Sudah berjam-jam gue mendiamkan renjun, mengabaikan dia yang terus bertanya ada apa atau kenapa sampai dia bosan sendiri dan hanya diam memperhatikan gue.
Gue sempat mencapture wajah perempuan itu, gue pergi ke kamar mandi dan diam-diam menghubungi yangyang. Untuk menanyakan siapa perempuan itu.
Yangyang cukup lama membalas pesan chat gue, sampai akhirnya dia mau memberi tahu siapa perempuan itu meskipun dia gak mau memberitahu gue siapa namanya. Dia mantan pacar renjun, mereka cukup lama berpacaran katanya."Buka pintunya naya." Ujar renjun dari luar kamar mandi, gue menghapus pesan dari yangyang tadi dan membuka pintu.
"Jadi ada apa sampai lo nanya soal mantan gue ke yangyang? Dia yang buat lo nangis-nangis?" Tanya renjun, bodoh. Gue lupa kalau yangyang pasti akan mengadu pada renjun.
"Gapapa."
"Berikan handphone lo naya."
"Buat apa? Gak mau, lo juga punya sendiri."
"Naya." Renjun menatap gue dengan tajam, membuat nyali gue langsung ciut dan mau gak mau gue memberikan handphone di tangan gue pada renjun. Dia cukup lama mengutak-atik handphone gue, dan entah bagaimana cara nya renjun tahu soal email itu.
"Brengsek!" Umpat renjun marah, dia membanting handphone gue ke lantai sampai benda itu pecah berhamburan menjadi beberapa bagian. Dan gue mulai menangis lagi.
"Ayo bercerai." Ujar gue, renjun menatap gue tak percaya lalu menggelengkan kepalanya.
"Jangan gila naya, kita bahkan belum satu minggu menikah."
"Justru itu-"
"Enggak! Lo mikir apa sih nay? Pernikahan bukan sesuatu yang bisa lo permainkan dengan mudah kaya gini." Renjun menyahut dengan marah, tidak menbiarkan gue melanjutkan ucapan gue.
"Gue tau! Tapi gue gak cukup baik buat lo, gue egois. Gue cuma bisa terima lo yang sekarang dan gak bisa terima masa lalu lo ternyata. Padahal masa lalu gue juga sama buruknya,tapi gue gak bisa terima itu."
"Lo gak perlu terima masa lalu gue, Dan buat apa lo memikirkan masa lalu, bukannya itu sia-sia? Jangan pernah melihat ke belakang lagi naya. Jangan pernah mengatakan kata cerai lagi. Kita sudah hampir mati untuk satu sama lain, apa itu gak cukup buat membuktikan kalau lo sangat berharga buat gue naya, lebih dari nyawa gue sendiri."
Gue berusaha buat cari celah kebohongan di matanya, tapi gue gak menemukan itu.
"Maaf.." lirih gue, renjun peluk gue tanpa mengatakan apapun......
Kita pulang setelah satu minggu di maldives, mood gue buat jalan - jalan dan liburan bareng renjun hancur. Dan rencana liburan kita semuanya gagal, gue sudah biasa lagi menyikapi renjun hanya saja sesekali setiap gue ingat rekaman itu darah gue mendidih lagi dan gue jadi marah - marah gak jelas ke renjun. Tapi ternyata dia suami yang baik, setiap gue mulai marah - marah dia selalu menanyakan gue mau apa atau kadang tanpa banyak bicara dia kasih kartunya ke gue dan pergi gitu aja.
Renjun mulai bekerja di kantor kakaknya, sesekali dia ikut meeting sama ayahnya. Dia yang bekerja di 2 tempat benar - benar punya waktu sedikit buat gue, gue berusaha buat hubungi teman - teman gue saat ngampus dulu tapi mereka selalu beralasan sibuk atau apapun itu dan menolak ajakan gue buat bertemu. Mereka bilang mereka sungkan buat bareng gue lagi. Dan gue mengerti hal itu, jadi gue berhenti menghubungi mereka.
Gue akan melanjutkan kuliah gue, setelah tahun ajaran baru di mulai. Masih ada beberapa bulan lagi, dan gue sudah tidak sabar menunggu hal itu. Gue rindu kelelahan menghadapi tugas - tugas kuliah yang numpuk itu, meskipun agak sedikit menyebalkan tapi itu menyenangkan.
Perhatian gue yang tengah menonton tv teralihkan ketika handphone gue berbunyi, gue menerima pesan chat dari nomor yang tidak gue kenal sama sekali. Sebuah video, gue ingin mengabaikannya tapi rasa penasaran gue semakin besar setiap detiknya dan gue gak bisa menahan diri untuk gak buka video itu.
Lagi dan lagi video renjun sama mantan pacarnya kemarin, beruntungnya ini bukan video tak senonoh seperti kemarin. Hanya video renjun yang melamar perempuan itu, gue iri betapa romantisnya dia di lamar. Video berdurasi 1 menit itu sangat singkat, jelas dan membuat gue cemburu lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/355062392-288-k827437.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast [Huang Renjun]
Fanfiction21+ | Jung Naya,mahasiswi jurusan psikologi yang tanpa sengaja melihat suatu pembunuhan di universitasnya. Terpergok oleh kelompok pembunuh itu membuat Naya akhirnya terjebak di antara mereka, dalam permainan gila yang akan membuatnya kehilangan a...