Ribut

256 15 0
                                    

Arin mengikat tali sepatu miliknya, ia berjalan menuju garasi dan menghidupkan motor miliknya. Chandra mematikan motor milik Arin dan menarik kunci tersebut.

"Apaan sih lo?" ucap Arin meraih kunci motor miliknya.

"Eits! Mau ngapain lo? Berangkat sama gue, nggak usah ngada-ngada!" jawab Chandra.

"Nggak mau! Gue mau nyetir sendiri!"

"Kenapa?" tanya Chandra. Arin menggelengkan kepalanya.

"Gue nggak suka pake motor lo!" ucap Arin.

"Kenapa?" tanya Chandra melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Ya nggak papa! Gue suka pake motor gue!" Arin memakai helm tanpa kaca miliknya.

"Yaudah besok gue beli yang kaya gitu! Sekarang pake motor lo dulu!" ucap Chandra ia kemudian duduk di atas jok motor matic tersebut. Chandra memakai helm yang sama seperti Arin.

"Ayo naik!" ucap Chandra, menepuk jok belakang. Arin pun kemudian menaiki motor matic miliknya. Sepanjang perjalanan hanya suara angin dan kendaraan yang terdengar. Arin maupun Chandra tidak membuka percakapan.

"Eh ada pr nggak sih?" Chandra melirik kearah spion yang terdapat wajah Arin dari spion tersebut.

"Ha?" tanah Arin.

"Ada pr nggak?" Chandra sedikit mengeraskan suaranya.

"Pr? Nggak ada! Eh gue lupa bawa topi!" jawab Arin, Chandra memejamkan matanya.

"Kebiasaan banget sih lo!"

"Berhenti dulu Chan!"

"Gimana sih lo? Mau balik?" Chandra menepikan motor, di tepi jalan.

"Aduh, udah hampir sampai lagi! Nggak usah deh nggak papa, lanjut aja!"

"Lah terus lo gimana?" Chandra menolehkan kepalanya, menatap wajah Arin.

"Ahh nggak papa! Nanti gue mau bolos upacara!" jawab Arin.

"Yakin lo? Jangan aneh-aneh deh!" tegur Chandra.

"Dah lah banyak bacot lo, ayo!" Chandra menggelengkan kepalanya ia pun kembali melajukan motornya, hingga tiba di SMA Siamouniti.

Arin berjalan meninggalkan Chandra di parkiran sendirian, ia memilih untuk berjalan seorang diri. Ia memasuki kelas dengan pelan dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum," ucap Arin, Devia dan Nadya pun menjawab salam tersebut.

"Anjay, mimpi apa lo berangkat se-pagi ini Rin?" tanya Nadya.

"Biasa aja kali, lebay lo!" Arin meletakkan tas ransel miliknya.

"Pake topi nggak lo?" tanya Arin.

"Gue mau bolos aja! Males gue ikut upacara!" jawab Nadya yang diangguki Nadya.

"Kemana?" Arin berjalan mendekat ke Devia dan Nadya.

"Kantin, mau ikut?" tawar Nadya.

"Boleh deh! Btw, lo bawa apaan tuh?" tanya Arin.

"Oh lipcream! Ini gue beli baru nih!" jawab Nadya.

"Mau coba dong!" Nadya menyodorkan lipcream miliknya yang berwarna merah tua tersebut. Arin mengoleskan lipcream tersebut ke bibirnya dengan tipis-tipis.

"Bagus nggak?" tanya Arin.

"Bagus-bagus!" Devia dan Nadya menjawab. Tak lama setelahnya, Hana memasuki kelas bersama dengan Lisa.

"Lo pake lipstik Rin?" tanya Lisa, Arin menganggukkan kepalanya.

"Bagus nggak?" Lisa bemandang Arin dengan tatapan aneh.

Chandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang