YCM 01

6K 212 45
                                    

Tik...tik...tik...

"Yay hujan" teriak ku tanpa sadar,saat ku dengar rintikan tetesan air hujan turun menyapa gendang telingaku.

Mungkin konyol, aku seorang perempuan berusia dua puluh tujuh tahun tapi masih senang banget jika melihat hujan turun. Kenapa? karna jika ku melihat hujan turun rasanya sangat begitu menenangkan apalagi ketika indera penciumanku mencium aroma tanah basah yang tersiram air hujan, dan entah kenapa juga saat hujan turun aku suka sekali melihat rintikan air hujan itu jatuh membasahi kaca jendela, rintikan airnya membuat dan membentuk gambar abstrak hingga terkadang buliran air hujannya membuat warna pelangi, dan itu sangat indah menurutku.

Oiya perkenalkan, namaku Ratna Shantika Wijaya, biasa di panggil Nana, berkacamata dengan tinggi sekitar 168 cm dan berat badan 50kg.

Saat ini selain aku sedang melihat rintikan hujan yang turun dari langit, aku pun sedang menunggu telpon dari seseorang yang sangat spesial buatku. Siapa orang yang spesial itu? orang itu bernama Nirmala Surya Kirana, tapi aku biasa memanggil ia Lala.

Lala seperti hantu, entah kenapa dia begitu menghantuiku, setiap pagi sapaannya melintas di hadapanku, senyumannya membangunkanku dari jenuhnya rutinitas, suaranya setiap kali memanggil namaku berbeda dari yang lain. Haha pokoknya semua tentang Lala slalu berhasil menggelitik sanubariku, memicu menyalakan percikan api cinta di dalam dadaku. Hahaha...lebay ya aku? Tapi, sssttt kalian jangan bilang-bilang sama Lala ya kalau ku memuji dirinya, soalnya Lala orangnya juga manja banget, aku takut kalau dia sampai tau aku menceritakan dirinya nanti aku bisa dihukum sama dia.

Hukuman seperti apa yang akan dia berikan kepadaku jika ku nakal, hmm..ku rasa tak perlu kuceritakan disini, karna ku yakin kalian pun pasti tau hukuman seperti apa itu. Oiya hari ini aku libur, sengaja mengambil off dari rutinitas harian ku, tapi walau ku libur ga bisa juga ku bersantai, karna saat ini pun sambil ku menunggu Lala aku juga sedang bekerja, bekerja merapihkan kamarku sendiri mulai dari melipat selimut, membereskan bantal yang berserak hingga merapihkan seprai yang berantakan.

Hm...rumahku tidaklah besar kamarku saja hanya berukuran empat kali empat tapi, walau kamarku tidak terlalu luas namun bisa kok jika ku ingin berimprovisasi berbagai macam gaya malam dengan Lala dikamar ini. Hahaha. Uups maafkan jika ku melantur, ku hanya sedang merindukan dia dan ku yakin kalian tau rasanya seperti apa saat rindu itu datang.

••••••

"Done" semua kerjaan ku sudah rapih. Aku pun berjalan menuju sofa yang terletak di sudut kamar, kutarik nafas dan menyandarkan tubuhku di badan sofa mencoba memejamkan mata namun, belum juga mata ini terpejam telingaku mendengar suara pintu kamarku di ketuk dari luar.

"Tok...tok"

"Mba Nana"

Panggil seseorang dari luar kamar, aku menghela nafas dengan tidak merubah posisi duduk ku, ku jawab panggilan itu.

"Iya bi, buka aja pintunya"

Tak menunggu lama setelah ku membalas panggilan orang itu pintu pun terbuka. Bi Nah seorang wanita paruh baya yang suka membantu-bantu ku melakukan pekerjaan rumah nampak berada di depanku sekarang.

"kenapa bi?" tanyaku "bibi udah mau pulang?."

"belum mb" aku mengerutkan dahiku mendengar jawabannya "Loh jadi ada apa? bibi ngetuk kamar saya."

"Bibi hanya mau tanya. Kamar mb Nana lantainya mau bibi sapu apa tidak?"

Aku tersenyum mendengar jawaban Bi Nah "Ga perlu bi, tadi udah Nana sapu sendiri"

"Yah mba, bibi jadi ga enak. Itu kan kerjaan bibi, kenapa mb Nana yang kerjakan?"

"Ga pa-pa bi, Nana bisa kok ngerjainnya." kataku dengan senyum yang menghiasi bibir, "gimana kalau bibi sekarang tolong bikinin teh hijau aja buat Nana, Nana haus deh bi" pintaku meminta tolong pada bi Nah.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang