03. Bertemu sahabat lama

22 4 0
                                    

Setiba di luar aku disambut oleh angin sejuk dan pemandangan yang indah.

Langitnya berwarna biru keputihan, ada banyak sekali pepohonan dan gunung tinggi yang menghiasi langit.

Aku tertegun. Awalnya aku tidak ada niat untuk suka sama kota ini tapi begitu melihat suasananya aku mulai berubah pikiran.

"Ok kita tunggu disini, sebentar lagi dia datang," ujar Miss Andrea serambi mengutik ponselnya.

Selama nunggu aku mengamati sekitarku. Jalanan sungguh sepi dan tenang aku suka sekali, serasa tinggal di kota pribadi.

Tempat tinggalku dulu cukup bising, sudah udaranya panas, asap kendaraan dimana-mana, belum lagi penduduk yang cukup padat.

"Oh rupanya jemputan kita sudah datang," ujar Miss Andrea sambil melambaikan tangannya pada sedan hitam yang mendekati kami dari kejauhan.

Aku mencoba mempertajam penglihatan ku untuk melihat ke dalam, tetapi aku tidak dapat melihat apapun karena gelap.

Tidak lama Mobil sedan itu terparkir di sebelah kita.

Pintu pengemudi terbuka lebar, seorang bapak berumur enam puluh turun, rambutnya putih dan ia mengenakan setelan hitam.

Aku berpikir untuk sopir kenapa gayanya elit ya bagaikan seorang butler.

Bapak itu meluruskan dasinya putihnya setelah itu berjalan ke arah kami.

Begitu aku melihat mata sipit dan kacamata bulat itu aku langsung mengenali sosoknya.

"Mr Bernard?" Panggilku terbelalak.

Mr. Bernard membungkuk sambil tersenyum. "Pagi non Eva," sapanya hangat.

Bernard Chris adalah teman ibu dan Miss Andrea. Dia pernah menjadi sopirku sejak aku masuk kelas empat. Tapi sayang di saat aku lulus kelas mendasar dia berhenti jadi supirku.

"Aku masih tidak percaya bisa bertemu Mr disini, Mr lagi liburan?" tanyaku.

Mr Bernard yang sedang berbicara pada Miss Andrea langsung berpaling padaku. "Oh tidak saya memang tinggal di sini."

"Wah.. asik bisa ajak aku keliling." Seru ku.

Dulu saat dilarang jalan-jalan ke luar rumah Mr Bernard mengajakku keliling di dalam mobil.

Terlihat membosankan tapi tidak, karena dia sering menghiburku dengan membelikan cemilan dan menemaniku curhat saat aku ada masalah.

Semenjak aku ditinggal oleh dua orang tersayang, Mr Bernard lah yang bisa membantuku bertahan di masa sedih itu.

"Mari masuk mobil, aku yakin kalian sudah capek," ujar Mr Bernard lagi menghentikan lamunanku.

Aku mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil sementara Mr Bernard memasukkan koper kita di bagasi. Setelah barang ter muatkan Mr Bernard masuk kedalam mobil, menyalakan mesin dan meninggalkan stasiun.

***

Selama perjalanan Miss Andrea tertidur, sementara aku menatap keluar jendela.

Kota ini dikelilingi oleh gunung yang tinggi sekali sampai mencapai langit, melihat ini mengingatku seperti saat menginap di villa.

Dulu aku pernah di ajak nginap di villa, walau hanya dua hari tapi aku senang karena aku bisa menikmati udara segar dan melihat pemandangan yang indah.

"Gimana non kamu suka tinggal di sini?" tanya Mr Bernard membuyarkan lamunanku.

Aku mengangguk. "Iya, bagus sekali pemandangannya sudah gitu udaranya segar sekali," ujarku.

"Benar, selama ini kamu tinggal di perkotaan ya, Eversael ini terletak di pegunungan jadi udara memang lebih sehat," jelasnya.

Eva daily lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang