"Aku disini" dengan refleks Nana dan Dewi menolehkan kepala mereka berdua ke arah sumber suara tersebut.Diam tak bergerak yang bisa dilakukan oleh Nana saat ini, memandang wanita cantik yang berada tak jauh di depannya, wanita yang selalu bisa membuat hari-nya lebih berwarna, wanita yang selalu bisa membuat degup jantungnya berdebar dengan sangat kencangnya, wanita yang selalu membuat ia merasakan debaran-debaran merdu di dalam dadanya.
Cantik banget sih senyum kamu sayang kata Nana dalam hatinya saat ia melihat senyum Lala terurai disebrang sana.
Nana pun terpaku dengan senyum cantik itu hingga membuat dirinya terlupa untuk segera menghampiri sang pujaan hati.
"Ck" Dewi berdecak kesal melihat sang sahabat hanya diam seperti itu, ia pun bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Nana "tak" satu jitakan mendarat mulus di kening Nana.
"Apa sih De, sakit tau! kasar banget lo ah jadi manusia." katanya melihat kearah Dewi sambil cemberut dan mengusap kepalanya yang dijitak oleh Dewi
Bukannya merasa bersalah karena sudah menyakiti sang sahabat tapi Dewi malah menaikkan satu alisnya.
Kening Nana berkerut menanggapi ekspresi Dewi
"Apa? kenapa deh ekspresi lo begitu sakit beneran tau gue." kata Nana masih saja terus mendumel.Dewi semakin menaikkan alisnya mendengar ocehan sang sahabat yang seakan tak mengerti apa maunya.
"Nana bego! elo gak mau nyamperin Lala tuh, ntar dia pergi lagi nangis lo, teriak-teriak gak jelas sama gue, sana samperin Lala-nya, emang lo mau dia pergi lagi ah?" kata Dewi kali ini ia memukul bahu Nana pelan dan kata-kata Dewi barusan sepertinya memang menyadarkan betapa bodoh dirinya yang hanya diam tak bergerak tak menghampiri pujaan hatinya.
Dengan cepat Nana menggeleng "mana mungkin gue bisa hidup tanpa ada dia" kata Nana terdengar seperti menggumam di telinga Dewi dan kembali dengan cepat ia menggelengkan kepalanya.
Tanpa banyak bicara Nana melangkahkan kakinya untuk berjalan menghampiri sang pujaan hati. Namun, sayang langkahnya harus terhenti saat ia mendengar suara kesayangannya di depan sana menyuruh ia untuk berhenti.
"Kamu diam disana!" kata Lala dengan tegasnya tanpa ada senyum yang menghiasi bibirnya, entah kemana perginya senyum cantik yang tadi terurai di bibirnya.
Kening Nana mengernyit heran menanggapi omongan kekasih hatinya tersebut walau ia tak mengerti apa maksud Lala menyuruh ia untuk berhenti berjalan tapi dengan nurutnya Nana pun menghentikan langkahnya dan menatap sendu kearah sang pujaan hati. Namun yang di tatap malah mengalihkan pandangannya.
Tak kalah herannya dengan Nana, Dewi pun ikut mengernyit heran, tetapi sesaat kemudian ia tertawa dan berjalan menghampiri Nana, dirangkulnya bahu sang sahabat "hahaha yang sabar ya Na" kata Dewi seperti mengejek kemudian ia berjalan menghampiri Lala yang malah tersenyum kepadanya
"Sayaaanggg" seperti merajuk Nana menatap kearah Lala.
Tak menghiraukan rengekan Nana. Lala malah merentangkan tangannya ke arah Dewi "sini Wi, aku kangen sama kamu" katanya sambil melihat kearah Dewi dan tersenyum
Mendengar kata kangen keluar dari bibir kesayangannya, dan itu bukan ditujukan untuk dirinya, Nana pun semakin merengut "Sayaang aku juga kangen sama kamu" ucap Nana pada Lala, bahkan terdengar seperti berteriak saat Nana ucapkan itu. Tapi yang dipanggil sayang olehnya hanya memberikan tatapan datarnya ke arah ia, sehingga membuat Nana kembali hanya bisa menelan ludahnya mendapati respon seperti itu dari sang kekasih.
Mata Dewi melirik ke arah Nana, senyum miring seakan mengejek pun tak lupa ia berikan untuk Nana saat dirinya menghampiri Lala yang sedang berdiri di depan sana "kamu baik kan La?" saat ia sudah berada tepat dihadapan Lala di ciumnya pipi Lala kiri dan kanan sambil matanya kembali melihat ke arah Nana.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Complete Me
RomansCinta lima huruf yang bisa membuat kita selalu merasa benar, Cinta itu indah, Cinta itu manis, Cinta itu bla bla bla. Mendapatkan cinta yang tulus bisa membuat kita terbang jauh menggapai awan. Pahitnya karena di dustai, di khianati bahkan terkada...