Saat ini Arin, Chandra dan juga Bagas tengah berada di ruang tamu. Iya, Bagas. Seseorang yang memanggil Chandra ternyata Bagaskara Aidan Nugroho. Bagas memakan corndog yang diberikan oleh Chandra kepadanya. Bagas pun menerimanya dengan senang hati.
"Oh iya, sekelas yang tau cuma gue berarti?" tanya Bagas.
"Enggak, Hana tau!" jawab Arin.
"Hah? Hati-hati aja sama dia!" ucap Bagas.
"Kenapa? Dia itu sahabat gue!" jawab Arin yang sedikit tak terima.
"Dia itu munafik Rin! Gue pernah denger kali, dia sama Lisa ngomongin lo!" jawab Bagas. Ucapan Bagas bukan sebuah hal yang ia buat-buat, memang benar adanya. Bagas mendengar dengan telinga ia sendiri, ia mendengar Hana dan Lisa yang ternyata sebagai sahabat suka membicarakan keburukan Arin.
Flashback
"Kok bisa sih, pada rebutan cewe kaya gitu? Padahal nih ya, menurut gue dia itu nggak cantik elah! B aja, Kenapa Samudera sama Jerry segitunya ya ngerebutin dia?" ucap Hana.
"Nggak tau sih! Pake pelet mungkin hahaha," jawab Lisa.
"Kalo bukan karena dadanya yang besar mungkin juga nggak bakal di rebutin kali ya? Palingan tangan Samudera yang bikin besar!" ucap Hana.
"Tapi bukannya sebelum sama Samudera emang besar ya? Operasi kali!" jawab Lisa.
"Iya juga ya, tapi kayaknya emang operasi deh! Gue pernah lihat pantat dia juga bagus, nggak mungkin kan kalo asli! Apalagi payudaranya juga!" jawab Hana.
"Paling udah nggak perawan!" jawab Lisa.
"Bisa jadi sih!" jawab Hana.
"Lonte," ucap Lisa sambil tertawa pelan.
Bagas masih ingat dengan jelas bagaimana Hana dan Lisa membicarakan buruk tentang Arin di belakangnya. Ia tak akan memberitahukan apa yang mereka bicarakan. Karna, itu bisa berakibat fatal.
"Salah denger kali, udahlah Gas dilanjut aja makannya! Gue beli banyak nih!" jawab Arin sambil membuka satu per satu plastik berisi makanan yang telah ia beli.
"Corndog nya enak banget!" ucap Arin kala menggigit ujung corndog yang berisi sosis dan keju mozzarella.
"Lo mau?" tawar Arin menyodorkan corndog tersebut kepada Chandra. Chandra melirik pelan lalu berniat menggigit corndog tersebut.
"Beli sendiri, wlek!" jawab Arin yang kemudian menggigit corndog tersebut. Chandra memutarkan kedua bola matanya dengan malas.
"Bercanda elah, nih!" Arin memberikan corndog tersebut kepada Chandra.
"Enak kan?" tanya Arin, Chandra menganggukkan kepalanya.
"Lumayan," jawab Chandra.
"Besok Minggu ke cfd lagi ya! Mau beli corndog yang banyak!" ucap Arin.
"Kaya punya uang aja lo! Paling minta ke gue," jawab Chandra.
"Ya kan, lo suami gue!"
"Semenjak nikah sama lo, gue tuh jatuh miskin ya! Mama sama papa nggak ngasih gue uang saku," sambung Arin.
"Nggak nanya sih," jawab Chandra.
"Anjing lo!" jawab Arin sambil membuka Nasi Kebuli yang telah ia beli.
"Mau Gas? Ini masih ada satu," tawar Arin, Bagas menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Chandra nanti nggak makan Rin, kalo buat gue semua!" jawab Bagas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra
Ficțiune adolescenți"Gue nggak mau nikah muda!" ucap Arin kala mendengar penuturan dari sang Ayah tadi. Chandra hanya diam mendengar penuturan Arin. Chandra sudah menduga jauh-jauh hari jika ini akan terjadi. Ia yakin bahwa keduanya tak bisa mengelak. Apalagi ditambah...