"Naya gue punya informasi yang menarik buat lo." Ucap renjun yang baru saja datang sama haechan. Gue yang lagi baca buku novel langsung menutup bukunya.
"Apa lagi?" Tanya gue,haechan yang baru aja duduk di samping gue membuka laptopnya menunjukan sebuah video.
"Gue punya tugas kampus,jadi gue memutuskan buat selidiki kasus kematian lo dan wawancara keluarga lo. Tanya-tanya soal lo tentu saja,dan ada satu fakta yang lo pasti belum tau juga. Ini benar-benar menarik." Cerita haechan
"Lo kuliah jurusan apa?" Tanya gue
"Kriminologi." Itu renjun yang menyahut.
"Wow,pelaku kriminal masuk jurusan kriminologi. bukannya itu aneh." ucap gue,haechan cuma senyum.
"Justru itu nay,dengan otak yang sama-sama kriminal gue bisa dengan mudah memecahkan kasusnya. Lagipula gue udah cuci tangan,jejak dulu gue udah bersih." Jawab haechan,gue cuma ngangguk menanggapinya.
Haechan play video nya,pertama dia wawancara kakak gue sama sungchan juga beberapa teman-teman gue. Hati gue sesak,gue kangen mereka juga.
Dan terakhir video wawancara bunda,gue gak bisa buat gak ikut nangis juga nontonnya."Disini yang gue maksud naya." Ucap renjun
"Sebenarnya,naya bukan anak kandung saya. Kami mengadopsi naya saat dia berusia 2 bulan. Kami adopsi karena kakaknya merengek ingin adik sementara saya sudah tidak bisa hamil lagi. meskipun begitu saya benar-benar menyayangi naya melebihi apapun seperti anak saya sendiri."
"Lalu,apa anda tahu siapa orangtua naya sebenarnya?"
"Sama sekali tidak,yang saya dengar dari panti asuhan tempat saya mengambil naya kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Naya lahir premature karena kecelakaan itu."
Gue minta haechan buat berhenti putar videonya,rasanya gue gak mau percaya sama ucapan bunda barusan,dari sekian banyak kenyataan jahat yang ada dalam hidup gue yang satu ini gak mau gue percaya.
"Jangan membual,lo pasti bayar bunda buat bilang gitu kan." Ucap gue gak terima
"Buat apa naya? Gak ada gunanya buat gue,gue bikin video ini buat tugas kuliah gue bukan buat cari sensasi dan menyebarluaskan di media sosial." Jawab haechan
"Lo semua bohongin gue,brengsek!" Ucap gue gak terima,entah kenapa hati gue sakit banget rasanya. Gue gak mau tau dan gak mau denger kenyataan kaya gini. Sampai kapanpun gue gak bisa terima ini semua,gue merasa di bohongi banget sama seseorang yang udah gue percaya sepenuhnya seumur hidup gue. Meskipun bunda baik banget sama gue,gue tetep gak bisa terima semua ini.
"Gak usah denial dan bohongin diri lo sendiri naya,kenyataannya emang kaya gini." Ucap renjun.
Gue cuma bisa pergi ke kamar dan nangis meraung sejadi-jadinya,gue sama sekali gak mau percaya dan terima ini gitu aja. Tapi itu bunda yang bilang sendiri. Gue lebih suka dipukulin sampai sekarat daripada harus denger ini semua. Entah kenapa rasanya gue di khianati dan di bohongi sebesar itu.
Renjun masuk ke kamar setelah gue cukup bisa menenangkan diri gue sendiri.
"Sekarang lo tau naya,lo bener-bener gak punya siapapun selain gue. Lo gak punya tempat buat pulang,lo gak punya seseorang yang bisa lo bagi keluh kesah lo.""Gak ada pilihan lain buat lo,selain hidup bergantung sama gue. Lo benar-benar sendirian naya kalo lo pergi dari gue." Celoteh renjun
Gue pengen sangkal semua ucapan renjun barusan,tapi semua itu benar.
Gak ada yang bisa gue bantah,meskipun gue benci fakta itu......
Setelah hampir satu minggu gue masih gak mau terima semua itu,gue mengurung diri di kamar. Mental gue benar-benar terguncang rasanya menerima fakta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast [Huang Renjun]
أدب الهواة21+ | Jung Naya,mahasiswi jurusan psikologi yang tanpa sengaja melihat suatu pembunuhan di universitasnya. Terpergok oleh kelompok pembunuh itu membuat Naya akhirnya terjebak di antara mereka, dalam permainan gila yang akan membuatnya kehilangan a...