Ycm 21

161 16 0
                                        

Waktu semakin siang, matahari hampir tepat berada diatas kepala, bolak balik Lala melihat jarum pendek di jam dinding, dia gelisah. Tiga jam lalu Nana bilang padanya ingin keluar membeli makan namun sampai sekarang Nana belum juga kembali, bukan, bukan karna perutnya yang sudah minta di isi, tidak bukan itu, Lala bisa menahan rasa lapar yang menyerang nya, melainkan Lala gelisah karna tidak biasa nya Nana keluar sangat lama, bahkan Nana ga mengganggu dirinya sama sekali tak ada chat atau telpon untuknya. Lala menarik nafas nya Oh God Childish banget kelakuan ku. Pulang dong Na, maafin aku.

Flasback

Keluar dari kamar mandi yang Lala tuju langsung lemari pakaiannya, dia, acuh, menghiraukan Nana yang berjalan dibelakang-nya sambil terus meminta maaf. Sampai akhirnya Lala berhenti di depan lemari nya, Nana masih saja berdiri menatap Lala sambil terus mengucapkan kalimat sakti itu, Namun, saat Nana melihat tangan Lala bergerak mengambil pakaian kerjanya Nana memilih mundur dan berjalan meninggalkan Lala. Lala yang melihat itu dari pantulan kaca di depan nya hanya mengerutkan dahinya. Lala enggan bertanya namun dia tetap memperhatikan Nana dari tempatnya berdiri. Lala menarik nafas lega saat dia tau kemana langkah Nana, senyum tipis pun terselip di ujung bibirnya dan dari pantulan kaca tempatnya berdiri Lala terus memperhatikan Nana, senyum yang tadi sempat ada seketika menghilang saat dia melihat Nana mengobrak abrik isi lemari nya. Decakan kesal disertai kalimat tidak suka terlontar dari bibir-nya. ck, nyari apa sih? Semuanya diberantakin! Ocehnya pelan seperti berbisik namun, ada kekesalan di kalimat yang dia ucap.

Saat ini misalkan Lala seekor hewan mungkin sudah muncul tanduk dari kepalanya melihat Nana ngeberantakin isi lemari, dan untungnya Lala bukan hewan jadi dia tak mungkin bertanduk tapi dia merasa kesal karna biarpun Nana wanita seperti dirinya namun untuk kerapihan lemari, lemari Lala lebih rapih dari Nana.

Lala kembali berdecak kali ini decakan nya dia buat agak kencang dia sengaja melakukan itu agar Nana mendengarnya namun sepertinya Nana yang di keselin olehnya tak juga sadar, seperti anak kecil yang tak punya dosa Nana masih saja terus asik ngeberantakin. Hingga beberapa menit berjalan yang dia cari tak juga ketemu, dia pun melihat kearah Lala yang ternyata sedang menatapnya tajam Mampus gue pekiknya dan sedikit terlonjak.

"kamu ngagetin aku tau" Nana mengelus-elus dadanya sendiri "nanti, besok, dan besok nya lagi, besoknya lagi jangan lagi kayak tadi ah yang, kaget akunya untung jantung ku sehat" oceh Nana pada Lala tetap merasa tak bersalah membuat Lala yang mendengar itu mendelikkan matanya malas.

Melihat respon itu Nana ingin menyengir memperlihatkan deretan gigi nya yang berbaris rapih tapi dia masih merasa takut pada Lala dan sebelum Lala mengamuk Nana sudah lebih dulu membuka mulut nya dan benar saja tatapan tajam itu sedikit melunak Nana pun tersenyum dalam hatinya karna Nana tau Lala senang jika dikasih penjelasan walaupun penjelasan itu terlambat namun dia sadar dia harus cepat berkata agar tatapan itu tak kembali tajam.

Nana memberanikan dirinya bayangan Lala yang sebelumnya menatap dia tajam dia tepis dulu untuk sesaat, dia tarik nafasnya sebelum dia melontarkan pertanyaan nya setelah dirasa cukup keberanian yang dia kumpulkan Nana pun melontarkan kalimat nya
"hoo..hoodie Navy ku mana ya La?" tanya Nana terbata.

"Hmm"

"ga tau ya kamu? Ya udah biar ku cari sendiri aja" ucap Nana cepat dia memutar badannya menutupi raut wajahnya yang tertunduk lesu.

Hingga beberapa menit berlalu hodiee yang dicari Nana pun akhirnya ketemu. Dengan langkah senang Nana berjalan menghampiri Lala yang saat ini sedang duduk menghadap meja riasnya.

"udah ketemu La."

"hmm"

"udah ku beresin lagi lemarinya. Ayoo?"

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang