Bab 38+

11.7K 537 35
                                    


Happy Reading
__________________


Seminggu setelah kematian anak Cindy dan Jinan, berbagai kejanggalan dan juga teror aneh akhirnya terkuak saat itu juga.

Tepatnya ditangan Jinan serta antek-antek Gracia berhasil menangkap pelaku dan memberikan pelajaran yang cukup setimpal.

Berbagai cara dengan berhari hari mereka rundingkan bersama, tentu saja untuk membereskan ini, mereka semua berhasil dengan cara bersih.

Flashback

Sekarang disinilah mereka berada, duduk berenam didalam cafe milik jinan yang ditutup beberapa hari ini. Duduk dengan melingkar dan tak lupa ditemani satu cangkir minuman yang Jinan beri secara gratis untuk mereka.

"Gue butuh lo buat sumber informasi Gre, dan juga mpen yang jadi saksi kita melakukan kesalahan masa lalu. Buat Gita gue beneran butuh bantuan lo, Ara dan juga Oniel tentunya." Ucap Jinan membuka pembicaraan yang serius.

Mereka berlima mengangguk kompak, Jinan menghela nafas panjang saat akan menyambung ucapannya.

"Rekaman cctv ada sama gue, seperti yang lo bilang Gre, pelakunya sama persis dengan pelaku yang ngikutin lo sampai ke apart dan juga pelaku yang celakai lo waktu malam hari itu. Dan lo tau maksud gue?" Ucap Jinan mengangkat satu alisnya.

"Mereka ngincar kita berdua, nan" jawab Gracia, spontan Jinan menepuk tangannya.

"100 buat Lo!" Puji Jinan.

"Maksud kalian, pelaku yang ngincar kalian karena dosa yang pernah kalian berdua buat?" Serong Feni.

"Benar, rekam jejak kematian Frans didalam kost nya itu memang tidak ada satupun yang tau, terlebih cctv kost yang kita matikan. Tapi Fen, sebelum dia dibunuh sama orang suruhan kami, kita berdua sempat menyusul Frans kedalam kamar kostnya dan bermain uno disana, disaat itu ada tukang service ac yang datang 15 menit sebelum Frans mati. Bisa saja orang terdekat Frans mencari sumber informasi kematian dia yang secara mendadak, dan beberapa oranglah yang melakukan dendam sama kita" ucap Jinan panjang lebar.

Dahi Ara menyerngit, "Lo ga lapor polisi emang?" Tanya Ara.

"Udah, teman bokap gue polisi semua. Tapi setelah mereka ngejagain waktu proses pemakaman anak gue, gue bilang kalo masalah ini ga perlu diperpanjang. Karena kalo butuh bantuan polisi, dan pelakunya sempat tertangkap serta menjelaskan semua maksud dari mereka, dan meminta keadilan hukum dan ini menimpa gue dan Gracia gimana?" Jelas Jinan.

"Kita lagi yang beresin?" Tanya Gracia yang diangguki Jinan.

"Tapi kak, menurut gue setelah dengar cerita lo, kejadian dengan pelaku yang sama itu adalah orang suruhan. Karena dalangnya ga sebodoh itu buat dia nyelesaikan masalah ini sendiri, berarti kita harus main aman buat cara nangkep satu orang yang bergerak celakai kalian, setelah tertangkap gue ada cara buat dia berlaku jujur" ujar Gita, mereka semua memangut setuju.

Jinan mengeluarkan handphone, membuka galery dan menayangkan rekaman cctv yang ditonton bersama.

Pada detik 12, Gracia menstop rekaman tersebut. Alisnya mengerut dengan wajah yang lebih ia dekatkan pada layar handphone.

"Yang ngejaga didepan pintu, dia orang yang nusuk perut gue pake pisau, dan yang ngasih minuman ke anak lo, gue ga kenal sama sekali. Itu maksud gue, pria ini diperintahkan sama atasannya, setelah itu dia mencari teman untuk bantuan. Karena nan, dua orang lain yang ikut nyerang gue malam itu, itu orang berbeda" jelas Gracia.

"Berarti kita harus cari dia, ciri cirinya seperti gampang untuk diketahui, sebagimana effort dia untuk nutupi akses dirinya, dari tinggi badan, postur tubuh, cara dia jalan, itu udah ketara, dan" Feni menggantung ucapannya. Memainkan bibir bawahnya dengan jari, lalu menatap kelimanya secara bergantian.

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang