Mobil Nana sudah terparkir dengan rapih di pekarangan parkir sebuah hotel bintang lima, "sudah sampai sayang, ayo turun" ajaknya.
Aku jawab dengan menganggukkan kepalaku, dibuka olehnya pintu penumpang dan mempersilahkan aku turun. "makasih sayang" ucapku untuk perhatiannya.
Aku pun melangkahkan kakiku keluar dari mobil. Selama perjalanan menuju kedalam, aku menggandeng lengan kiri Nana begitu erat. Kini tanganku turun meraih telapak tangannya menggenggamnya erat, bahkan sangat erat.
Senyumku pun tak pernah hilang dari bibirku, saat Nana menautkan jarinya lebih erat membalas genggaman tanganku ditelapak tangannya, kemudian ia menoleh padaku dan ia tersenyum, oh Tuhan melihat senyumnya langsung membawa ragaku terbang mencapai bintang.
Berjalan berdua dengannya, bisa tertawa bersamanya, dan akan menghabiskan satu malam penuh hanya dengan dia. Baru membayangkannya saja sudah membuatku senyum-senyum sendiri.
Dan aku beruntung kali ini ia mematikan ponselnya yang berarti hari ini sampai dengan esok ia akan menjadi milikku bibirku pun tersenyum dengan sendirinya.
Dan disinilah kita sekarang di depan lift yang akan mengantarkan kita ke sebuah kamar atau mungkin lebih tepatnya sebuah ruang kerja tempat Dewi biasa menghabiskan waktunya.
Sambil menunggu lift di depan ku terbuka, aku pandangi wajah Nana dari samping. Ku hela nafasku sambil memandangnya, kenapa aku gak bisa miliki kamu seutuhnya sayang? bathinku berteriak ingin mendapatkan yang lebih lagi darinya.
******
Tinggg, pintu lift pun terbuka, Nana menggandeng tanganku untuk melangkah masuk ke dalam lift, ia menekan angka enam, angka tujuan yang akan mengantarkan kita ke tempat tujuan.
Di dalam lift kusandarkan kepalaku kebahunya, melingkarkan kedua tanganku memeluk pinggangnya.
Dan melalui kaca yang terpasang di lift ini kulihat Nana tersenyum melihat aku melakukan itu padanya.
Ia pun mengelus tanganku yang melingkar dipinggangnya dan lagi-lagi bibir merahnya mengulas senyuman. Senyum yang selalu bisa membuat hatiku teduh.
Aku yang memang dari tadi sudah gemas dengan dia langsung mencium pipinya "cup" ku cium pipinya Nana, wajahnya pun langsung merona merah, tapi kemudian ia tertawa dan kembali mengelus tanganku.
Aku pun juga ikut tertawa melihatnya lalu mengecup pipinya sekali lagi, sebelum akhirnya suara lift berbunyi menandakan kalau kita sudah sampai dilantai tujuan.
"Ayo" katanya, kembali ia menggandeng tanganku berjalan ke arah kamar yang kita tuju, dan tanpa mengetuk terlebih dahulu, Nana langsung menggerakan tangannya untuk membuka pintu, ceklek terbukalah pintu secara sempurna.
Di sebrang sana dari balik kursi kulihat Dhewi sang pemilik ruangan dengan pelan membalikkan badannya lalu ia tersenyum melihat kehadiran kita berdua.
Aku dan Nana pun membalas senyumannya, kaki kita semakin jauh melangkah masuk ke dalam kamar.
Dhewi juga langsung berdiri, Dhewi yang kulihat hari ini sangat berbeda, mungkin dari pakaiannya karna kali ini ia hanya memakai jogger pants dipadukan dengan kaos oblong dan sweater, berbeda jika aku melihatnya saat siang hari saat ia masih terikat dengan jam kerja.
Dhewi langsung berjalan menghampiri aku dan Nana, ia merentangkan kedua tangannya menyambut kehadiran kita.
"How are you, Na?" kata Dhewi sambil memeluk Nana
"Not so bad, Dhe" jawab Nana kemudian ia pun membalas pelukan Dhewi.
Tapi seketika kulihat Dhewi merenggangkan pelukannya, ia menjauh dari tubuh Nana. Nana yang diperlakukan seperti itu oleh Dhewi ia terlihat bingung, mata Dhewi tiba-tiba melihat ke arah ku. Diriku dipandangi olehnya dari atas ujung rambutku, sampai dengan ujung kakiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
RomansaCinta lima huruf yang bisa membuat kita selalu merasa benar, Cinta itu indah, Cinta itu manis, Cinta itu bla bla bla. Mendapatkan cinta yang tulus bisa membuat kita terbang jauh menggapai awan. Pahitnya karena di dustai, di khianati bahkan terkada...