Hukuman

945 31 0
                                    

⚠️little bit sensitif content

   Renjun bawa gue ke apartnya, dia seret gue. Dia banting pintu dan langsung dorong gue masuk ke dalam sampai gue jatuh kelantai. Satu detik kemudian renjun tampar gue, rasanya pipi gue panas banget.
Renjun jambak rambut gue, seret gue ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Gue memekik kesakitan, rasanya kaya kulit kepala gue lepas. Gue gak diam aja, gue berontak berusaha lepasin tangan renjun yang mencengkram rambut gue.
Satu pukulan mendarat di wajah gue sampai hidung gue berdarah sukses membuat gue diam karena pening dan sakit yang tiba-tiba, dia nyalain keran dan mengisi bathub dengan air.

  Gue cuma bisa duduk di lantai sambil menyeka darah yang masih keluar di hidung gue. Renjun masih natap gue dengan marah tanpa mengatakan apapun. Setelah bathub cukup terisi banyak air renjun kembali narik rambut gue, beberapa kali dia tenggelamkan kepala gue ke bathub. Gue cuma bisa berontak pukul-pukul tangan dia karena gue  udah mulai kehabisan nafas.

  Renjun tarik kepala gue dari air, gue langsung menghirup oksigen sebanyak mungkin. Mata gue perih, kepala gue berat banget rasanya.

"Maksud lo apa? Berusaha kabur dan minta tolong tadi?" Tanya dia, gue cuma senyum ngejek dia.

"Lo pikir gue nurut sama lo selama ini karena apa? Gue mau dapat kepercayaan lo buat keluar rumah dan kabur." Jawab gue jujur

Renjun menyunggingkan senyum miringnya dan mengangguk.

"Tadinya gue mau cukup berbaik hati sama lo, tapi kayaknya gue udah terlalu baik belakangan ini sampai lo berani buat nyoba kabur." Ujarnya

"Memohon lah Naya, minta maaf sama gue sebelum gue sakiti lo lebih jauh lagi." Lanjutnya

"Buat apa? Gue udah gak mau hidup kok, gue gak akan pernah sudi mohon-mohon sama lo sekalipun gue harus mati." Jawab gue, Renjun cuma senyum. Dia dorong kepala gue buat masuk kedalam air lagi, menenggelamkan kepala gue sampai gue meronta-ronta karena kehabisan nafas barulah Renjun mengeluarkan kepala gue dari dalam air. Dia terus melakukan penyiksaan itu berulang kali.

"Lo mau pergi dari sini kan? Lo gak mau tinggal sama gue lagi? Oke gue turuti mau lo itu, akan gue pastikan lo mohon-mohon sama gue buat balik kesini." Jawabnya.

"Jadiin gue pelacur gak akan buat gue memohon balik sama lo." Jawab gue, Renjun cuma ketawa.

"Percaya Nay itu lebih baik daripada ini, semua yang gue lakukan ke lo belum ada apa-apanya." Jawab Renjun, dia berdiri dan pergi gitu aja.

.....

  Malamnya renjun bawa gue ke klub malam seperti biasanya, di depan teman-temannya renjun buka paksa hoodie kebesaran yang gue pake. Menyisakan bikin yang terbungkus kemeja putih tipis menerawang di tubuh gue, tentu saja gue pake ini dengan paksaan renjun.

"Lo gila!" Ucap gue gak terima, Renjun gak gubris gue. Dia malah dorong gue ke arah Jaemin.

"Bantu gue hukum dia, bawa dia ke tempat lo balikin ke gue kalau dia yang mohon-mohon buat pulang ke tempat gue." Ucap Renjun, Jaemin senyum sumringah mendengar itu.

"Kalau lama gimana?" Tanya Jaemin

"Gak masalah mau sampe setahun pun gapapa kalau dia kuat." Jawab Renjun sambil tatap gue tersenyum meremehkan.

"Gue boleh melakukan apapun sama dia? Apa aja?" Jaemin bertanya lagi

Renjun mengangguk "terserah lo, asal jangan buat dia cacat atau mati aja."

"Oke setuju." Ucap Jaemin tampak senang

"Biaya rumah sakit nya lo tanggung sendiri, gue gak mau tau pulangkan dia dalam keadaan baik-baik saja kaya pas gue kasih dia ke lo sekarang." Ucap Renjun, Jaemin ngangguk sebagai jawaban.

Eccedentesiast  [Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang