Ycm 25

40 6 0
                                    

Author pov

Menggeliat sesudah bangun tidur rasanya emang enak, otot – otot  yang terasa kaku kembali terasa lentur dan inilah yang dilakukan Lala sekarang, menggeliat dengan anggun nya diatas ranjang yang beralaskan seprai putih.

Dia bangun dan duduk setelah  menggeliat mengarahkan tangan nya mengambil gelas yang berisikan air putih diatas nakas, namun tiba-tiba Lala mengusap-usap seprai yang sekrang sedang menjadi alas duduknya, dan entah kenapa juga  tiba-tiba dia menangkupkan kedua tangan nya di wajah, dia malu, wajahnya bersemu merah seperti nya seprai ini punya cerita sendiri untuknya.

Lala terus tersenyum, rona merah di wajah nya ga mau hilang, seperti nya dia harus menyalurkan sesuatu yang ada didalam dirinya kepada seseorang, dengan semangat dia pun mengambil handphone nya, tanpa berpikir lagi langsung saja dia telpon orang tersebut, tut...tut tertera tulisan panggilan video di layar hapenya. Satu kali, dua kali, sampai tiga kali nada sambung telpon nya ga juga diangkat. 

Ga menyerah Lala pun mencoba lagi. Tetap dengan panggilan video, tapi ternyata sama telpon kedua kalinya pun ga diangkat. Lala berdecak kesal. Dia ingin mencoba lagi untuk yang ketiga kalinya namun saat Lala ingin menekan tulisan redial satu chat masuk ke hapenya. “jangan telpon dulu La” isi chat yang baru dia terima,

Lala membaca chat itu, dahinya berkerut saat  ia membaca chat tersebut, dan melihat siapa pengirim nya, ya matanya ga salah chat itu benar dari Nana.

Lala menarik nafasnya, ada apa lagi sekarang? 

**

Nana pov

Kemarin, tiba-tiba Adi menghampiriku,  katanya aku dipanggil papa, dan dia disini untuk menjemputku. Aku bingung apakah ku harus ikut dengan nya atau tidak, kata dia ini penting membuatku terpaksa ikut dengan nya. Aku ga sempat pamitan langsung dengan Lala, karna Lala sedang dikamar mandi, tapi aku ga lupa mengirimi nya chat dan bilang kalau aku harus pergi dengan Adi karna papa memanggil ku.

Chat sudah ku kirim ke hapenya, yang ternyata langsung dia baca dan langsung pula dia membalasnya.

 “mau kemana, ada apa?” tanya Lala padaku . 

“aku ga tau ada apa, ini aku hanya di suruh pulang kerumah” balasku. 

Dan lagi kudapati chat nya “tunggu aku” balasnya.

Aku ga menjawab chat terakhirnya. Chat itu hanya ku baca, dan ku biarkan. Aku bingung harus menjelaskan apa padanya, sedangkan aku sendiri dipanggil papa karna apa, aku ga tau. Aku terdiam untuk sesaat.

Sampai suara Adi menyadarkan ku.

“Ayo yang, jalan sekarang” Aku melihat Adi, dan kembali bertanya “ini serius, papa manggil aku?” Adi mengangguk.

“ada apa aku dipanggil?”  lagi ku bertanya. 

“Mungkin kita mau dinikahin Na” ucap Adi seperti ga ada beban sambil melihat ku.

“hahaa” aku tertawa canggung di depannya, “itu mah mau kamu” sambung ku karna ku lihat Adi seperti bingung menerima tertawa ku dan sekarang dia seperti bingung menerima kata-kata ku.

Bodolah .

Dan disinilah aku, di parkiran mobil yang letaknya persis di depan restoran. Ya aku memutuskan aku ga menunggu Lala, kebiasaan Lala yang lama dikamar mandi membuat ku ga bisa menunggu nya lama-lama, bukan karna aku ga mau menunggu, tapi Adi terus saja merengek agar kami segera jalan, dan terpaksa Lala ku kalahkan.

Kaki ku melangkah mendekati mobil, tangan ku, ku gerakan untuk membuka pintu mobil  setelah pintu terbuka ku letakan pantatku di kursi samping pengemudi, ya aku semobil dengan Adi. Mobil ku, biar ku tinggal disini.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang