Mati Lampu

343 20 2
                                    

Arin berjalan dengan santai menuju kamar mandi, ia mengenakan daster di atas lutut dengan rambut yang ia jedai. Arin hendak mencuci pakaian miliknya. Arin mengucek bajunya dengan santai, ia juga membilasnya. Langkah seseorang terdengar, Chandra berjalan menuju kamar mandi masih menggunakan seragam sekolah. Ia baru saja sampai di rumahnya, ia tak pulang bersama dengan Arin melainkan dengan teman-teman sekelasnya.

"Dah pulang lo?" tanya Arin tanpa memandang Chandra.

"Hm," jawab Chandra, Arin menekuk kakinya dan beralih menatap Chandra.

"Mau ngapain lo kesini?" tanya Arin. Chandra tak langsung menjawabnya melainkan menatap tubuh Arin, belahan dadanya terlihat dengan jelas, ditambah  daster yang ia pakai juga terlalu pendek membuat pahanya terekspos. Bahkan, Chandra dapat melihat warna celana dalam yang Arin kenakan.

"Pink!" jawab Chandra, sambil menunjuk sesuatu menggunakan dagunya.

"Ha?" tanya Arin dengan bingung.

"Celana dalam lo!" jawab Chandra dengan gamblang, Arin membulatkan matanya ia kemudian berdiri dan hendak memukul Chandra. Tapi, dengan cepat Chandra berlari meninggalkannya.

"Kurang ajar lo!" teriak Arin dengan amarahnya. Sedangkan Chandra tertawa saat melihat reaksi Arin, untung saja ia yang lihat. Kalau Jerry, mungkin Arin sudah berakhir di hukum di kamar.

Arin dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya dan, menjemur pakaian di roof top apartemen miliknya, ia melirik celana dalam milik Chandra dengan sekilas dan tersenyum miring.

"Lihat aja balasan gue!" gumamnya sambil tersenyum miring, Arin tak akan membiarkan Chandra lolos begitu saja. Ia mempunyai rencana yang menurutnya brilian.

***

Arin menuruni tangga dengan pelan, ia mencari sosok Chandra. Ia berlari ke kamar dan yah, benar saja. Chandra tengah tertidur di karbet bulu-bulu di bawah kasur. Arin melirik ke arah handphone miliknya, Arin tersenyum miring. Sepertinya waktuyang tepat seperti yang ia rencanakan.

Arin mengambil peralatan make up miliknya, ia memakaikan Chandra sebuah eyeshadow berwarna merah. Ia menggambar alis Chandra seperti petir, memakaikan Chandra blush-on menggunakan eyeshadow berwarna biru, dan terakhir Arin memakaikan Chandra lipstik berwarna merah. Arin mengambil handphone miliknya dan memfoto Chandra. Arin tertawa saat melihat hasil foto tersebut, ia kemudian menguploadnya di story whatsApp miliknya. Arin kemudian mengambil remote tv dan drakor dengan beberapa cemilan.

Chandra mengucek matanya, dan menguap. Arin masih setia menonton drama korea kesukaannya. Chandra berjalan dan mengambil beberapa cemilan di meja, Arin menahan tawanya saat melihat wajah Chandra yang seperti badut, dan Chandra yang tak tahu apa-apa.

"Kenapa lo?"

"Enggak papa," jawab Arin sambil tersenyum. Chandra memutarkan kedua bola matanya, ia berjalan keluar dari kamar. Chandra memasuki kamar mandi miliknya, Chandra merasa ada yng aneh. Ia berbalik dan menghadap ke depan cermin.

"ARINNN!" teriak Chandra kala melihat wajahnya yang sudah tak tampan lagi itu.

"Anjing lo! Ngapain coret-coret muka gue pake make up punya lo?" ucap Chandra dengan nada tinggi menghampiri Arin.

"Kenapa sih? Orang lucu," jawab Arin.

"Lucu mata lo! Ini ngilanginnya gimana anjing!" ucap Chandra menendang kecil kaki Arin.

Chandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang