Porn Revenge

791 30 5
                                    

Sensitif Content ; Suicide

=========================

Gue kira gue akan kehilangan renjun,beruntungnya yangyang datang tepat waktu dan dia bawa 2 ambulance. Kita berhasil selamat meskipun renjun harus berjam-jam di ruang operasi,di perjalanan menuju ke rumah sakit gue gak sadarkan diri.
Pihak rumah sakit gak banyak bertanya,setidaknya ke gue gak ada yang bertanya sedikitpun. dan belakangan gue baru tau kalau kita dirawat di rs punya kakeknya jeno tentu saja masalah ini bisa di bungkam dengan mudah sama jeno.

Udah 3 hari gue disini,dan kejadian gila kemarin benar-benar mempengaruhi hidup gue. Setiap malam gue selalu terbangun karena mimpi buruk,gue terus terbayang-bayang akan kesalahan yang gue lakukan soal gue yang udah bunuh orang lain. Kadang gue merasa di hantui padahal itu cuma ketakutan di pikiran gue aja. Semenjak masuk rumahsakit gue belum ketemu siapa-siapa lagi,gue juga belum ketemu renjun dan belum dengar kabarnya gimana.

Gue menoleh ke arah pintu ketika seseorang membukanya,yangyang muncul di balik pintu dan senyum ke gue.

"Udah baikan naya?" Tanya dia

"Jauh lebih baik dari kemarin." Jawab gue

"Renjun suruh gue buat lihat keadaan lo,gimana perasaan lo setelah bunuh orang buat pertama kalinya?" Tanya dia

"Gue kacau banget,kayaknya gue udah mulai gila."
Yangyang tertawa mendengar jawaban gue.

"Kelihatan dari mata lo yang kayaknya kurang tidur itu." Ujarnya

"Gimana renjun?"

"Dia baik-baik aja,mau ketemu dia?" Tanya yangyang,gue mengangguk dan segera turun dari ranjang.

...

Gue membuka pintu ruangan rawat renjun pelan,gue lihat dia lagi duduk di ranjang sambil baca buku. Dia kelihatan baik-baik aja,jauh lebih baik dari gue padahal kemarin dia sekarat.

"Lo kaya mayat hidup nay." Komentarnya ketika melihat gue

"Dan lo kelihatan baik,kecuali infus sama kantung darah itu." Jawab gue,renjun senyum menanggapinya.
Gue berjalan ke arah renjun dan peluk dia,renjun sedikit tertawa tapi dia balas pelukan gue.

"Gue denger dari yangyang soal lo yang nangisin gue." Ucapnya

"Gue kira lo mati,brengsek." Sahutku,renjun tertawa.

"Jadi,baru 3 hari gue gak liat lo dan lo udah sejelek ini?" Ucap renjun sambil menatap gue,tangannya mengulur mengusap bagian bawah mata gue pelan.

"Yah,gue hampir gila rasanya. Gue gak bisa tidur dan selalu mimpi buruk,gue selalu merasa di hantui sama kejadian kemarin." Cerita gue

"Lo cuma belum terbiasa."

"Gue gak mau terbiasa juga,biar gue merasa berdosa seumur hidup."

Di tengah-tengah obrolan kita handphone renjun berbunyi,dia kelihatan menatap handphone nya dengan serius.

"Kayaknya gue harus benar-benar kasih pelajaran sama haechan." Ucapnya setelahnya.

"Yang kemarin nyuruh orang-orang itu juga haechan?" Tanya gue,renjun mengangguk.

"Tapi kenapa?" Tanya gue lagi

"Dia menginginkan lo naya,udah jelas."

"Padahal masih banyak pelacur di luar sana yang lebih baik dari gue."

"Gue sama haechan cari tau soal latar belakang lo naya,soal keluarga lo yang sebenarnya. Sepertinya haechan menemukan sesuatu yang menarik soal itu."

Hp di saku baju pasien gue berbunyi,renjun hendak merebutnya tapi gue langsung mundur menjauh membaca sebuah pesan chat dari haechan yang hanya berisi sebuah link twitter.

"Sini hp lo naya." Ujar renjun

"Buat apa?"

"Sini aja,jangan sekali-kali lo buka chat dari haechan." Ucap renjun yang sepertinya sudah mengetahui isinya.
Tapi ya larangan adalah perintah,gue semakin penasaran karena renjun melarang gue buat buka pesan itu.

Gue mundur sedikit menjauh dari renjun,renjun yang belum bisa banyak bergerak cuma menghela nafas. Gue buka tautan itu,hasilnya menampilkan sebuah thread dari akun random yang berisi foto nude gue. Gak cuma satu foto aja,tapi ada 7 foto yang haechan sebar. Dia gak tanggung-tanggung sebar foto nude gue,dia juga kirim ke komunitas kampus gue dan beberapa akun besar penyebar video porno.

'udah gue bilang naya,gue sebar foto nude lo kalau gak mau balik ke gue kan.' pesan chat haechan kemudian masuk lagi.

Gue gak bisa berkata-kata lagi,haechan se brengsek itu. Gue cuma bisa nangis,sekarang bahkan tubuh gue udah di lihat ratusan ribu orang di luar sana yang bahkan gak gue kenal sama sekali.

......

Hidup gue semakin gak tenang dibuatnya,saat di rumah sakit beberapa perawat bahkan dengan terang-terangan saling berbisik ketika melihat gue. Gak jarang gue bisa dengar ucapan mereka seperti 'itu dia ya? Yang foto nude nya disebar di twitter?'
Semudah itu orang-orang mengenali gue,meskipun mereka gak tau nama gue. Di tambah beberapa komentar di internet soal tubuh gue,dari beberapa orang yang gue kenal di kampus maupun orang-orang yang gak gue kenal sama sekali benar-benar membekas di kepala gue.

Gue percaya renjun udah berusaha semaksimal mungkin buat take down semua postingan yang memuat foto nude gue,tapi gue juga yakin foto itu gak akan pernah hilang 100% di internet dan akan ada disana selamanya. Balas dendam terjahat menurut gue dengan mempermalukan seseorang selamanya seperti itu.

"Ayo tidur nay." Ujar renjun,memeluk gue dari belakang. Gue mengangguk pelan menggenggam tangan renjun yang tengah melingkar di pinggang gue.

Berjam-jam gue cuma diam di pelukan renjun kaya gini,pikiran gue terus berisik gak membiarkan gue buat beristirahat barang sebentar saja. Gue mengkhawatirkan banyak hal,gue juga memikirkan akan seperti apa gue buat kedepannya? Apa gue harus terus hidup seperti ini?
Semakin gue berpikir semakin banyak pikiran buruk yang berbicara di kepala gue.

Gue udah gak tahan lagi sama semua ini,gue udah benar-benar muak sama semuanya. Gue berbalik menatap renjun,memastikan dia udah benar-benar tidur dengan pulas. Gue turun dari ranjang perlahan,memastikan renjun tidak sampai terbangun.

Gue membuka lemarinya,mengambil salah satu ikat pinggang renjun yang cukup panjang. Gue pakai di leher gue dengan cukup erat,gue buka pintu dan ambil kursi meja komputer renjun. Gue naik dan ikatkan ikat pinggang ini ke plafon pintu yang sedikit bercelah. Gue menghela nafas sebelum menendang kursi itu supaya jatuh. Kaki gue mulai berayun,gue kepalkan tangan gue menahan rasa sakit dan sesak ini.

Gue lihat renjun terbangun dari tidurnya,dia langsung bangun dan lari ke arah gue.

"Naya!! Jangan kaya gini,gue mohon nay.." renjun berteriak dengan panik,dia ambil gunting di laci nakasnya menahan kembali kaki gue dengan kursi dan berusaha menggunting ikat pinggang yang melingkar di leher gue.

Gue sama renjun jatuh ke lantai,gue mulai terbatuk-batuk gak karuan. Renjun peluk gue dan dia nangis?

"Jangan menyerah naya,gue pasti balas haechan bagaimanapun caranya. Gue janji,gue mohon jangan berpikir buat mati lagi. Jangan pernah.." Ujar renjun

"Gue udah gak kuat ren.." jawab gue,gue nangis sesegukan di pelukan renjun.

To Becontinued...

Eccedentesiast  [Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang