Keesokan harinya, Arin telah berada di kelas bersama dengan teman-temannya. Kelas belum begitu ramai hanya beberapa yang sudah masuk. Arin, Hana, dan Shefira saat ini tengah bertanya lebih tepatnya mengintrogasi Lisa.
"Lis kok kemarin Lo nggak masuk?" tanya Hana, Arin dan Shefira pun ikut menganggukkan kepalanya.
"Lo enggak kenapa-napa kan?" tanya Arin dengan wajah khawatirnya.
'Gue harus jawab apa dong?' batin Lisa.
"Gue enggak papa kok, kemarin gue malas aja masuk makanya bolos." Lisa menjawab pertanyaan Hana dengan wajah tenangnya.
"Tumben Lo males sekolah," ucap Shefira.
"Gue kira lo bolos sama Jerry!" ucap Chandra yang entah kapan tibanya di kelas. Arin menatap tajam wajah Chandra, sedangkan Chandra hanya tersenyum miring. Lisa terdiam mendengar penuturan Chandra, ia tak ingin teman-temannya mengetahui yang sebenarnya.
"Ha? E-enggak lah, ngapain coba!" jawab Lisa dengan terbata-bata.
"Kemarin Jerry juga enggak masuk Lis," ucap Hana.
"Ya mana gue tau!" jawab Lisa.
"Emangnya Lo bolos kemana?" tanya Chandra yang lagi-lagi membuat Lisa terdiam.
"G-gue ke mall, kenapa?" jawab Lisa.
"Enggak papa si, kemarin gue berangkat kaya liat Lo sama Jerry dan bukan ke arah mall," jawab Chandra, Arin benar-benar ingin menutup mulut Chandra juga sekarang. Dia benar-benar gamblang kepada Lisa, ucapan Chandra juga mampu membuat Lisa terdiam dan wajahnya memerah dan berkeringat dingin.
"Bener Lis?" Shefira bertanya.
"E-enggak Lo salah liat paling, gue juga enggak pernah deket kan sama Jerry!" Lisa mencoba mencari alasan yang masuk akal baginya.
"Iya juga sih!" Chandra kembali memainkan game di ponsel miliknya.
"Oh iya, kemarin ada pr?" tanya Lisa.
"Ada, sastra disuruh baca gurindam tapi bentuknya video. Tugas kelompok sih, kalo enggak salah Lo kelompoknya sama Chandra, Rania, Bagas deh Lis! " jawab Hana.
"Oh okee, makasi Hana!" ucap Lisa.
Arin menyenggol tangan Chandra, Chandra menoleh dengan tatapan sinisnya.
"Lo kok gitu sih ke Lisa!" bisik Arin.
"Serah gue lah!" jawab Chandra dengan ketus, Arin memutarkan bola matanya dengan malas, Chandra sangat menyebalkan baginya.
"Eh Han kelompok sastra kita sama siapa aja ya? Gue lupa lagi," Arin menepuk pundak Hana yang duduk di depan bangkunya.
"Elo mah kebiasaan, Jerry sama Firman." Ucap Hana sambil memakai bedak di wajahnya.
"Oh iya, namanya juga lupa!" jawab Arin sambil tersenyum.
"Lo sekelompok sama Jerry?" tanya Chandra, Arin menganggukkan kepalanya.
"Jerry belum tau kan Han?" tanya Chandra, Hana terdiam sejenak.
"Belum sih, kan dia kemarin enggak masuk."
"Tuker dong, Jerry masuk kelompok Lisa biar gue masuk kelompok Lo!" Chandra menawarkan diri kepada Hana, Hana menoleh ke Arin sambil bertanya-tanya.
"Enggak boleh gitu dong! Masa Lo mau ninggalin gue sih Chan?" Bagas tak terima mendengar usulan Chandra.
"Manja Lo! Banci tau," jawab Chandra kepada Bagas.
"Kaya gue mau aja sekelompok sama Lo!" Bagas tersenyum mendengar jawaban Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra
Teen Fiction"Gue nggak mau nikah muda!" ucap Arin kala mendengar penuturan dari sang Ayah tadi. Chandra hanya diam mendengar penuturan Arin. Chandra sudah menduga jauh-jauh hari jika ini akan terjadi. Ia yakin bahwa keduanya tak bisa mengelak. Apalagi ditambah...