Bab 23

6.7K 472 72
                                    


Happy Reading
___________________


Hari hari sudah berlalu sedemikian nya berjalannya waktu, rumah tangga Gracia dan Shani perlahan kembali mulai membaik, keduanya sepakat untuk tidak membahas hal yang membuat rumah tangga mereka terombang ambing.

Pernyataan Gracia waktu bertemu dengan Anin malam itu sudah Shani anggap sebagai angin lalu.

Shani tidak terlalu menggubrisnya walau ada perasaan shock yang ia dengar dari penjelasan Gracia. Bahkan Shani sudah memantapkan hatinya untuk percaya pada Gracia di saat pikirannya masih tidak bisa berpikir positif.

Walau hati berbeda dengan pikiran, Shani akan selalu berasumsi jika Gracia tidak akan pernah melakukan hal yang menurut nya kelewatan. Karena Shani tahu jika Gracia sangat mencintainya, begitupun sebaliknya.

Tapi, bagaimana jika itu benar benar anak Gracia? mungkin setengah persen nya Shani percaya dan setengahnya lagi tidak. Bisa saja Anin hanya menjebak Gracia untuk menghancurkan rumah tangga mereka? Atau bisa saja anak yang Anin kandung itu anak mario, mantan kekasih Anin yang pernah merebut hal berharga milik Anin. Gracia sudah menceritakan itu semua.

Persetan dengan itu semua, sekarang Shani lebih memilih untuk tidak terlalu memikirkannya, ia sekarang fokus pada keluarga kecilnya dan juga calon anak mereka yang hadir di dalam rahim Shani.

Selain itu, Gracia juga sudah menepati janji manis nya untuk tidak terlalu berkeluyuran keluar rumah, dan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah terlebih dirinya hanya menunggu waktu untuk wisuda.

Terkadang Gracia juga sesekali menemani Shani bekerja, bahkan dirinya juga sudah di ajarkan Shani untuk mengelola perusahaan Shani sewaktu waktu Shani hamil besar nanti.

Jika pun Shani mengambil cuti sementara dan di gantikan oleh sekertaris nya, waktu itu lah yang akan mereka pakai untuk menghabiskan waktu berdua di kamar.

Entah Shani yang menemani Gracia bermain PS hingga larut malam, atau sebaliknya Gracia yang menemani Shani untuk menghabiskan waktu menonton Drakor, atau keduanya akan bermain uno bersama dan sudah dipastikan Gracia yang selalu kalah dan menerima hukuman kecil dari Shani hal itu membuat Gracia kesal berkali kali.

Itulah kenapa Shani selalu berdoa agar kepintaran anaknya nanti turunan dari dirinya sendiri, namun untuk wajah, lebih baik mengikuti Gracia bukan? Manusia dengan wajah samping terindah menurut Shani.



Seperti saat sekarang ini, Gracia memasuki rumahnya dengan dua kantong kresek yang ia tenteng di kedua tangan nya.

Ada beberapa kantong belanja bulanan yang barusan Gracia beli di supermarket yang sudah menjadi langganannya.

Setelah menaruh berbelanjaan di dapur, Gracia mencari keberadaan Shani, dirinya pun berjalan menaiki anak tangga untuk ke kamar mereka. Namun saat Gracia membuka pintu kamarnya, Shani tidak ada.

"Shanii sayang, kamu dimana??" Panggil Gracia dengan nada sedikit keras sambil menuruni anak tangga.

Tidak ada sahutan dari istrinya tercinta, membuat Gracia bolak balik menelusuri seluruh ruangan di rumahnya, namun nihil, Shani tetap tidak ada.

"Kamu ngga di culik hantu kann?" Tanya Gracia kembali memancing Shani untuk bersuara, karena Gracia tahu Shani ini bidadari sok pemberani.

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang