Chandra terpukau dengan penampilan Arin. Ia terlihat cantik dan manis menggunakan sebuah gaun berwarna putih tersebut. Di tambah kulit putih dan mulusnya yang menambah kesan elegan semakin melekat padanya.
Arin memakai sebuah gaun berwarna putih dengan banyak aksesoris di gaun tersebut. membuat kesan mewah dan mahal pada gaun tersebut. Arin menutupi belahan dadanya yang terekspos, sedangkan Chandra sendiri masih belum berkutit. Hingga, Arin menepuk pundak Chandra dengan pelan.
"Chan! Chan!" ucap Arin sambil menepuk pelan pundak Chandra.
Chandra dengan cepat menggelengkan kepalanya, dan kemudian beralih menatap wajah Arin."Kenapa?" tanya Chandra.
"Bagus nggak?" tanya Arin. Chandra menganggukkan kepalanya dengan pelan, ia menatap gaun Arin dari atas hingga ke bawah.
"Terlalu terbuka tapi," ucap Chandra.
"Tante Valen, yang agak lebih sopan ada enggak?" tanya Chandra.
"Itu tuh sebenernya sopan Chan, tapi istri kamu aja yang dadanya kebesaran jadi baju kaya gitu aja kesannya jadi haram!" ucap Valen dengan blak-blakan. Arin dan Chandra terkejut mendengar penuturan Valen. Chandra berdeham pelan.
"Lo nggak mau pake kerudung?" tanya Chandra. Arin menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Gue belum siap," jawab Arin. Chandra menghembuskan nafasnya.
"Gimana jasnya?" tanya Chandra. Arin pun beralih mengamati penampilan Chandra. Ia meraba lengan Chandra mengecek bahan dari jas yang di pakai oleh Chandra.
"Bagus-bagus! Lo keliatan ganteng!" jawab Arin.
"Kalian mah sama-sama ganteng sama cantik! Tante yakin anak kalian pasti bakal nular ganteng sama cantiknya."
"Aamiin,makasih tante," jawab Arin.
"Tante, minta tolong fotoin Chandra sama Arin. Mau Chandra kirim ke mama sama papa," ucap Chandra yang kemudian menyodorkan handphone miliknya. Chandra pun mendekat ke arah Arin, ia kemudian berpose bersama.
cekrek
Valen menekan tombol kamera di handphone milik Chandra.
"Makasih tante," ucap Chandra.
"Eh, ulang-ulang. Jelek ah, yang lebih mesra dong!" ucap Valen.
Chandra melirik sekilas ke arah Arin, Arin pun ikut melirik ke arah Chandra. Chandra berdeham pelan, lalu meletakkan telapak tangannya di pinggang ramping milik Arin. Valen kembali memotret keduanya. Chandra pun mengirim foto tersebut kepada Santi.
***
Chandra dan Arin saat ini tengah berada di sebuah cafe. Arin meminum jus jeruk kesukaannya.
"Tinggal tiga hari lagi," gumam Arin.
"Kenapa? Lo nggak sabar?" tanya Chandra.
"Enak aja! Yang ada gue lagi meratapi nasib!" jawab Arin.
"Bilang aja nggak sabar tidur seranjang sama gue!" ucap Chandra. Arin memukul pelan lengan Chandra.
"Sakit anjing!" ucap Chandra.
"Bodo!"
Arin membuka handphone miliknya, sebuah notifikasi masuk. Arin membuka notifikasi tersebut.
Samudera: send a photo
Arin membuka pesan dari Samudera.
Samudera:
Ini kamu bukan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra
Fiksi Remaja"Gue nggak mau nikah muda!" ucap Arin kala mendengar penuturan dari sang Ayah tadi. Chandra hanya diam mendengar penuturan Arin. Chandra sudah menduga jauh-jauh hari jika ini akan terjadi. Ia yakin bahwa keduanya tak bisa mengelak. Apalagi ditambah...