06. Perjalanan menuju sekolah

11 1 0
                                    

Begitu tiba di luar ternyata Mr Bernard sedang berdiri di depan mobilnya.

"Wah kamu cantik sekali hari ini," pujinya saat melihatku menuruni anak tangga.

Aku tersenyum manis. "Makasih nanti ada foto siswa, dan kita disuruh mencari pakaian formal yang bagus."

Mr Bernard tersenyum. "Siap-siap memikat hati para laki-laki nih," godanya.

Aku meringis. "Ah tidak mungkin, pasti banyak wanita cantik disana..." balasku.

"Jangan pesimis, berharap juga boleh." tawanya.

Aku terkekeh. "Iya deh." Semenjak smp aku tidak pernah berniat mencari teman laki-laki, karena bagiku hanya Damien anak yang paling kusukai.

"Ok yuk naik," ujarnya membuyarkan lamunanku.

Aku mengangguk dan kita langsung memasuki mobil. Aku memasang sabuk sementara Mr. Bernard memutar kunci, begitu mesin menyala dia mengemudi mobilnya.

Selama perjalanan aku terdiam mengamati jalanya. Jalanan di sini kecil sekali muat dua mobil saja dan di sekitar sisi kita ada banyak gedung yang berwarna warni.

"Semua ini toko juga?" tanyaku menunjuk salah satu gedung.

"Bukan, ini perumahan kecil, kadang ada toko juga."

"Oh," balasku lalu terdiam lagi. 

Setelah melewati perumahan kita tiba di jembatan. Jembatanya sangat luas dan di bawahnya ada laut yang gelap udah ku duga pasti dalam.

"Jembatan ini mengarah kemana?"tanyaku.

" Jembatan ini mengarah ke alun-alun kota yang ada supermarket kecil itu." Jelas Mr Bernard.

"Trus dari alun-alun ke sekolah gimana?"

"Tinggal ambil jalur kanan, nanti ada bukit tinggal menaiki bukit."

"Hoo benernya deket ya? Kalau jalan kaki."

Mr Bernard mengangguk. "Benar, tapi lebih enak pake mobil, cepat sampainya."

Iya sih aku lupa, kalau aku di larang pulang tanpa jemputan.

Sambil nunggu perjalanan aku memeriksa ponsel ku berharap ada balasan dari Cassidy ternyata tidak ada.

Kemana ya dia?

Setelah puas lihat ponsel, aku memasukan dalam tas dan melihat kedepan.

Kini kita keluar dari jembatan, dan sesuai perkataan Mr Bernard kita tiba di alun-alun lalu berbelok ke kanan untuk menaiki bukit.

Selama mendaki bukti itu tidak ada apa di sekitar cuma pepohonan tapi begitu kita tiba di atas bukit, barulah terlihat beberapa gedung berjejeran di sisi kiri dan juga mobil yang mengantri di depan kita.

"Waah banyak sekali?" Kejutku.

Mr Bernard terkekeh. "Iya, awal mula masuk biasa banyak anak baru."

"Ooh..." Jawabku lalu melihat kedepan. "Gedungnya banyak nih. Apa ini sekolah sma semua?"

"Bukan sekolah ini lengkap mulai dari  Tk sampai Sma."

"Ah gitu, sekolahku yang dulu cuma satu gedung saja, ada apalagi selain itu?"tanyaku lagi.

"Nah di samping non, itu ada taman, dan tamannya lengkap sekali." ujarnya sambil menunjuk ke kanan jalan.

Aku menoleh, dan mendapati sebuah gerbang kecil yang terbuka, dan di dalamnya ada beberapa mainan seperti ayunan, jungkat-jungkit, rumah-rumahan, dan kotak pasir.

Aku tersenyum, ini mah surga untuk anak kecil, aku yakin anak-anak rela datang kesekolah demi ini.

Ponsel ku bergetar, ternyata ada pesan dari Cassidy. Aku segera membukanya.

"Maaf Eva aku jarang ngabarin, belakangan ini sibuk sama diajak pindahan sama orang tuaku, kabarmu gimana?"

Mataku berbinar. Syukurlah dia tidak sendiri.

Aku langsung membalas pesannya.

"Wah enaknya, selamat bersenang-senang dengan keluargamu, oh ya aku masuk ke sekolah Grand Visionair school loh! "

Sebelum menutup ponsel aku memfoto sekolah dan taman yang ada, mumpung mobil sudah mulai jalan walau pelan-pelan.

Setelah semua terfoto aku kirim padanya, aku yakin dia penasaran dengan sekolah ini, karena dulu dia niatnya masuk sini cuma karena terlambat kuotanya sudah habis jadi gagal.

"Wah, gantungannya lucu beli dimana?" tanya Mr Bernard.

Aku melihat ke arah gantungan hp ku. Gantungan ku berupa teddy bear coklat menggenakan syal merah dengan broch bintang.

Aku tersenyum lembut. "Oh ini bukan beli, aku dikasih sama sahabatku dulu," ujarku.

"Wah manis sekali, siapa namanya?" tanyanya.

"Namanya Damien Cross, dia tetangga ku."

Kedua alis Mr Bernard terangkat. "Oh, keluarga Cross? mereka yang pernah membuka rumah restoran di Minnesota?"

Aku mengangguk. "Iya Mr Bernard tahu dari mana?"

"Dulu saya pernah makan siang di sana sebelum kerja, dan ternyata makananya enak pantas saja rame terus."

"Iya sangking ramenya Damien sampai di suruh turun tangan," balasku. Lalu aku terdiam sesaat dan berujar kembali. "Jadi gimana apa restaurantnya masih buka?"

"Kalau itu kurang tahu saya, karena saya hanya tiga hari datang ke Minesota, setelah itu pergi keluar lagi."

Ah eman sekali, aku jadi tidak tahu kabarnya dia gimana?

"Wah, Mr sibuk juga ya dulu."

"Iya begitulah, oh lihat kita sudah sampai," ujar Mr Bernard.

Aku menoleh ke samping, kita sudah sampai di depan gerbang sekolah dan di atas gerbang itu ada papan bertuliskan Grand Visionair school.


Eva daily lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang