Never Hapily Ever After

163 17 0
                                    

Pernikahan gue dan renjun benar - benar tidak berjalan dengan baik, gue merasa selalu ada masalah yang terjadi antara kita. Terkadang gue merasa ingin menyerah dan menyudahi pernikahan ini, tapi renjun selalu berhasil meyakinkan gue bahwa kita akan baik-baik saja dan ya sejauh ini ternyata gue bisa menjalaninya. Renjun yang selalu berhasil membuat gue yakin kalau gue gak pernah salah memilih suami, meskipun terkadang kita berselisih karena berbeda pendapat tapi itu bukan masalah besar.

Pagi ini gue terbangun dengan rasa mual yang luar biasa, beberapa hari ini gue memang sering sakit kepala.
Gue mau muntah tapi gak ada yang bisa gue keluarkan dari perut gue, perasaan ini cukup menyiksa.

"Mau pergi ke dokter?" Tanya renjun di ambang pintu kamar mandi, gue menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Gue telat satu minggu." Ujar gue, gue bergegas membuka kotak obat dan mengambil sebuah test pack yang selalu gue sediakan buat jaga-jaga.

Gue pakai 2 test pack sekaligus untuk memastikan hasilnya, tangan gue sedikit gemetar ketika perlahan 2 garis muncul semakin jelas. Gue tatap renjun yang masih berdiri di ambang pintu.

"Gue hamil." Ucap gue, renjun berjalan mendekat mengamati tespek di tangan gue.
Senyum manis renjun merekah dan dia peluk gue.

...

Kita setuju buat merahasiakan kehamilan gue sementara ini, sejauh ini hanya gue dan renjun yang tahu.
Malam ini ulang tahun kak jaehyun yang ke 33 dan kita tengah makan malam bersama.

"Kenapa kamu gak minum anggur nya naya?" Tanya kak jaehyun

"Aku gak bisa minum, kalian aja." Jawab gue

"Naya hamil, baru 5 minggu." Sahut renjun, semua orang saling melemparkan pandangan lalu tersenyum.

"Ya tuhan, akhirnya.. naya jangan ragu untuk meminta sesuatu apapun dari kakak. Akan kakak berikan apapun." Ujar kak jaehyun, gue hanya tersenyum dan mengangguk.

"Selamat sayang, akhirnya keluarga kita akan punya bayi lagi."
Nenek beranjak memeluk gue, gue menyambut pelukan hangat itu.
Apa tak masalah gue sebahagia ini? Gue takut kebahagiaan ini hilang begitu saja nanti.

=====

Perut gue semakin membesar, dan entah keajaiban dari mana istri kak jaehyun juga hamil dengan jarak yang berdekatan dengan gue setelah mereka menikah 5 tahun lamanya.
Tapi anehnya kak jaehyun selalu lebih memperhatikan gue lebih dari suami gue sendiri lebih dari dia memperhatikan istrinya yang sedang hamil juga. Tak jarang ia selalu ingin tahu hasil pemeriksaan kehamilan gue, menanyai kabar gue setiap minggu.

Renjun menjadi suami yang siaga, dia memperhatikan gue bahkan hal-hal kecil sekalipun seperti mengikat rambut gue bahkan memaksa untuk menyuapi gue.

"Jangan berdiri terlalu lama." Ujar renjun sembari mengelus perut buncit gue.

"Tinggal menghitung hari, dokter bilang harus sering jalan-jalan kan." Jawab gue.

"Naya gue belum pernah berterimakasih atas semua kebahagiaan yang lo berikan ini." Ujar renjun tiba-tiba.

"Apa sih, tiba-tiba." Gue sedikit tertawa menanggapi nya.

"Kalian benar-benar segalanya, gue belum pernah bilang kalau gue mencintai lo naya. Lebih dari apapun."

"Diem ga, geli dengernya." Canda gue, kita tertawa bersama sembari renjun sesekali mengecup pipi gue.

Eccedentesiast  [Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang