Esok harinya
Sesuai rencana mereka kemarin, hari ini mereka berdua mau menjemput Lala, dan disinilah mereka berdua. Padahal awal pembicaraan hanya Nana saja yang mau jemput tapi tiba-tiba Dhewi memaksa untuk ikut bahkan dengan muka polosnya dia langsung duduk di samping pengemudi.
Jalan yang lenggang membuat perjalanan mereka terasa cepat dan sekarang disinilah mereka tlah sampai di tempat tujuan
Namun apa yang terjadi,sesampainya mereka di tempat tujuan, terjadi keributan kecil. Nana dengan emosinya mematikan mesin mobil lalu membuka dan menutup pintu mobilnya dengan kasar, dia berjalan kearah kursi penumpang sambil marah-marah “kan dah gue bilang pake seatbelt lo, ga denger banget sih!” ocehnya sambil membuka pintu penumpang “dah gue bilang juga jangan ikut-jangan ikut maksa banget pengen ikut” ocehnya lagi.
Penumpang itu cemberut sambil memegang keningnya yang terlihat merah “mana sini gue lihat” ucap Nana sambil dekatkan kepalanya untuk melihat kening Dhewi, “yang mana?”
“ini" tunjuk Dhewi ke keningnya "gegara lo ngerem mendadak jadi merah gini, ish” Dhewi meringis.
Nana yang mendengar ocehan Dhewi dia hanya tersenyum simpul, dia ga mengelak omongan Dhewi karna ya memang salahnya dia yang sudah ngerem mendadak dikarenakan ada seekor kucing yang menyebrang tiba-tiba.
“iya² maaf, mana sini gue lihat” lembut Nana, dan masih dengan posisi yang sama Nana mensipitkan matanya untuk fokus melihat keningnya Dhewi namun secara tiba-tiba dia mentoyor kepala Dhewi, membuat Dhewi berteriak kaget “eh setan, sakit tau“ bukan merasa bersalah Nana malah tertawa “merah dikit doang gitu, masih jauh dari nyawa itu mah Dhe” ucapnya enteng lalu berlalu, Dhewi melongo untuk sesaat setelah sadar dia berteriak “ eh anak setan, gue ditinggal sendirian” ucapnya lalu mengejar Nana.
Nana yang mendengar itu menghentikan langkahnya dan membalikan badan nya menunggu Dhewi mendekat.
Nana tertawa melihat Dhewi seorang CEO muda pemilik banyak hotel berlari terburu-buru ke arahnya.
“ayo” ucap Nana dia rangkul pundak Dhewi saat Dhewi sudah sejajar dengan nya lalu mereka berjalan masuk sambil tertawa bersama.**
Sementara itu di dalam kamar, Lala sedang bersiap siap untuk turun ke lobby untuk apa kalau bukan untuk menyambut Nana.
Setelah siap Lala pun turun menggunakan lift, dan sampailah ia di lobby, pas saja saat pintu lift terbuka , Lala langsung melihat Nana di depan nya.
Melihat Nana berdiri di depannya dengan tak sadar Lala berteriak “ah aku kangen” ucapnya lalu memeluk Nana.
Nana tentu saja membalas pelukan Lala, dan secara tak sadar Nana mengecup pucuk kepala Lala “aku juga” balasnya dan kembali memeluk.
Namun tiba-tiba Lala melonggarkan pelukan nya dan mendongak melihat Nana “aku juga apa?” tanya Lala sambil melihat wajah Nana, Nana tersenyum manis “aku juga kangen kamu” balasnya yang di ikuti kecupan hangat di bibir yang membuat mereka tersenyum bersama bahkan membuat mereka terus merangkul satu sama lain.
**
Sambil duduk di Lobby Nana menjelaskan semuanya pada Lala, dia jelaskan sedetail,-detailnya sampai-sampai Lala ga tau lagi apa yang harus dia tanyakan karna memang sedetail itu Nana menjelaskan-nya.Nana mengeratkan tangan Lala yang masih dalam genggaman-nya.”La lihat aku sebentar” pinta Nana. “Iya Na” Lala melihat Nana.
Nana tersenyum mendengar suara Lala, dan sambil terus menggenggam tangan Lala, dia bersuara “La walau harapan kita kecil untuk kita bersama, tapi ku mohon pegang teguh harapan yang paling terkecil jika mungkin, mungkin saja nanti kita bersama”
"Siapa yang megang harapan paling terkecil itu, aku atau kita Na?”
“Kita La, kita masih bisa berharap. Harapan yang paling terkecil itu berubah menjadi keajaiban. Ingat itu ya La” ucap Nana di akhir kalimatnya.
Lala mengangguk mengiyakan.
Hening, entah kenapa setelah Lala mengangguk mengiyakan tiba-tiba saja ruangan Lobby terasa hening sampai suara ketukan langkah-langkah yang berlalu lalang pun tak terdengar sepertinya mereka sedang melayang dengan pikiran mereka masing-masing. Apa yang mereka berdua sedang pikirkan, entahlah, hanya mereka berdua yang tau.
Memang tak mudah, setiap perjalanan yang mereka lalui bisa, menjadi luka untuk mereka, satu luka pergi akan datang lagi luka yang lainnya tapi karna luka-luka itulah mereka menjadi semakin kuat, hingga akhirnya harapan sekecil apapun slalu menjadi obatnya.
Keheningan itu terjadi cukup lama, jika saja Dhewi tak memukul bahu Nana mungkin dari mereka berdua ga akan ada yang bersuara.
Tanpa di suruh Dhewi sudah menempatkan pantatnya untuk duduk lalu melihat Nana dan Lala secara bergantian, namun dia kunci pandangan nya kepada Nana dan bertanya ‘kenapa ga naik?” tanya Dhewi pada Nana
“Kita nunggu lo” jawab Nana sambil melihat Dhewi.
“gue ga usah ditunggu, gue pisah kamar sama kalian”
Nana manggut-manggut “ya, siapa juga lagian yang ngajak lo buat sekamar sama kita” kemudian Nana melihat kearah Lala “ga ada kan ya yang?” tanya Nana bodoh pada Lala karna ia ingin meledek Dhewi.
Lala tak mengangguk tidak juga berkata membela yang Lala lakukan malah memukul lengan Nana dengan lembut “ ga boleh gitu ngomongnya” ucap Lala pada Nana.
Seperti anak kecil yang tak dituruti mau- nya Nana cemberut di depan Lala dan Dhewi. Tapi tak lama dia kembali bersuara “ kita mau naik, elo Dhe jangan mampir ke kamar yaa , awas aja lo kalau ganggu” ancam Nana nunjuk langsung ke Dhewi.
Dhewi kembali melihat dua manusia di depannya dan lagi dia kunci pandangan nya ke Nana, lalu dia tersenyum miring, kemudian berkata "ga usah lo bilangin kayak gitu, gue pasti mampir Na haha” ucap nya yang di ikuti oleh tawa.
“anak setan” balas Nana kesal lalu meminum minuman nya.
Dan Lala yang melihat pertengkaran Nana dan Dewi hanya senyum-senyum sudah biasa mereka seperti itu. katanya dalam hati.
Namun tanpa mereka ketahui, dari kejahuan sepasang mata sedang memperhatikan mereka.
Tbc
Halo semua, kalian apa kabar? maaf ya gue baru sempat nyapa.
Btw ini part terakhir dari gue, trus part selanjutnya kapan dilanjut thor? Tetap bakal dilanjut tapi ga tau kapan.
O iya, ga lupa gue ucapin makasih buat attensinya baik itu berupa vote, komen maupun dm.
Slamat membaca dan tetap bahagia.
Ayyrin
301023
KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
RomanceCinta lima huruf yang bisa membuat kita selalu merasa benar, Cinta itu indah, Cinta itu manis, Cinta itu bla bla bla. Mendapatkan cinta yang tulus bisa membuat kita terbang jauh menggapai awan. Pahitnya karena di dustai, di khianati bahkan terkada...