Sera dan Shiren sudah duduk di teras rumah Sera. Mereka berdua masih diam dengan pandangan lurus ke depan. Sera bingung harus menceritakan dari mana perihal hubungannya dengan Kavi. Ia tidak menyangka jika akan ketahuan oleh Shiren seperti ini.
"Gue berniat main ke rumah lo untuk nganterin oleh-oleh, tapi gue malah nggak sengaja lihat mobil lo tadi di jalan. Jadi gue ikutin aja sambil kasih kejutan, tapi ternyata malah sebaliknya. Gue yang dibuat kaget lihat lo sama Pak Kavi tadi," ujar Shiren sambil menatap Sera.
Sera balas menatap Shiren, ia lalu menghela napas pelan sebelum berkata, "Sorry, gue nggak jujur sama lo dari awal."
"Jadi, Pak Kavi siapa lo? Saudara?" tanya Shiren yang belum mengerti.
Sera rasanya ingin tertawa, tapi ia ingat jika sekarang bukan waktunya untuk bercanda.
"Bukan Ren, dia awalnya salah satu staff auditor di KAP bokap. Tapi sekarang..." Sera menggantungkan kalimatnya karena malu untuk mengatakan status Kavi yang sebenarnya.
"Tapi apa?" Shiren tidak sabar menunggu ucapan Sera.
Sera hanya menunjukkan cincinnya kepada Shiren untuk menjelaskan.
"Apa sih, gue nggak ngerti." Shiren rasanya sudah frustasi karena Sera terus berbelit-belit saat akan menjawab.
"Gue udah nikah sama Pak Kavi." Sera mengucapkan kalimat itu dengan cepat lalu menundukkan wajahnya karena tidak berani menatap Shiren.
"Ser please, gue lagi serius sekarang."
Sera langsung mendongakkan wajahnya untuk menatap Shiren lagi. Padahal ia sudah mengatakan yang sebenarnya tapi sahabatnya itu belum juga mempercayainya.
Bisa saja Sera bilang jika Kavi adalah saudaranya seperti yang Shiren tuduhkan tadi. Tapi ia merasa hal itu percuma, ia takut jika rahasianya terbongkar maka Shiren akan semakin marah. Karena Shiren sering main ke rumahnya secara tiba-tiba seperti sekarang, jadi percuma saja bagi Sera untuk menyembunyikan statusnya dengan Kavi. Ia tidak mungkin bisa menutupi rahasia itu selamanya. Apalagi jika Shiren sampai mendengar hal itu dari mulut Mama atau Papanya, pasti sahabatnya itu akan jauh lebih kecewa kepadanya.
Merasa Shiren tidak akan percaya jika ia tidak menunjukkan bukti, Sera akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto akad nikahnya dengan Kavi kemarin yang diambil oleh beberapa sepupunya.
Sera bisa melihat wajah terkejut Shiren, sahabatnya itu terlihat membekap mulutnya tidak percaya.
"Ini serius?" tanya Shiren setelah berhasil menemukan kembali kata-katanya.
Sera hanya menganggukkan wajahnya sebagai jawaban.
"Kapan kalian nikah?"
"Kemarin."
"Kemarin?" Shiren langsung melihat halaman rumah Sera yang terdapat sampah bunga bekas sebuah acara. Semua ini nyata, tapi kenapa ia sulit untuk mempercayai apa yang baru saja ia dengar dan lihat.
"Gue sekarang nggak bisa mikir Ser." Shiren lalu mengembalikan ponsel milik Sera, "Ini oleh-oleh buat lo. Gue pulang dulu ya." Shiren sudah bersiap-siap untuk pulang.
"Ih kok gitu sih, jangan pulang dulu." Sera langsung berdiri dan menahan Shiren untuk pulang.
"Gue butuh waktu untuk mencerna ini semua."
"Iya, lo tenangin diri lo disini aja. Jangan pulang dulu." Sera langsung memberikan es sirup yang sudah dibuatkan oleh Mamanya kepada Shiren.
Shiren mengambil gelas yang Sera sodorkan lalu meminum isinya dengan rakus. Ia berusaha menenangkan dirinya dan meyakinkan bahwa yang barusan ia lihat adalah nyata. Sera kini sudah menikah dengan Kavi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Wedding
RomanceMencintai atau Dicintai? Mungkin sebagian perempuan akan memilih untuk dicintai. Namun berbeda dengan Anasera Yasmeen Effendi yang memiliki prinsip harus menikah dengan orang yang dicintai dan mencintainya. Ia akan merasa ilfeel apabila harus berhu...