76. ACARA DI CAFE.

156 11 1
                                    

76. ACARA DI CAFE.

G.A.L.A.K.S.I.

-tuhan aku mencintai dia, tolong beri aku hidup lebih lama-

.
.

HAPPY READING!!

***

Galaksi tersenyum kecil, lalu mengangguk lagi. Meskipun dia jarang bicara banyak, Azura selalu tahu cara membuatnya merasa lebih nyaman dan diperhatikan. Hari itu, semuanya terasa lebih ringan, tanpa beban konflik yang selama ini menghantui mereka.

Nathan diam-diam merasa lega bisa berbagi momen ini bersama Galaksi dan Azura, meskipun perasaan yang ia simpan untuk Azura tetap ada di hatinya. Tapi untuk sekarang, damai ini lebih penting.

Saat mereka sedang mengobrol santai di ruang tamu, terdengar suara pintu terbuka. Delon, Dirga, dan Melati masuk ke dalam rumah, terlihat baru pulang dari suatu tempat. Delon, yang selalu ceria dan penuh energi, langsung menyapa dengan senyum lebar.

"Eh, ternyata kalian di sini! Tumben rame-rame di rumah." katanya sambil berjalan mendekat. Dirga hanya mengangguk sambil menatap Galaksi dan Nathan dengan pandangan penuh perhatian, seperti biasanya Kakak tertua yang selalu ingin memastikan adik-adiknya baik-baik saja.

Melati, dengan senyum lembut yang selalu menenangkan, menatap Galaksi dan Nathan."Kalian udah makan, Nak? Kalau belum, Bunda bisa siapin makanan buat kalian." ucapnya, penuh kasih sayang seperti seorang Bunda yang peduli pada semua yang ada di rumah.

Azura langsung tersenyum melihat keluarganya berkumpul."Galaksi, Nathan, kalian laper nggak? Bunda bisa bikin sesuatu buat kita."

Nathan yang selalu ramah pada keluarga Azura, tersenyum sopan."Wah, terimakasih, Tante. Tapi tadi kita udah makan di luar, kok."

Galaksi hanya mengangguk, mengikuti Nathan, meskipun sebenarnya dia tidak keberatan untuk makan lagi kalau Bunda Melati yang masak. Makanan buatan Bunda Melati selalu bikin suasana lebih hangat.

Delon, yang duduk di sebelah Nathan, menyenggol lengannya."Tadi gue dapet kabar, kalau kalian abis ketemu sama Ilham dan gengnya, terus gimana?"

Nathan tertawa kecil."Iya, Lon. Kita nggak ribut kok, akhirnya kita bener-bener damai sama mereka. Udah nggak ada masalah lagi."

Dirga ikut duduk di kursi sebelah Galaksi, menatapnya sejenak dengan pandangan yang penuh arti."Itu keputusan yang bagus, Lak. Permusuhan lama nggak akan bawa apa-apa selain masalah, gue bangga sama lo bisa ambil langkah itu."

Galaksi hanya menatap Dirga dan mengangguk."Thanks, Bang. Gue rasa ini udah saatnya kita berhenti."

Melati tersenyum bangga pada Galaksi, seperti melihat anaknya sendiri tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa."Galaksi, kamu udah banyak berubah, ya. Semakin dewasa. Bunda yakin, Bunda Hana pasti bangga lihat kamu dari sana."

Mendengar nama Bunda Hana disebut, Galaksi terdiam sejenak, namun kali ini dia tidak merasakan kesedihan yang mendalam seperti biasanya. Dengan semua yang telah terjadi, apalagi setelah momen di bawah hujan bersama Azura tadi, dia mulai bisa menerima semuanya perlahan-lahan.

Azura yang duduk di sebelah Galaksi, menggenggam tangannya dengan lembut, memberi dukungan tanpa banyak bicara. Galaksi menatapnya dan tersenyum tipis, seolah mengatakan bahwa dia baik-baik saja.

Dirga mengalihkan pandangannya ke Nathan."Gimana lo, Nathan? Udah ada rencana apa buat liburan nanti?"

Nathan menggeleng sambil tertawa kecil."Belum ada, Bang. Mungkin bakal ikut Galaksi aja ke mana pun dia pergi."

DEAR GALAKSI [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang