Bab 42 ++

16.2K 641 90
                                    


Happy Reading
__________________

Hari yang sangat dinantikan tiba, tiga bulan menunggu akhirnya pelaksanaan pesta pernikahan Ara dan Chika dilaksanakan dengan super megah. Dari berbagai jenis makanan dan minuman terhidang dengan rapi di stand. Serta beberapa meja disusun untuk para tamu VIP dan keluarga dekat.

Tiga sekawan tersebut duduk dimeja khusus dengan pasangan yang menemani mereka saat ini.

"Lihatlah wajah manusia aneh itu, bahagia sangat setelah dapat spek bidadari." Ucap Oniel menoleh pada Ara yang bersalaman dengan tamu undangan. Mereka semua tertawa, memperhatikan senyum sumringah dua manusia yang baru saja sah menjadi pasutri.

"Mama bahagia banget ya Gee, padahal bukan anak kandungnya yang nikah tapi happy." Bisik Shani membuat Gracia terkekeh geli.

"Mama udah anggap mami kamu itu saudara, jadi setelah mami kamu meninggal dan kamu jadi istri aku, otomatis kamu dan Chika udah dianggap mama anaknya." Jawab Gracia yang disenyumi oleh Shani.

"Lo besok kan? Udah disiapin semuanya emang?" Tanya Gita pada Oniel yang sibuk mengupas kulit jeruk untuk wanita yang berada disebelahnya ini, dan akan menjadi istrinya tepat besok hari. Pernikahan Ara dan Oniel hanya berselisih sehari saja.

"Aman, gedung gue disebelah kok." Jawab Oniel.

"Indah udah siap kawin sama Oniel? Dia kalo malam pertama mainnya kasar loh." Satu pukulan kecil Gracia terima dari Shani membuat ia terkejut dan mengelus bekas pukulan yang cukup sakit itu.

"Jangan gitu! Kamu jangan nakutin anak orang." Cecar Shani, sedangkan Indah hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Gracia, pemalu memang calon bini Oniel ini.

"Yeee, lu pikir lu mainnya halus?" Sarkas Oniel menatap Gracia dengan tatapan side eye.

"Halus dong, orang bini gue ajak keenakan." Kali ini Shani benar benar dibuat malu, Gracia dalam mode begini yang Shani takutkan untuk berinteraksi dengan orang-orang.

"Iyakan sayang?" Sambung Gracia menggoda Shani, yang digoda membuang pandangannya, males meladeni manusia mesum ini.

"Shaniii." Dari kejauhan teriakan seseorang menggema di pendengaran Shani, segera menoleh pada sumber suara dan terkejut melihat Feni, Jinan dan Cindy yang datang bersamaan menuju mereka.

"Lho kalian? Aku kira kalian ngga datang." Kaget Shani melihat tiga sahabatnya itu dengan pakaian cantik ikut duduk dimeja tempat mereka.

"Dateng dong, maaf waktu anak lo lahir gue ngga mampir, soalnya kemarin kerjaan di Thailand banyak banget." Ujar Feni sembari melakukan cipika-cipiki pada pipi Shani.

"Iya gapapa kok, kamu gimana Cin? Udah membaik belum?" Tanya Shani yang diangguki Cindy.

Semenjak kematian Eve membuat mental healt Cindy cukup terganggu, yang mengharuskan ia dan Jinan melakukan pengobatan di Depok. Selain berobat, Cindy juga tinggal dengan orang tuanya yang membuat ia sekarang lebih baik lagi.

"Ini Greshan junior? Lucu banget." Sentuhan halus dari Jinan menyapu kulit putih kemerahan Azizi, bayi kecil itu merespon dengan suara lucu yang ia keluarkan membuat mereka semua tersenyum riang. Ditambah dengan Jinan yang bahagia, jika saja anaknya tidak meninggal, mungkin sudah sebesar Azizi, mereka hanya terpaut 1 bulan saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang