Bab 20

8.8K 594 72
                                    


-

-

-



Shani dan Gracia terduduk di kasur mereka dengan berdampingan. Berkali kali Gracia mengajak Shani berbicara, namun Shani memilih bungkam dan menatap lurus ke depan.

"Shani please, aku mohon percaya sama akuu"

"Aku berani bersumpah! Aku ga ngelakuin hal yang menjijikan itu malam tadi"

"Percaya sama aku, tatap mata akuu, ga ada satupun yang aku sembunyikan dari kamu"

Berkali kali Gracia menjelaskannya pada Shani, namun tidak ada satupun ucapan Gracia ia grubis.

"Aku sayang kamu, aku cinta sama kamu, dan aku ga mungkin ngekhianatin kamu Shani. Memang iyaa aku tidur sama Anin semaleman, tapiii kita ga ngelakuin apa apa"

"Aku berani sumpah! Aku yakin kami berdua cuma tidur tanpa melakukan hal lebih Shani"

"Shanii aku mohon, dengerin aku, percaya sama aku kali ini aja, aku ga akan pernah ngelakuin itu selain sama kamu, dan aku cuma nafsu sama kamu doang! Tatap mata akuu shanii" ucap Gracia membuat Shani menoleh ke arahnya.

Bisa Shani lihat jika sorot mata Gracia mengatakan hal yang jujur, Shani juga percaya jika Gracia tidak mungkin melakukan pada orang lain selain dirinya.

"Sayangg" lirih Gracia yang langsung menghamburkan tubuhnya di pelukan Shani.

"Percaya sama akuu, aku mohonn." Lagi lagi Gracia memohon, namun Shani hanya diam dan kembali menangis.

Istri mana yang terima jika tubuh suaminya terekspos dimata wanita lain. Gracia tahu jika Shani sangat posesif terhadap dirinya, walau tidak ia perlihatkan, tapi Gracia tahu itu. Shani adalah tipikal wanita yang tidak ingin milik nya di sentuh sedikit pun.

"Kasih aku waktu buat nerima semuanya Gracia" ucap Shani.

Gracia meleraikan pelukannya, ia menyeka air mata Shani yang berada di pipi.

"Berapa hari pun aku tunggu untuk kamu maafin aku, setidaknya kamu percaya jika aku tidak melakukan hal yang menjijikan, itu sudah lebih dari cukup" ujar Gracia.

Tatapan keduanya kembali bertemu, Gracia menatap Shani dengan senyuman terbaik yang ia berikan. Perlahan Gracia mendekatkan wajahnya pada Shani, lalu mengecup bibir Shani dengan lama

Shani memukul pundak Gracia, ia pun lansung menjauhkan wajahnya dari Gracia.

Perut Shani benar benar mual sekali, padahal pagi tadi ia sudah menumpahkan semua isi perutnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Gracia menatap Shani dengan tatapan khawatir.

Shani tidak menjawab, ia pun lansung berdiri dari sana dan keluar dari kamarnya.

Gracia menatap punggung Shani yang berjalan ke luar, ada rasa sakit yang Gracia rasakan melihat Shani kecewa terhadap dirinya.

Setelah itu ia pun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah sangat lengket dengan peluh.

"Cici sini" panggil Chika menepuk pelan sofa kosong membuat Shani tersenyum dan ikut duduk di sebelah Chika

"Cici beneran mau cerai ya sama kak gree?" Tanya Chika

Shani hanya diam tak menjawab, ia masih saja menatap adik nya itu

"Jangan cii! Kasihan dedek bayi nya nanti broken home" ucap Chika mengelus pelan perut Shani yang masih rata

Shani mengeluarkan gelak tawanya, ia pun ikut menatap perutnya yang di elus Chika.

"Gimana? Cici udah dengerin penjelasan dari kak Gracia?"

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang