Totally Clueless (PoV Atharva)

1.5K 208 12
                                    

"Bang, ada tawaran foto company profile. Secara bayaran profitnya lumayan menguntungkan, Bang. Gimana? Mau diterima nggak?"

Gue menatap Alvin, asisten gue, yang baru dua minggu ini kerja sama gue. Alvin junior gue di kampus. Gue kenal anak muda itu waktu gabung di organisasi pers kampus. Waktu itu gue sudah mau lulus, sementara Alvin masih anak maba. Kebetulan sekarang dia lagi nganggur, jadi gue ajak dia kerja sama gue sebagai asisten fotografer.

"Kalau ada kontrak yang mengikat, skip aja, Vin," jawab gue, melanjutkan pembicaraan ini.

"Memangnya kenapa, Bang?"

"Gue udah nggak mau kerja di bawah company lagi."

"Bukannya waktu photoshoot sama majalah Simplify, lo terikat kontrak juga?"

"Tadinya gue mau tolak tawaran itu juga, karena gue cinta sama Diera aja makanya gue terima."

Alvin terbahak. "I see," ucapnya.

Gue mengalihkan perhatian dan melirik majalah yang dari tadi dipegang Alvin. "Majalah apa itu?" tanya gue.

"Oh, ini Simplify Magazine edisi terbaru."

"Lo sengaja beli majalah itu?" tanya gue lagi.

"Nggak. Gue dapat majalah ini dari Rere."

Jawabannya berhasil menarik perhatian gue. "Sejak kapan lo dekat sama Rere?"

"Sejak photoshoot di studio Simplify minggu lalu. Nggak apa-apa kan, Bang, kalau gue dekat sama Rere?"

Gue mengernyit. "Ngapain lo tanya pendapat gue? Emang gue bokapnya Rere?"

Alvin mengekeh. "Siapa tahu lo keberatan karena Rere asistennya Mbak Diera."

"Bukan hak gue ngatur lo harus dekat sama siapa. Kalau lo beneran suka sama Rere, gas aja, Vin."

"Nah, kalau udah dapet restu gini kan enak," kata Alvin lagi. "Omong-omong lo udah baca edisi yang ini, Bang?"

Gue cuma menggelengkan kepala sambil pura-pura serius editing beberapa hasil foto di laptop gue.

"Kalau lo belum baca, lo harus baca, Bang. Gue yakin lo nggak akan nyesel." Alvin meletakkan majalah itu di meja tepat di hadapan gue.

Rasa penasaran yang besar membuat gue segera meraih majalah itu. Begitu gue melihat cover-nya, gue langsung mengenali foto yang dipakai sebagai cover majalahnya.

Foto itu sama dengan foto yang gue pajang di studio. Foto Diera dengan latar belakang pemandangan sunset dari Pantai Senggigi Lombok. Foto yang gue anggap sebagai masterpiece karena diambil secara nggak sengaja, tapi hasil gambarnya justru mengalahkan hasil puluhan atau bahkan ratusan jepretan foto lain yang gue ambil secara profesional.

The Secret To The Mysterious Outlook
Atharva Bimasena

Begitulah headline yang gue baca dari cover majalah itu. Rasa penasaran membuat gue secara nggak sadar membuka halaman yang memuat tulisan  yang Diera rangkai tentang diri gue.

Atharva Bimasena. Banyak sekali hal yang bisa saya ceritakan tentang sosoknya. Seorang pemuda misterius yang tidak ingin dikenal selain karya-karyanya.

Dalam fotonya yang berjudul 'Mata Dewa', Atharva seolah ingin menyerap semua keindahan dan rasa yang ditawarkan dunia ketika masa peralihan dari siang ke malam. Jika ditanya dia lebih menyukai sunrise atau sunset, maka dia akan menjawab keduanya.

"Rasanya seperti menyaksikan pertunjukan drama di mana sunsrise adalah sebuah babak pembuka yang menjadi permulaan sebuah kisah, dan ketika cerita itu sudah hampir selesai, akan diakhiri dengan datangnya sunset sebagai tanda penutup."

Mengapa Jatuh Cinta Harus Sesakit Ini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang