YCM 13

1.1K 111 42
                                    


Cinta yang tulus, cinta dimana kita saling mengerti satu sama lain

*****

Ruangan yang awalnya ramai seketika berubah menjadi canggung, canda tawa yang tadinya lepas kini harus tertahan.
Ketidaktahuannya tentang kedatangan Adi membuat Nana hanya bisa menghela nafas resah.

Rasa bersalah pun terus menyapa dirinya, saat ia hanya bisa memperkenalkan orang yang sangat ia sayang hanya bisa ia sebut sebagai teman dihadapan sang pria.

Dan kini Nana pun hanya bisa memandang sosok cantik itu dari sebrang tempat duduknya, sedetik pun tak ingin ia lepaskan pandangannya untuk terus menatap, dalam hatinya Nana berharap mata indah itu mau membalas tatapannya walau untuk sejenak.

Harapannya pun tercapai, mata mereka berdua sesekali saling beradu pandang, tapi ternyata itu malah membuat bathinnya tersiksa, kembali Nana hanya bisa menghela nafasnya. Dia hela nafasnya secara perlahan, karna menyadari kalau sudah banyak luka yang ia goreskan pada kekasih hatinya itu. Seperti memukul paku ke dinding, tetapi pukulannya terkena tangan sendiri walau hanya satu jari yang terpukul tapi rasa nyerinya menjalar sampai ke seluruh tubuh, pikirnya mungkin itu yang sedang Lala rasakan sekarang.

Maaf ucapnya dalam hati sambil matanya terus menatap kesayangannya dari kejauhan.

*****

Tersenyum seakan-akan semuanya baik-baik saja atau bahkan terdiam seolah-olah tidak terjadi apa-apa, sifat Lala itu sudah sangat Nana hafal diluar kepalanya, dan itu malah membuatnya semakin gelisah, kini ia pun sedang mencoba menepis semua pikiran buruknya yang tiba-tiba datang menghampiri dirinya.

Masih dalam kegelisahannya Nana meraih handphonenya, sambil terus ia tatap kesayangannya itu dari kejauhan, ia gerakkan tangannya berselancar dengan indah diatas keypad ponsel miliknya.

"Sayang" kata Nana mencoba berkomunikasi mencari jawaban atas kegelisahan hatinya.

Tapi ternyata bukan ketenangan yang Nana dapat melainkan hatinya malah semakin gelisah karna bukan hanya tak dijawab, dilihat pun tidak pesan itu oleh Lala.

Tapi Nana tak menyerah, dia pun kembali mengirimkan pesan untuk Lala "sayang maafin aku, demi Tuhan aku gak tau kalau dia bakal datang ke sini."

Kali ini Nana beruntung ternyata pesan ia dibaca oleh Lala, tetapi sepertinya Lala masih enggan untuk membalas, pesan dari Nana hanya ia acuhkan, dan Lala pun kembali masuk dalam obrolan dengan Dewi dan Adi.

Nana yang merasa kalau Lala acuh dengan pesannya, ia hanya bisa menghela kembali nafasnya karna mendapati sikap seperti itu.

Dengan tidak sengaja Nana menggerakkan tubuhnya untuk bersandar ketubuh kekar sang pria yang berada disampingnya, sehingga otomatis tangan Adi pun bergerak merangkul pinggangnya.

Lala langsung membuang pandangannya jauh, saat ia melihat tangan Adi merangkul pinggang ramping kekasihnya.

Sedari tadi pun Lala menyadari kalau sang pujaan hatinya sedang gelisah dengan sikap yang ia berikan. Tapi, Lala memang sengaja berbuat acuh seperti itu, karna ia sendiri pun saat ini sedang melawan rasa cemburunya.

Ingin Lala memejamkan matanya mengistirahatkan sejenak hatinya yang bergejolak tak karuan, bahkan ia pun berpikiran untuk pergi dari keramaian ini agar sesak di dalam dadanya menjadi sedikit ringan.

Tapi ternyata semua itu tak sanggup ia lakukan, karna ia merasa dadanya semakin terasa sesak, dan nafasnya pun juga semakin terasa berat, ternyata mengalihkan rasa cemburu dengan tertawa hanya membuatnya semakin tersiksa.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang