Absen

266 10 0
                                    

Pagi telah tiba, Chandra saat ini tengah memakai seragam sekolah miliknya, sedangkan Arin masih sibuk mandi di kamar mandi milik Chandra. Chandra membenarkan kerah baju miliknya, ia memakai parfum di leher dan pergelangan tangannya. Arin berjalan keluar dari kamar mandi yang terhubung langsung dari kamar Chandra, ia berjalan dengan pelan. Chandra meneguk ludahnya dengan kasar kala melihat tubuh Arin yang hanya terlilit oleh handuk. Rambutnya yang masih setengah basah tak mengurangi kecantikannya, kulit putihnya yang masih basah pun memberikan kesan seksi kepadanya.

"Keluar! Gue mau pake baju!" suruh Arin, Chandra hanya diam tidak menjawab.

"Keluar Chandra!" ucap Arin dengan keras yang membuat Chandra tersadar, Chandra dengan cepat meninggalkan Arin dari kamar miliknya, ia menutup pintu kamarnya dan berdiri tepat di depan pintu.

'Tahan Chandra tahan! Cuma tunggu sampai lulus dan dia jadi milik lo,' batin Chandra dengan wajah gelisah.

"Gue turun aja lah, biar nggak gugup gini." Chandra kemudian menuruni tangga, dengan cepat ia kini telah berada di tempat makan di rumahnya. Ia mencium aroma yang sedap dari dapur.

"Masak apa ma?" tanya Chandra yang kemudian duduk di tempat makan.

"Masak rendang! Arin mana Chan?" tanya Santi.

"Lagi ganti baju ma, kalo papa?"

"Di depan lagi nyiramin tanaman!" jawab Santi yang di balas anggukan oleh Chandra.

"Chan kayaknya kakak kamu mau ke sini, tadi malan dia nelfon mama sama papa katanya mau lihat adik iparnya. Mama juga kangen sih sama cucu Mama."

"Kak Nada mau kesini kapan Ma?" tanya Chandra.

"Tiga hari lagi mungkin, Mama juga kurang tahu."

"Sama Kak Hendra?" tanya Chandra.

"Yaiyalah Chan, kan suaminya."

"Barangkali mau sendiri kan?"

"Ya enggak lah, disuruh sama supir kakak kamu?" jawab Santi.

"Ya nggak gitu ma!"

"Kalo kamu gimana Chan?"

"Hah? Gimana apanya ma?" tanya Chandra.

"Kamu sama Arin! Kalian baik-baik aja kan? Kamu nggak selingkuh kan?"

"Astagfirullah ma, kok jadi suudzon sih? Ya enggak lah, Chandra sama Arin itu juga nggak ada pacar ma!" jawab Chandra kepada Santi dengan sedikit rasa kesal.

"Ya biasa aja lah Chan, jangan ngegas juga!" jawab Santi sambil menolehkan kepalanya kepada Chandra.

"Mama suudzon mulu sih!" jawab Chandra.

"Kamu nggak selingkuh karena nggak ada yang mau sama kamu kan! Yang mau cuma Arin, itu aja karna mama paksa."

"Enak aja! Gini-gini Chandra banyak yang suka ma!" jawab Chandra.

"Bohong ah, kalo Arin mah mama percaya!" ucap Santi.

"Terserah Mama aja deh!" ucap Chandra sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Arin lama banget ya," sambung Chandra.

"Iya ya, susulin gih ke atas!" suruh Santi. Chandra pun bergegas menuju kamarnya. Chandra membuka kenop pintu kamar miliknya, Chandra membeku kala melihat Arin tengah melipat selimut berwarna putih dengan posisi menungging. Arin tampaknya tak sadar akan kehadiran Chandra di belakangnya.

'Bangsat!' batin Chandra sambil mengumpat.

Arin memutarkan tubuhnya dengan pelan, ia terkejut akan kehadiran Chandra di depannya.

Chandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang