Keponakan

112 9 2
                                    

Chandra membuka pintu dengan pelan, Chandra sedikit terkejut saat melihat kedatangan Bagas bersama dengan Samudera.

"Ngapain Lo kesini?" ucap Chandra kepada Samudera.

"G-gue ada urusan sama Arin! Dimana Arin!" ucap Samudera berusaha untuk memasuki rumah.

"Arin? Lo tau kan ini rumah siapa?"

"Gue ngeliat helm Arin ada disini, bahkan sepatu punya dia pun ada!" Samudera menunjuk ke arah sepatu yang tersusun rapi di rak sepatu.

"Gak! Itu punya gue, mau pulang sendiri atau gue usir?" tawar Chandra kepada Samudera dengan wajah dinginnya.

"Gue enggak peduli sama Lo! Gue cuma mau ketemu sama Arin." jawab Samudera yang mencoba menyingkirkan Chandra. Chandra dengan cepat mendorong tubuh Samudera, hingga Samudera terjatuh.

"Gue lagi males ribut sama Lo! Pulang, ini rumah gue dan gue berhak ngusir siapapun termasuk lo gas," Chandra menoleh ke arah Bagas, Bagas sedikit terkejut mendengar perkataan Chandra.

"Chan gue ikut di-"

"Pulang gas!" jawab Chandra, Bagas pun yang paham dengan situasi dengan cepat menarik tangan Samudera untuk keluar.

"Lepasin, gue mau ketemu sama Arin!" Samudera mencoba memberontak, Bagas tak menjawab ucapan Samudera melainkan semakin mempercepat jalannya. Chandra menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia mengacak-acak rambutnya.

"Kok dia bisa tahu rumah ini si?" ucap Chandra bermonolog. Chandra kemudian masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumah untuk berjaga-jaga. Chandra kembali ke dapur, ia duduk dieja makan sembari memperhatikan Arin yang tengah mencuci piring.

"Siapa Chan?" tanya Arin.

"Samudera."

"Hah! Kok dia bisa-"

"Udah lanjutin dulu! Nanti gue ceritain."

~

Hari Sabtu telah tiba, kemarin malam Chandra dan Arin memutuskan untuk menginap ke rumah Santi dan Dandy setelah Santi menelponnya kemarin. Arin tengah berada di dapur bersama Santi mempersiapkan sarapan.

Ding Dong

Suara bel rumah terdengar keras, mengentikan kegiatan Santi dan Arin yang tengah memasak.

"Eh ada tamu Rin!" ucap Santi.

"Biar Arin aja ma yang buka!" jawab Arin yang kemudian dengan cepat berlari memastikan siapa yang datang mengunjungi rumahnya.

"Sebentar!" teriaknya, yang kemudian membukakan pintu rumah. Arin terkejut dengan dua orang didepannya, ralat. Pasangan suami istri yang menggendong bayi berumur 2 tahunan maksudnya.

"Eh maaf, nyari siapa ya kak?" tanya Arin dengan memastikan.

"Ini Arin?" tanya perempuan tersebut, yang dibalas anggukan oleh Arin.

"Siapa Rin?" tanya Santi yang berjalan mendekat.

"Yaallah Nada! Mama kangen banget sama kamu!" ucap Santi saat melihat anak sulungnya. Ia dengan cepat memeluk erat tubuh Nada.

"Ma!" ucap Hendra mencium tangan Santi, sambil menggendong anak perempuan.

"Ini Ayla? Yaallah udah gede aja cucu Mama!" ucap Santi mencubit dengan pelan pipi chubby milik cucunya tersebut.

"Sini sama mama aja Hen!" ucap Santi yang kemudian menggendong Ayla.

"Eh Arin pasti bingung ya? Ini Kak Nada, kakaknya Chandra! Mama pernah ceritain dulu," ucap Santi memperkenalkan Nada kepada Arin, yang dibalas anggukan kecil dan juga senyum canggung oleh Arin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang