_
_
_
Saat ingin memejamkan matanya, Shani terkejut mendengar suara pintu terbuka, ia menatap Gracia yang ikut menatapnya saat ini.
"Mau ambil bantal" jawab Gracia saat melihat Shani memberi tatapan bertanya.
Shani hanya berdehem, Gracia pun berjalan untuk mengambil bantal nya yang berada di samping Shani.
"Gre, aku mau ngom-"
"Kalo ngomong cerai, mending gausah ngomong sama sekali!" Ucap Gracia memotong pembicaraan Shani.
"Gracia ak-"
"Apa? Kamu mau cerai dari aku? Mau pisah beneran? Udah siap tanpa aku?" Cecar Gracia tanpa menghiraukan ucapan Shani.
Shani kesal, dirinya sangat kesal melihat Gracia yang tak memberinya waktu untuk bicara.
"Iya kenapa hah? Kalo aku udah siap tanpa kamu kenapa hah?" Sekarang giliran Shani yang menantang Gracia, membuat Gracia kicut dan tak bergeming sedikitpun.
Gracia menghembuskan nafasnya lelah, lalu melempar kembali bantal yang ia pegang ke kasur.
"Oke, percuma hidup sama orang yang emang udah ngga mau kita lagi" ucap Gracia yang lansung berjalan keluar dari kamar mereka.
Shani terdiam mendengar ucapan Gracia, kenapa bisa bisanya ia berbicara seperti itu kepada orang yang sangat ia sayang, boong jika Shani bisa tanpa Gracia.
Merasa tak ada lagi kekuatan untuk ingin berdebat panjang, Shani kembali merebahkan kepalanya, memejamkan matanya menahan tangis yang tak akan ingin ia keluarkan, sudah lelah rasanya.
Sedangkan Gracia dirinya mengambil jaket yang tergantung dan lansung keluar dari rumahnya.
Sekarang dirinya akan pergi kemanapun yang ia mau untuk menenangkan diri, meski sedikit malas bertemu dengan angin malam, Gracia memberanikan diri keluar rumah tanpa izin Shani.
Setidaknya ada satpam yang akan menjaga Shani, tanpa adanya ia disana bisa saja Shani bisa tidur nyenyak malam ini.
Gracia menancapkan gas menuju tempat yang ia pun tak tahu kemana. Menikmati semilir angin yang berhembus kencang. Dingin nya udara malam membuat badan nya meremang meski jaket kulit melekat di badannya.
Suara klakson motor dari belakang membuat ia terkejut dan sedikit menepi.
"Woy Gracia?" Panggil seseorang membuat Gracia membuka kaca helmnya.
"Desy? Ngapain lo disini?" Tanya Gracia sembari menyetir motornya.
"Gue mau ke club, lu kemana?" Sekarang giliran Desy yang bertanya.
"Gue gatau kemana"
"Ikut gue aja gimana?"
Gracia sedikit ragu mengiyakan ajakannya Desy, club malam? Tempat yang indah tapi bisa membuat Shani marah.
"Gimana mau nggak woy? Kalo iya gas nih" ucap Desy membuat lamunan Gracia buyar.
"Ya ayok" jawab Gracia.
Keduanya pun menambah kecepatan motor mereka di jalanan yang sedikit ramai.
10 menit lamanya di perjalanan, Gracia dan Desy kompak memarkirkan motor mereka bersebelahan.
Keduanya memasuki club kecil yang sangat tertutup, namun ramai di kunjungi orang orang.
Suara dentuman musik yang keras membuat kuping Gracia memanas, serta wangi alkohol yang semerbak memacu adrenalin nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You
Teen Fiction⚠️Area 21+ ⚠️Grc dom. Season 2. Cerita sambungan dari Au "Gracia bangun ih, gimana mau nafakahin akuu kamu aja kuliahnya maless" "Kuliahnya ntar aja, gimana kalo kita bikin Greshan junior?" "Gamauu, kemarin kemarin udah" "Kamu pake baju nya tipis mu...