"Ah, gak bawa handuk."
"Keluar gak ya, keluar gak ya?"
Lala cemberut, bingung, karna sebuah perasaan malu kadang terlintas di benaknya, rasa malu yang bagaimana dia sendiri pun tak tau. Sebuah tatapan jahil yang diberikan oleh kesayangan-nya setelah dia usai membasuh diri, mampu membuat dirinya menjadi salah tingkah. Bukan, bukan karna dia tak suka namun tatapan itu dirasanya sangat berbeda, ingin dia mengartikan kalau itu hanya tatapan nakal tapi jika dia lebih memperhatikan tatapan Nana seakan menjadi tatapan penuh nafsu dan hasrat, hingga mau tak mau, suka tak suka akhir dari tatapan itu harus ditanggungnya
Dan kini setelah lama berpikir, berdiam diri serta menatap dirinya sendiri di depan cermin akhirnya Lala pun memutuskan untuk berjalan keluar.
"Keluar aja deh, pacar sendiri ini yang ngelihat, gak pa-pa" ucap Lala dalam hatinya. Pasrah, jika memang nanti dia harus menanggung resikonya. Dia pun berjalan mendekat ke arah pintu sambil meraba tengkuknya yang tiba-tiba entah mengapa terasa dingin.
Namun, baru juga beberapa langkah Lala berjalan, suara Nana sudah terlebih dulu terdengar di telinganya.
"Sayang lama banget sih mandinya, kenapa hm?" tanya Nana dari balik pintu."Kamu lupa bawa handuk ya?" pertanyaan berturut-turut di berikan oleh Nana pada Lala dari balik pintu.
Mendengar kata handuk Lala menganggukkan kepalanya dengan cepat tapi sedetik kemudian dia senyum-senyum sendiri, "bodoh" umpatnya karna sadar kalau kesayangannya tersebut tak bisa melihat dia yang sedang mengangguk.
Namun, ada keuntungan dari kebodohan yang dia bikin sendiri itu, yang mana kebodohan-nya itu berhasil membuat mimik wajahnya yang awalnya cemberut karna bingung seketika berubah menjadi sebuah senyuman yang sangat indah. "Perhatian banget sih" katanya dalam hati ternyata Nana tau jika ternyata dia lupa membawa handuk saat mandi. Dia pun terus berjalan semakin mendekat ke arah pintu.
Pintu pun terbuka. Senyum yang memang sedari tadi sudah terurai di wajahnya semakin terurai indah melihat Nana sudah berdiri di depan pintu dengan membawa sebuah handuk untuknya.
Namun, ternyata senyum Lala tak bertahan lama, senyum yang tadi terurai indah di bibirnya hilang dengan seketika, bahkan
rasa malu yang tadi sempat menghampirinya pun ikut lenyap entah kemana.Kini senyumnya berubah menjadi kerutan di dahinya, matanya menyipit menatap heran kesayangan-nya yang berdiri tepat di depan pintu sedang menutup kedua matanya. Melihat Nana berlaku seperti itu bermacam-macam pertanyaan pun kini memenuhi benaknya, "Dia kenapa? tumben." ucapnya dalam hati merasa heran dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang karna saat ini tak ada selembar benang pun yang menempel di badannya dan biasanya Nana suka itu. Dan biasanya yang Nana lakukan pada dia, Nana akan menatapnya dari atas sampai bawah, dari bawah ke atas, atas kebawah lagi, bawah ke atas lagi begitu terus selama beberapa saat. Namun, kali ini tidak kali ini beda, nyatanya kini malah Lala yang menatap Nana seperti itu.
"Ehem" dehem Lala, pikirnya mungkin, jika dia mengeluarkan suara Nana akan membuka kedua matanya.
Namun, ternyata tidak, Nana masih saja menutup matanya dengan rapat.
Dengan konyolnya dia gerakan satu tangan-nya melambai di depan muka Nana, "bukan pacar aku nih" kata Lala dalam benaknya seolah masih tak percaya.
"Ehem...ehem" Lala pun kembali berdehem, dia berdehem lebih keras, dan dia berdehem bukan hanya sekali melainkan berkali-kali, tapi lagi-lagi tak dia temui tanda-tanda Nana untuk membuka matanya.
Tiba-tiba terbesitlah pikiran iseng dalam dirinya, posisi berdiri dia yang memungkin kan untuk menggoda Nana tak di sia-sia kan olehnya, dengan gerakan perlahan dan penuh perasaan, dia gerakan tangannya membelai pipi Nana "sayang aku, pengertian banget sih kamu jadi pacar" ucap Lala. Dia berpikir kalau Nana menutup matanya karna Nana mengerti akan dia, yang memang terkadang malu jika ditatap seusai mandi.
![](https://img.wattpad.com/cover/93956524-288-k716688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
RomanceCinta lima huruf yang bisa membuat kita selalu merasa benar, Cinta itu indah, Cinta itu manis, Cinta itu bla bla bla. Mendapatkan cinta yang tulus bisa membuat kita terbang jauh menggapai awan. Pahitnya karena di dustai, di khianati bahkan terkada...