051. Tidak ada yang sempurna tanpa kegagalan

6 0 0
                                    

"Sabar, prosesnya lama, aku yakin ada saat yang tepat untuk berbaikan padanya." Nasehat Mr Wilfred terulang terus di pikiranku.

Gimana caranya berbaikan? Tiap kali bertemu saja aku selalu mengacaukan situasinya.

Tin...Tin

Aku tersadar dari lamunanku ternyata Mr Bernard baru datang. Aku segera berjalan masuk kedalam mobil.

Semenjak di mobil aku terdiam aku terlalu malu untuk menceritakan apa yang sudah terjadi hari ini.

"Ku harap semua baik-baik saja ya di sekolah." Ujar Mr Bernard tiba-tiba.

Aku mengangguk saja, pandangan ku masih menatap keluar.

"Ngomong-ngomong non mau ikut aku jalan-jalan bentar tidak?" kata Mr Bernard tiba-tiba.

Aku mengangguk saja.

Mr. Bernard mengemudi mobilnya keluar dari lingkungan sekolah, sementara aku ngelamun sepanjang jalan karena memikirkan semua perlakuanku padanya. Yang aku bingung kenapa selalu dia yang terkena imbasnya? seumur-umur aku tidak pernah berbuat salah pada orang terus menerus.

"Ok kita sudah sampai," seru Mr bernard.

Aku tersadar dari lamunanku dan melihat keluar, aku tidak melihat apa-apa selain hutan di sampingku.

"Kita mau jalan-jalan kemana?" tanyaku.

Mr Bernard tersenyum. "Rahasia tapi aku tahu kamu pasti suka." ujarnya seraya melepaskan sabuk pengaman.

Aku heran namun aku percaya saja padanya. Aku melepaskan sabuk dan keluar dari mobil lalu mengikuti dia memasuki hutan itu.

Hutan malam ini tidak terlalu gelap karena masih ada bulan indah yang menerangi jalan.

Aku sadar ini pertama kali aku mengunjungi hutan, ternyata suasananya sepi dan sunyi. Sesekali terdengar burung berkicau dan angin yang berhembus di antara pepohonan. Biasanya aku takut dengan suasana ini, tapi berkat kejadian hari ini, aku tidak merasakan apa-apa.

Kita berjalan cukup jauh di hutan itu, tidak lama Mr Bernard berhenti di depan gua besar.

Goa itu sangat mengerikan, sudah gelap dan ditempeli tanaman rambat dimana-mana.

Mr Bernard mengajakku masuk kedalam, aku pun mengikuti saja. Walau sekarang goa yang aku masukin lembab, gelap dan mengerikan semua itu tidak membuat ku takut.

Setelah beberapa lama jalan di goa tidak lama terlihat cahaya kecil di sana.

Begitu keluar sebuah cahaya datang menyerang mataku. Aku menyipitkan mataku sebentar lalu aku perlahan membukanya.

Mataku terbelalak melihat apa yang ada di hadapanku.

Sebuah gazebo putih berdiri disana. Atapnya berbentuk kerucut dihias dengan bunga warna putih. Di bawah atap itu tergantung beberapa lentera, dan di luar gazebo dikelilingi oleh pekarangan bunga mawar yang berwarna-warni.

Aku segera berlari kesana duduk di depan pekarangan bunga dan menyentuhnya. Bunga mawar adalah bunga kesukaan ku, karena sangat menawan belum lagi memiliki arti kasih sayang.

"Dulu taman kecil ini milik ibumu." Kata Mr Bernard. "Dia selalu kesini tiap kali dia sedih."

"Apa ibu yang membuatnya?" tanyaku berpaling padanya.

Mr Bernard menggeleng. "Tidak, dia yang menemukan tempat rahasia ini, lalu dia yang merawatnya."

"Ah gitu ya, sejak kapan ibu merawat taman ini?"

"Sejak ibumu selesai kuliah non, setelah itu tidak ada yang merawatnya." jelasnya.

Aku balik melihat bunga itu semua sangat segar dan harum seakan tidak pernah layu. "Kalau tidak ada yang merawatnya bagaimana bunga itu bisa subur hingga sekarang?"

"Dia dapat pupuk spesial dari rekan kerjanya."

"Ibu kerja apa?"

"Ibumu bekerja di toko bunga. Dia suka sekali merawat bunga. Waktu itu dia sampai dinobatkan sebagai pekerja terbaik di sana." Jelas Mr Bernard.

Aku ingat, ibu pernah memiliki taman bunga di rumahnya, dan tiap merawat dia selalu melakukan dengan lembut.

Aku beranjak dari duduk dan berjalan masuk kedalam gazebo.

Di tengahnya ada air mancur kecil dan di sekitar Gazebo itu ada beberapa kursi kecil untuk duduk.

"Dahulu gazebo ini sangat lusuh, tapi sejak ibumu menemukannya, dia berusaha merawatnya." Kata Mr Bernard.

"Ah gitu ya." Jawabku lalu aku duduk di salah satu kursi di sana sambil menatap ke bulan.

Air mataku mulai berlinang. "Ibu hebat ya? bisa main musik, bisa memasak, kerja di toko bunga, selalu berguna bagi siapapun... tidak seperti aku yang sering melakukan kesalahan." ucapku tercekat.

Mr Bernard terdiam sebentar, lalu ia duduk di sampingku. "Kamu salah non, ibumu manusia dia juga pernah melakukan kesalahan.

Aku terdiam sebentar mengatur nafas, lalu berujar lagi. "Memang, Ibu pernah?"

Mr Bernard mengangguk. "Ibu mu pernah melakukan kesalahan di hari pertama kerjanya."

Aku mengusap mataku yang basah. "Apa yang ibu lakukan?"

"Waktu itu dia sedang berjalan sambil membawa ember yang berisi air dingin. Tapi dia terpeleset embernya tumpah terkena bosnya sendiri."

Mukaku langsung malu membayangkan keadaan itu, yang tersiram bos besar, perilaku itu lebih buruk dari apa yang aku perbuat. "Lalu ibu gimana?"

"Ibu mu meminta maaf pada bos nya dan bekerja lebih baik lagi."

"Apa ibu berhasil?"

Mr Bernard menggeleng. "Belum, tugas ibumu sering gagal, tapi meski begitu ibumu pantang menyerah. Dia berusaha bekerja lebih baik lagi, hingga akhirnya dia berhasil membuat boss itu bangga dan menghormatinya."

Aku tertegun sampai tidak bisa bicara apa-apa.

"Setelah berhasil menyelesaikan masalah itu, apakah tidak akan ada masalah baru? Tentu ada dan itu apa membuat ibumu menyerah? tidak? dia terus berjuang menyelesaikan masalah itu."

Benar juga walau ibu di tinggal suaminya, sendirisn di sana, terkena kasus hutang, dia tetap berjuang mencari nafkah untuk menghidupi ku dan menjaga ku sebisanya.

Mr Bernard menepuk pundakku. "Tidak ada manusia yang sempurna non, semua pasti pernah melakukan kesalahan. Tinggal bagaimana cara kamu menghadapi masalah itu."

"Tapi ibu beda dia pantang menyerah tidak seperti ku."

"Jangan salah, dulu Ibumu juga sepertimu non, tapi setelah banyak belajar dari kesalahan ibumu bisa menjadi wanita yang kau lihat saat ini, jadi kalau ibunya bisa aku yakin anaknya juga bisa."

Aku tersenyum mendengar masukannya. "Baiklah makasih Mr, aku akan berusaha lagi."

Mr Bernard tersenyum. "Sama-sama non."

Setelah itu aku balik mengamati bulan.

Ok aku akan coba berbaikan dengannya, mungkin saja kejadian tadi kebetulan. Tapi kalau dipikir-pikir aneh juga yang mengejarku kan mereka kenapa Julius bisa ada disana? lalu kemana Tommy kenapa dia hilang gitu saja?


Eva daily lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang