Hari Rabu ini jadwal mata kuliah Sera hanya satu, ia sudah selesai sejak pukul setengah dua belas tadi. Tapi ia tidak langsung pulang karena Raka menjemputnya dan minta ditemani untuk bermain basket sore ini.
Raka merupakan kekasihnya yang sudah ia pacari sejak semester dua. Meskipun sering putus nyambung, tapi mereka bisa bertahan hingga detik ini. Sera mengenal Raka melalui Via, karena pacar Via adalah teman dekat Raka. Karena sering bertemu dengan Raka saat menemani Via pacaran, mereka menjadi dekat dan lama-kelamaan timbul rasa suka. Untung saja perasaan Sera tidak bertepuk sebelah tangan karena tidak pakai lama Raka langsung menembaknya saat itu.
Ia dan Raka memang tidak berkuliah di kampus yang sama, tapi kampus mereka cukup berdekatan hingga membuat cowok itu bisa menghampiri Sera sesering mungkin. Mereka juga sering berangkat dan pulang bersama karena searah.
"Panas banget ya akhir-akhir ini," ujar Sera sambil mengelap keringat di keningnya dengan tisu. Karena jadwal latihan basket Raka masih nanti sore, siang ini mereka main dulu ke cafe untuk makan siang.
"Kasihan banget sih pacar aku kepanasan." Sahut Raka sambil mengambil tisu yang menempel di kening Sera. Tapi benar ucapan Sera, cuaca akhir-akhir ini memang panas.
"Udah tahu panas tapi kamu hobi banget naik motor," cibir Sera karena Raka lebih sering membawa motor ninjanya.
"Lama Ser kalau bawa mobil, nggak bisa nyalip-nyalip. Mobil aku khusus di pakai di musim hujan aja." Sahut Raka karena khusus di musim hujan ia akan memakai mobilnya untuk mengantar jemput Sera.
Sera hanya bisa pasrah, Raka masih pengertian kepadanya saja itu sudah lebih dari cukup. Seperti tadi, dengan baiknya Raka meminjamkan jaketnya kepada Sera selama di jalan agar tidak terlalu kepanasan. Dan ia masih saja mengeluh, sementara Raka yang kulitnya terbakar langsung oleh sinar matahari tampak biasa saja. Sepertinya, Sera memang kurang bersyukur menjadi perempuan.
Setelah menghabiskan waktu di cafe selama dua jam lebih, mereka akhirnya harus kembali ke kampus Raka. Karena jadwal latihan basket akan dimulai sebentar lagi. Meskipun bukan pertama kalinya datang ke kampus Raka, Sera masih saja merasa canggung. Apalagi jika harus bertemu dengan teman-teman Raka.
Tepat pukul empat sore, waktu latihan basket dimulai. Sera memilih duduk di kursi tribun sambil memperhatikan bagaimana tampannya Raka ketika menjelaskan teknik-teknik bermain bola basket. Dengan iseng Sera memfoto kekasihnya itu dan ia yakin foto-foto yang ia ambil akan cowok itu upload di sosmednya. Sambil menandainya yang telah mengambil foto dengan bagus.
"Dih." Decih Sera tanpa sadar saat melihat seorang adek tingkat Raka sedang mencari perhatian kepada kekasihnya itu. Perempuan itu bersikap seolah-olah tidak bisa melemparkan bola dengan benar hingga terus meleset melewati ring. Dengan bodohnya, Raka membantu perempuan itu sampai memegang tangannya dan mengarahkan untuk melempar bola dengan benar.
Sera seketika muak melihat itu, ingin rasanya ia pergi dari sini. Tapi jika ia bersikap seperti itu malah membuatnya terlihat menyedihkan. Sera tidak boleh memperlihatkan sikap cemburunya, ia harus bersikap dewasa dengan terus mensupport Raka sambil menampilkan senyumnya.
***
Saat langit hampir gelap, Raka menyudahi sesi latihannya. Ia segera menghampiri Sera yang wajahnya terlihat tidak bersahabat.
"Sayang bete ya nunggu lama?" tanya Raka sambil mengusap puncak kepala Sera.
"Harus banget ya pegang-pegang tangan kayak gitu tadi?" Sera balik bertanya.
Melihat Sera cemburu, Raka malah terkekeh pelan, "Itu cuma sekedar latihan sayang, maka dari itu aku ajak kamu hari ini supaya bisa melihatnya. Aku nggak mungkin berbuat aneh-aneh di belakang kamu dan nggak ada yang mau aku tutup-tutupi juga dari kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Wedding
RomanceMencintai atau Dicintai? Mungkin sebagian perempuan akan memilih untuk dicintai. Namun berbeda dengan Anasera Yasmeen Effendi yang memiliki prinsip harus menikah dengan orang yang dicintai dan mencintainya. Ia akan merasa ilfeel apabila harus berhu...