Bab 40

7.3K 506 62
                                    


_

_

_

Pagi hari ini akhirnya Shani diperbolehkan pulang oleh dokter setelah tiga hari lamanya ia berada diruang persalinan.

Keduanya kini kompak memasuki kediaman mereka, dengan si bayi kecil yang berada dalam gendongan Shani yang tertidur sangat pulas sejak dirumah sakit tadi.

Suara dari dapur membuat tatapan bertanya dari Shani, seolah mengerti Gracia pun tersenyum lalu memanggil seseorang yang berada di dapur.

Baru saja ia akan membuka suara, seorang wanita dengan pakaian piyama dan juga celemek yang diikat pada tubuhnya menghampiri Shani dan Gracia.

"Permisi bu Shani dan-?" Wanita tersebut tampak bingung memanggil Gracia dengan sebutan apa.

"Panggil kak Gracia aja." Balas Gracia dengan tersenyum manis pada wanita didepannya ini yang lebih muda darinya 1 tahun.

"Siapa Ge?" Terdapat pertanyaan yang tak bersahabat itu dari sang istri.

Gracia berdehem sebelum menjawab pertanyaan sang istri, "Ini namanya Nina, Shan. Dia asisten baru rumah kita, anak temannya mama. Jadi mama bilang ke aku katanya kita butuh asisten rumah tangga apalagi kamu habis ngelahirin kan dan ga bisa ambil alih tugas rumah, jadi Nina yang ambil alih. Terus, Nina juga bakal tinggal disini dari pada ngontrak juga kan, terlebih dia masih dalam proses mahasiswi kampus" jelas Gracia panjang lebar.

Terdengar decakan kesal dari Shani, ia pun menoleh menatap Gracia dengan tatapan malas, "Harus banget pake asisten?"

Gracia mengangguk ragu, "Buat bersih rumah dan lainnya, sayang. Sekaligus juga bantuin Nina dia sendirian di kota yang sebesar ini, ibu nya juga udah minta tolong nitip Nina ke mama."

"Tanpa seizin aku?" Lagi lagi Shani mengeluarkan nada dinginnya. Ah, sepertinya Gracia tahu apa yang istrinya pikirkan.

"Iya maaf, ini juga saran dari mama" jawab Gracia pelan.

Sedangkan Nina ia sedikit canggung berada diantara pasangan muda ini yang sepertinya ada perbedaan pendapat.

"Nina, kamu udah tahu tugas kamu apa?" Pertanyaan dari Shani membuat lamunan Nina buyar. Ia pun sedikit kikuk mendapat tatapan tak bersahabat dari sang majikan baru.

"Udah bu Shani, kerjaan rumah aku yang kerjain." Jawab Nina tanpa menatap Shani.

"Terus Nina ini mau tidur dimana!?" Shani melirik kearah Gracia, suaminya ini sedikit bergumam.

"Kebetulan kan kamar di lantai 1 ada dua, satu buat Chika kan? Dan yang kosong lagi buat Nina, gimana?"

"No!" Jawab Shani lansung.

"Kamar itu buat Azizi nanti da-"

"Azizi masih kecil, Shani. Dia tidur sama kita, dari pada kamar yang satu itu ga dipakai, mending buat Nina aja." Belum sempat Shani menyelesaikan ucapannya, dengan keberanian dari mana Gracia memotong pembicaraan Shani.

"Ya kenapa? Lagian mama juga bilang kan mau nemenin aku seminggu disini, berarti kamar yang itu buat mama. Dan masa dia tidur diruangan kerja kita?" Sahut Shani dengan nada tak bersahabat.

Terdengar helaan nafas dari Gracia, tak bisa lagi ia melawan Shani saat ini.

"Kalo Nina tetap tinggal disini, berarti dia digudang aja, ga banyak kok barang disana tinggal diberesin aja terus dipindahin kebelakang, udah siap ditempati." Ujar Shani.

Gracia memejamkan matanya sejenak, bagaimana bisa Shani menempati art baru mereka digudang yang banyak debu itu.

"Shan, gudang-"

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang