027. Siapa itu Miss Valentina

20 1 0
                                    

Hari ini aku datang ke sekolah seperti biasa. Selama jalan pikiranku melayang tentang malam itu.

Wartawan kemarin menduga Miss Andrea adalah Miss Valentina, orang yang menyelamatkan kota ini. Aku ingin percaya kalau wartawan itu salah orang tapi foto yang di tujukan kemarin, terlalu jelas, belum lagi wajahnya memang sama.

Sebenarnya aku penasaran dengan masalah ini tapi aku tidak ada nyali untuk bertanya hal itu padanya. Kemarin saja setelah pulang Miss Andrea langsung menyuruh ku tidur, bahkan pagi tadi dia sudah menghilang. Tingkahnya sungguh aneh, kalau memang tidak ada hubunganya harusnya dia bersikap biasa saja ya?

"Pagi Eva!"

Aku menoleh ternyata itu Samantha. "Pagi Sam."

Samantha tersenyum lalu senyumnya hilang. "Kemarin itu kacau sekali ya."

"Iya, mereka pada ribut tentang miss Valentina, emang siapa ya dia?"

Samantha berpaling padaku. "Oh iya kamu baru pindah jadi tidak tahu. Jadi Miss Valentina dulu adalah pahalwan kota disini."

Aku terbelalak. "Pahlawan kok bisa?"

"Iya, katanya dia bisa menyelesaikan masalah-masalah aneh yang terjadi di kota ini." Jelas Samantha.

"Oh, makanya dia terkenal?"

Samantha menganguk. "Benar, tapi tidak lama dia menghilang begitu saja. Waktu dia menghilang beritanya gempar, banyak yang menduga Miss Valentina sudah tiada, mereka bahkan membuat makamnya sebagai penghormatannya. Tapi saat mendengar Miss Valentina kembali, wartawan dan pengemarnya beraksi, mencari tahu siapa wanita misterius itu. Dia bahkan menanykan apda ibuku, kalau ibuku kenal sama dia."

"Oh..." Jawabku.

"Kalau kamu gimana Eva?"

Aku mengaruk kepala. "Aku jujur bingung, mereka malah bersikeras kalau wanita itu adalah ibuku, menurut mu gimana?"

Alis Samantha mengkerut. "Sayang aku tidak pernah lihat wajah pahlawan itu, karena kebanyakan beritanya aku baca di koran." Ia menopang dagunya. "Tapi, sepertinya aku tahu siapa yang bisa menjawab itu."

"Siapa?"

"Oliver! kemarin wartawan menujukkan foto, lalu ia bersikeras kalau Miss Valentina pernah menolongnya."

"Lalu reaksi Oliver gimana?"

"Dia bilang tidak tahu, awalnya aku mau percaya tapi setelah aku menemukan foto itu, aku curiga padanya."

"Heh foto apa?"

Samantha mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto padaku. Di foto itu terlihat wanita berambut merah jambu menggenakan mantel cokelat memasuki mansion putih, bersama anak kecil berambut orange. Kalau di lihat dari sini, jelas sekali kalau itu Oliver.

Aku mendelik. "Oliver tahu tapi dia menyangkalnya."

"Dengan bukti ini moga-moga dia mau ngaku." Samantha berharap.

"Tapi kalau Oliver aja berbohong, apa lebih baik kita tidak tanya ya? apalagi itu privasi orang." Sebenarnya penasaran sih tapi takut juga kalau ikut campur urusan orang.

Samantha tersenyum kecut sambil memainkan jarinya. "Sebenarnya masalah ini pernah mengangguku dulu, cuma belum ada penyelesaianya dan sekarang sudah ada, jadi aku ingin menyelesaikanya."

"Oh," balasku.

"Jadi mari cari Oliver dan selesaikan masalah ini!" ujarnya sambil lanjut berjalan. Namun sebelum ia menaiki anak tangga seorang siswi menghampirinya.

"Sam! Kamu di panggil ke ruang guru."

"Hah? Aku? emang aku salah apa?" bantah Samantha.

Siswi itu menganggkat bahu. "Tidak tahu, aku cuma di suruh nyampaikan," ujarnya setelah itu meninggalkan kita.

Eva daily lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang