Maaf kalau ada typo
Happy reading :)
****
Nana menatap nanar punggung belakang Lala yang berjalan menjauh darinya, ia menghela nafasnya pelan. Sangat pelan.
Membuka tasnya lalu mengambil ponselnya yang dari kemarin ia matikan. Drett drett drett, drett drett drett drett drett, banyak notif yang masuk saat ia mengaktifkan kembali ponselnya.
"Ratna kamu dimana, pulang!" papi
"Kamu dimana nak?" mami
"Sayang kamu udah berangkat ke kantor? Maaf ya aku jalan duluan. Nanti pulang kantor aku mampir ke kantor kamu" Adi. Dan masih banyak lagi notif-notif lainnya yang belum sempat ia baca.
Nana kembali menghela nafasnya, saat ia tidak temukan satu notif pun dari pemilik hatinya, ia pun tertawa hambar, tolol apa yang gue tunggu kan dia tau hp gue mati dari kemarin, ia mengumpat dalam hati lalu kemudian ia kembali tertawa, menertawakan kebodohan dirinya.
Melirik jam tangannya, lalu berdiri melangkahkan kakinya menekan tombol lift keatas, berjalan sendiri tanpa pegangan sungguh sangat hampa ia rasa.
Sangat beda rasanya saat ia berjalan dengan Lala sang pemilik hatinya semuanya akan terasa indah, sampai-sampai pahitnya hidup yang melingkari kehidupannya tidak ia rasakan karena kehadiran Lala sungguh seperti memberikan sebuah nyawa yang baru untuknya.
****
Ting...lift berbunyi di lantai tujuan. Nana keluar dari dalam lift dan berjalan melangkahkan kakinya menuju kamar yang sudah sangat ia hafal letaknya, tanpa permisi ia buka pintu kamar tersebut. Diacuhkan olehnya tatapan Dewi selaku pemilik kamar yang sedang memperhatikan dirinya, dengan cueknya dia berjalan kearah sofa ceper yang ada di ruangan tersebut, langsung merebahkan badannya, mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar lalu menghela nafasnya pelan.
Dhewi yang mengawasinya sedari tadi. Ia juga ikut menghela nafasnya. Lalu berjalan melangkahkan kakinya menghampiri Nana yang sedang merebahkan badannya diatas sofa miliknya.
Nana yang sedari tadi menutup matanya karna mencoba menenangkan diri, seketika membuka kedua matanya saat dia merasa ada yang berdiri didekatnya, dia tarik nafasnya lalu dengan perlahan dia paksa tubuhnya untuk bangun dan bersandar di punggung sofa "peluk gue" katanya, sambil mengangkat kedua tangannya ke udara meminta untuk dipeluk, Dhewi mengerti dan tanpa disuruh dua kali Dhewi langsung menarik tubuh sahabatnya itu kedalam pelukannya "sshhttt, udah jangan nangis" ucap Dhewi sambil membelai lembut rambut Nana. "Gara-gara kemarin ya?"
Dalam pelukan Dhewi, Nana mengangguk tanda mengiyakan "gue tolol ya Dhe, gue udah pake hati sama Lala, cinta yang gue rasain ke Lala ternyata gak sesederhana apa yang gue pikir selama ini. Gue udah pakai hati sama dia seharusnya dari awal gue mesti sadar cinta yang gue jalanin sama dia jangan pernah sekalipun pakai hati. Sumpah gue udah jahat sama dia, gue udah egois, karna dari awal gue memulai ini, gue pun juga udah tau jawaban akhirnya apa, cinta gue sama dia gak berujung."
"Ssshhttt, udah-udah" kata Dhewi masih sambil mengusap-usap lembut punggung Nana
"Banyak orang bilang cinta itu sederhana, tapi dimana kata sederhana itu harus gue tempatkan? sesederhana gue mencintai dia, dan sesederhana dia mencintai gue, hahaha gak sesederhana itu Dhe."
Nana tertawa miris sesudah mengatakan itu, direnggangkan pelukannya dari badan Dhewi lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Bukan dosanya yang gue takutin Dhe. Elo, gue, dia, kita semua punya dosakan Dhe? dan elo juga tau alasan gue gak bisa ninggalin Adi. Argh" Nana berteriak di tempatnya lalu mengusap air matanya yang sudah membasahi kedua pipinya

KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
RomanceCinta lima huruf yang bisa membuat kita selalu merasa benar, Cinta itu indah, Cinta itu manis, Cinta itu bla bla bla. Mendapatkan cinta yang tulus bisa membuat kita terbang jauh menggapai awan. Pahitnya karena di dustai, di khianati bahkan terkada...