YCM 02

3.2K 189 13
                                        


Mata Nana terbuka secara perlahan, tidur lelapnya harus terusik karena pantulan sinar matahari yang masuk melalui dinding kaca yang terpasang dikamarnya.

Gadis itu sangat suka dengan sinar matahari pagi, karna hangatnya sinar matahari di waktu pagi menandakan kalau hari ini adalah hari yang baru untuknya. Hari dimana ia kembali berharap. Berharap 12 jam yang akan ia jalani hari ini bisa berjalan sesuai dengan keinginannya.

Suara kicau burung yang sedang bernyanyi diluar sana juga sangat terdengar merdu ditelinganya. Seakan-akan semesta alam pun ikut menyapa, menyambut pagi harinya.

Nana merenggangkan ototnya lalu menyingkirkan selimut yang membelit tubuhnya "selamat pagi dunia" ucap Nana menyambut pagi yang indah ini. Bibirnya tersenyum tanpa disuruh, karena ia mengingat kalau hari ini ia akan bertemu dengan Lala wanita yang dicintainya.

Setelah Nana merasa nyawanya telah terkumpul semua. Nana pun bangkit dan duduk dipinggir tempat tidur miliknya. Lalu ia menguncir rambutnya dengan asal, matanya melihat jam diatas nakas menunjukkan pukul tujuh pagi.

Masih ada waktu satu setengah jam lagi untuk aku bersiap-siap sebelum berangkat ke kantor ucapnya dalam hati.

Dia pun mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas, ada dua pesan masuk yang belum ia baca.

Pesan pertama yang Nana baca ialah "pagi sayang, jangan lupa sarapan ya?" kemudian Nana pun melanjutkan membaca pesan kedua yang ia terima "i love you" tulisan yang tertera di layar ponselnya.

Dahi Nana berkerut setelah ia membaca dua pesan tersebut.

Kemudian Nana pun membalas kedua pesan tersebut, "iya sayang, kamu juga ya jangan lupa sarapan, love you too." tulisnya lalu mengklik tanda send yang ada di ponselnya. Setelah Nana mengirimkan pesan tersebut ia menghela napasnya, kemudian ia kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.

Nana, bangun dari ranjangnya, kemudian berjalan ke kamar mandi, membuka baju tidur yang dikenakannya semalam,  dilangkahkan kakinya kearah pancuran, ia putar kran air  kearah kanan dan mengucurlah air dari pancuran tersebut membasahi tubuh indahnya dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Kemudian dia masukkan jari-jarinya menyelusup di antara sela-sela rambut, membersihkan rambutnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya diberi shampo olehnya.

Nana sangat suka berlama lama berada di bawah pancuran, siraman air dingin dari pancuran yang tertempel di dinding kamar mandinya, akan selalu bisa membuat rilex otot-otot syarafnya yang lagi tegang, apalagi dipagi hari seperti sekarang ini.

Tetapi kenyataannya pancuran air dingin yang selalu bisa membuatnya rilex itu tidak berlaku untuk saat ini, pancuran air yang dia rasakan kali ini membuat badannya gemetar, tubuh kurusnya langsung luruh ke lantai kamar mandi, dinginnya lantai kamar mandi yang langsung menusuk ke dalam tulangnya pun gak ia rasakan.

Jatuh butiran-butiran air bening dari kedua matanya yang turun tersamarkan oleh derasnya air dari pancuran, yang juga ikut jatuh membasahi tubuhnya.

Nana menyandarkan tubuhnya ke dinding kamar mandi, lalu mengetuk-ngetukkan kepalanya pelan ke dinding itu "maaf" ucap Nana dengan lirih. Badannya kembali gemetar, bahunya berguncang, entah karna dingin yang dia rasa atau karena rasa bersalah yang tiba-tiba datang menghampiri.

•••••••••••

Disinilah aku di ruangan kerjaku berpacu dengan waktu,mempercepat kerjaan agar semua selesai tepat pada waktunya karna tadi sesampainya aku disini, Lala menelpon mengabarkan kalau ia akan berada tepat pukul empat sore di restoran yang biasa kami datangi. 
Dan saat ini dengan secepat kilat kuselesaikan segala urusan kantorku, sebentar- sebentar mataku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan, hanya tinggal  tiga puluh menit waktu yang tersisa, dari waktu yang Lala tentukan untuk bertemu.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang