Sebuah bangunan tinggi yang mempunyai dinding serta kaca yang besar kini terpampang dihadapan ku, bathinku bertanya-tanya mau apa Nana membawaku kesini?
Mesin mobil kurasakan sudah dimatikan olehnya, sekarang kulihat dia langsung membuka seatbelt yang membelit tubuhnya, dengan refleks aku pun juga ikutan membuka seatbelt yang membelit tubuhku, apakah dia mau turun? Aku pun menunggunya. Namun, beberapa saat menunggu tapi kok dia sama sekali tak menggerakkan badannya untuk turun, malah sekarang kulihat ia melipat satu kakinya lalu dia naikkan keatas jok. Pikiranku semakin bertanya-tanya dia mau apa sih?
Aku ingin bertanya padanya, ada apa dia membawa ku kesini, tapi aku seperti orang bodoh yang hanya duduk dan menggoyang-goyangkan kaki menunggu dia mengeluarkan kalimat pertamanya.
"La" akhirnya, ucapku dalam hati lalu ku hembuskan nafas.
Dia memandangku, tapi entah kenapa lalu dia terdiam namun, tak lama dia bergerak untuk memutar tubuhnya menghadap kearahku, aku pun seketika juga menggerakkan badanku untuk menghadapnya. kini kami sudah saling berhadapan dan kulihat dia tersenyum. God. Jantungku, detakannya ga bisa ku utarakan seperti apa ritmenya apalagi kini kurasakan tangannya bergerak untuk membelai rambutku
Lalu turun membelai tengkuk belakangku, bahkan terus turun membelai belakang punggungku.
Aah dia mau apa sih? soalnya kini belaian tangannya kurasakan sudah sampai kepinggangku.Aku agak menggeliat manja dengan sentuhannya. Dia slalu tersenyum, senyumnya tak hilang dari bibirnya dan tangan itu, tangan yang nakal itu kini meraih kedua tanganku untuk dia genggam.
Aku semakin bingung dengan prilakunya, jika memang mau mengatakan sesuatu katakan saja tapi jangan bikin aku bingung kayak gini.
Ah Nana nyebelin.
..............
Beberapa menit kita berdua hanya seperti orang bodoh yang saling memandang lalu melempar senyum.
Hingga di menit berikutnya akhirnya Nana kembali membuka suaranya "La" lagi dia memanggil namaku, "hm" dia menggantung kalimatnya. Aku yang sudah ga sabar kepingin tau mengangkat satu alis ku lebih tinggi "kenapa?" tanyaku karna tadi kata-katanya dia gantung. Tapi sebelum Nana melanjutkan kata-katanya ku lihat Nana menarik nafasnya dalam dan pelan lalu dia hembuskan perlahan.
Melihat dia seperti itu, aku jadi ikut menarik nafasku, "apa sesusah itu untuk mengeluarkan sebaris kalimat indah" gumamku dalam hati.
Aku memperhatikan dan membiarkannya seperti itu selama beberapa menit, tapi kok aku jadi tegang sendiri, entahlah aku tegang karna apa, karna bangunan yang ada dihadapanku kah atau karna dia yang kini .memandangku dengan pandangannya yang menusuk langsung kedalam mataku. Entahlah karna apa, tapi itu semua berhasil membuatku gelisah.
Dan sepertinya Nana tau kegelisahan hatiku. Dia pun kembali memanggilku sambil mengusap tanganku lalu Nana menatapku dalam "hei, kenapa sama muka kamu? jangan tegang gitu, aku gak bawa cincin kok" Nana terkekeh "setidaknya belum" katanya lagi. Lalu ia kembali terkekeh.
Mendengar ia mengatakan itu kubuang pandanganku dari matanya karna ku yakin mukaku sudah berubah warnanya menjadi ungu,antara geer dan malu, gimana gak geer dia membawaku kedepan sebuah gereja ya walaupun itu hanya di halaman parkirnya, tapi kan tetap saja itu sudah membuatku merasa terbang tinggi keatas awan.
"La" Nana menggerakkan daguku untuk menatap kearahnya.
Walau masih ada rasa maluku untuk menatap matanya tapi karna ia yang menggerakkan otomatis kepalaku pun akhirnya mengikuti gerakkan tangannya.
Nana meraih tanganku kembali untuk ia genggam dan kurasakan ada sedikit remasan ditanganku saat ia melakukan itu. Aku menatapnya tersenyum tapi sambil malu-malu menghiraukan kejadian yang memalukan tadi. "Mau ngomong apa? bilang aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
RomanceCinta lima huruf yang bisa membuat kita selalu merasa benar, Cinta itu indah, Cinta itu manis, Cinta itu bla bla bla. Mendapatkan cinta yang tulus bisa membuat kita terbang jauh menggapai awan. Pahitnya karena di dustai, di khianati bahkan terkada...