang bersemangat ngabuburit, namun kesabaran orang orang pada hari ini sangat tipis, dimana macet tidak berjalan setengah jam dari tadi.

"Ck! Lama banget anjing ini gue mau cepet cepat ketemu bini woyy" teriak Gracia dalam mobil dengan memukul setir mobilnya.

15 menit menunggu, akhirnya jalanan kembali berjalan normal, Gracia yang sangat tidak sabar lansung menancapkan gas nya dengan kecepatan sedang.

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang