014. Anak baru yang populer

9 1 0
                                    

Pagi ini aku datang ke sekolah seperti biasa.

"Kyaaa kamu manis! deh" seru suara perempuan dengan centil.

Aku berpaling ke asal suara itu. Ternyata beberapa siswi sedang ngobrol dengan Leo.

Kali ini Leo sudah mengenakan seragam sekolah. Ia sedang duduk di bundaran air mancur, sementara siswi yang lain duduk di sampingnya.

Melihat Leo aku jadi teringat kejadian kemarin.

Aku menghela nafas. Moga-moga tidak ada yang membenciku hanya karena dia menolongku kemarin, dan di pikir-pikir dia tidak hanya menolong, menggodaku juga.

"Sayang kalian mau main game tidak?" Tanya Leo pada siswi disana.

"Mauuu.. " Seru mereka.

"Apa permainannya Leo?" Tanya siswi yang lain.

Leo mengeluarkan bunga mawar merah dari udara. "Aku akan melempar bunga ini, siapapun yang bisa mendapatkan bunga ini, akan jadi pacarku." Tambahnya.

"Heeh pacar? Mau!" Seru siswi itu.

Siswi yang duduk tadi langsung berdiri di depannya, ada pula yang saling dorong.

Aku menggeleng kepala melihat perilaku mereka, segitu amat ya, ingin jadi pacarnya.

Leo menutup matanya mencium bunga itu lalu melemparnya di udara.

Siswi disana melihat ke atas serambi mengangkat tanganya.

Hmm.. anak yang mendapat bunga ini pasti dibenci seumur hidup. Pikirku.

Saat aku berjalan tiba-tiba sesuatu jatuh di depanku. Aku menunduk ternyata bunga mawar Leo jatuh di depan kakiku.

Aku mendelik. Oh tidak artinya? Aku menoleh ke depan. Leo kini menatapku sambil senyum.

"Hai kita ketemu lagi tuan putri... "sapa leo. Sementara siswi yang lain pada mencibir.

" Eh itu kan anak kemarin? "

"Yah dia lagi! Dia lagi! "

Aku menelan ludah. Aduh aku harus lakukan sesuatu.

Aku mengambil bunga itu. " Kalian mau bunga ini? Sana ambil! " Pekik ku seraya melempar bunga itu ke arah lain.

Siswi disana pada mengejar bunganya sementara aku berlari masuk ke sekolah.

"Eva! Pagi... " Sapa seseorang.

Aku berpaling ke samping dan mendapati Samantha sedang berjalan menghampiri ku.

"Hai Sam... "

"Hai juga, kenapa lari-lari ini masih pagi. " Ungkap Samantha.

Aku terkekeh. "Iya, karena ada masalah lain. " Balasku seraya menoleh ke belakang.

Samantha mengangguk. "Oh mereka iya aku tahu itu, aku cuma lihat Leo sekilas saja mereka tidak terima, mereka takut aku mencurinya."

Aku tersenyum kecut. Mereka takut karena kejadian kemarin ya? Padahal yang bikin aku jatuh mereka.

"Eh hari ini ada kelas memasak? " Tanyaku begitu melihat buku memasak yang Samantha bawa.

Samantha menarik buku itu. "Oh tidak, ini aku lagi belajar masak buat bantu ibuku di restoran."

" loh tidak ada karyawan disana?" tanyaku.

"Karyawan kita cuma sedikit dan kebetulan mereka sedang cuti, jadi aku yang bantu ibuku."

"Kalau seramai itu tidak mau mencari karyawan baru?" tanyaku.

Samantha menggeleng. "Ibuku hanya mau menyewa orang yang dia kenal, untuk menghindari kecurangan."

Eva daily lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang