YCM 17

950 107 5
                                        

Berkendara saat malam hari di jalanan ibukota terkadang membawa keuntungan tersendiri untuk pengemudinya, dan keberuntungan itu pun datang menghampiri Nana, membuat kendaraan yang ia kemudikan sampai ditempat tujuan dengan lebih cepat.

Sesampainya mereka berdua di dalam apartemen, Nana berdiri di balik dinding kaca yang menghadap langsung ke jalan raya.

Lala yang melihat itu, mensipitkan matanya heran
"Kenapa?" kata bathin Lala saat matanya melihat ada guratan kesedihan di wajah cantik pasangannya tersebut, dirinya pun berjalan menghampiri Nana yang sedang berdiri di balik dinding kaca.

Nana menahan nafasnya saat ia merasakan kedua tangan Lala melingkar di pinggangnya, apalagi ditambah dengan hembusan nafas Lala yang menyapa leher serta telinganya membuat ia bergidik tertahan saat merasakan itu semua.

Di peluknya erat tubuh Nana oleh Lala dari belakang, "kamu kenapa sayang?" bisik Lala saat ia mencerukkan kepalanya di leher Nana.

Mendapat perhatian dan perlakuan manis dari Lala, dengan cepat Nana memutar tubuhnya untuk berhadapan langsung dengan kesayangannya tersebut.

Di tatapnya mata Lala olehnya, "kamu cantik La" puji Nana sambil tangannya membelai wajah Lala dengan lembut

Lala pun tersenyum merasakan belaian lembut tangan Nana pada pipinya. Namun tiba-tiba dahi Lala berkerut saat ia mendengar Nana mengatakan "Kamu slalu cantik La, aku minta maaf ya, aku udah terlalu sering nyakitin hati kamu."

Lala berdecak pelan, walau bathin-nya bertanya-tanya kenapa tiba-tiba saja Nana berkata seperti itu. Tapi tak ia lepaskan pandangannya sedikit pun dari wajah Nana, terus ia tatap kesayangannya tersebut sambil tangannya masih saja terus merangkul pinggang Nana.

Sehingga membuat Nana menjadi salah tingkah, ia tundukkan kepalanya untuk menatap lantai seakan-akan lantai itu lebih menarik di bandingkan dengan wajah cantik sang pujaan hati yang saat ini sedang menahan senyumnya sendiri melihat sikap salah tingkah pasangannya tersebut.

Dan kini Nana menjadi semakin salah tingkah saat matanya beradu pandang dengan Lala, ternyata Lala masih juga menatap dirinya dengan setia, bahkan dengan sengajanya Lala mengkedipkan sebelah matanya untuk menggoda Nana.

"Dih genit" katanya pelan melihat sikap kesayangannya tersebut.Dengan cepat Nana melempar pandangannya tak mau menatap, karna tiba-tiba saja rona merah muncul diantara dua pipinya yang tirus.

Dan rona merah itu menjadi semakin terlihat merah saat Lala mengucapkan "hai, aku sayang kamu Ratna." kemudian Lala
meraih kedua tangan Nana untuk ia genggam.

Semua ucapan serta sikap yang ditunjuk kan oleh Lala untuk dirinya membuat Nana kembali menatap kearah Lala, masih dengan adanya rona merah yang membayangi pipinya, ia pun menatap kesayangannya tersebut "Kenapa kamu sayang aku La? aku udah sering nyakitin hati kamu, ak...aku ini pacar yang jahat buat kamu"

Kali ini bukan hanya dahi Lala yang berkerut, bahkan kini Lala berdecak pelan mendengar kata-kata Nana. Kenapa masih aja nanya sih! kenapa masih aja terus nyalahin diri sendiri. Kata bathin Lala sedikit kesal mendengar ucapan Nana barusan.

Nana yang melihat perubahan diraut wajah Lala seketika menjadi merasa bersalah, apalagi saat ia mendengar decakan yang keluar dari bibir Lala, diremas lebih kencang oleh ia tangan Lala yang memang sedari tadi sudah menggenggam tangannya.

"Maaf, maafin aku La, lupain aja ya" ucap Nana merasa tak enak karna sudah meragukan perasaan kesayangan-nya tersebut.

Lala menggeleng, "apa yang dilupain sayang? kita selesai kan hari ini juga! kamu dengerin aku baik-baik ya." kata Lala dengan nada yang lembut tapi terkesan terdengar tegas di telinga Nana sehingga mau tak mau, suka atau tidak suka membuat Nana yang usianya lebih tua dari Lala menjadi diam sediam-diamnya.

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang