Satu minggu ini Sera benar-benar merasa bahagia karena mobil barunya sudah datang. Setiap hari rasanya ia ingin keluar untuk mengendarai mobil barunya itu. Bahkan ia yang selalu malas tiap dimintai tolong untuk mengantarkan Mamanya belanja menjadi bersemangat dan selalu menawarkan diri hampir setiap harinya.
"Nyaman banget rasanya mobil kamu," gumam Anita sambil mengamati interior mobil Sera.
"Iya kan, harusnya dari dulu Mama dukung aku supaya punya mobil baru." Sahut Sera.
"Kamu itu ya, setelah punya mobil aja baru mau anterin Mama. Waktu kemarin-kemarin tiap diajak pergi ada aja alasannya." Cibir Anita melihat tingkah Sera.
Sementara Sera hanya terkikik geli, "Kan lagi seneng-senengnya nyetir Ma, siapa tahu Minggu depan udah malas."
"Awas aja kamu sampai malas anterin Mama lagi." Ancam Anita.
"Enggak Ma," jawab Sera lalu membelokkan mobilnya kearah restoran cepat saji favoritnya, "Kita beli es krim sama burger dulu ya Ma." Mumpung sedang bersama Mamanya Sera bisa meminta jatah untuk membeli es krim dan burger secara gratis seperti ini.
Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Sera langsung melajukan mobilnya untuk pulang. Ia memasuki rumah sambil memakan es krimnya dan duduk di sofa ruang keluarga bersama Papanya. Sementara Mamanya masih sibuk menata belanjaan yang tadi dibeli.
"Mobil itu juga sebagai hadiah ulang tahun kamu, nanti jangan minta kado lagi," ujar Rudi sambil menatap Sera.
"Iya Pa."
Meskipun suka kurang ajar, Sera juga masih tahu diri untuk tidak meminta kado lagi saat ulang tahun. Mendapatkan mobil sekarang saja ia sudah sangat bersyukur.
"Kamu sudah bertemu Kavi?" tanya Rudi penasaran.
Sera hanya bisa meringis, ia bahkan belum menghubungi Kavi sama sekali.
"Belum." Sera menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Jangan lupa sama janji kamu, Papa sudah menuruti permintaan yang kamu minta."
"Iya Pa." Lirih Sera.
"Apa perlu Kavi yang Papa panggil kesini untuk menemui kamu?"
"Jangan!" Cegah Sera dengan cepat. Setelah sadar ia sudah menggunakan nada tinggi Sera langsung berdehem sambil mengatur suaranya.
"Biar aku yang hubungi Pak Kavi dan menemuinya di luar." Sahut Sera akhirnya.
"Okay." Pasrah Rudi, "Secepatnya Papa tunggu kamu melakukan itu."
Sera hanya bisa memakan es krimnya dengan perasaan dongkol. Tidak bisakah Papanya itu membiarkan ia bahagia sedikit lebih lama lagi. Sera baru bersenang-senang dengan mobilnya selama seminggu ini. Tolong jangan rusak dulu kebahagiannya.
Tapi tentu saja hal itu hanya mampu Sera ucapkan dalam hati. Ia tidak berani membantah ucapan Papanya. Meskipun ia putri kesayangannya, Papanya tetap tegas dan kadang terlihat menyeramkan ketika marah. Dan Sera tidak berani memancing hal itu terjadi.
***
Hari yang paling tidak Sera nantikan datang juga. Hari ini ia memiliki janji untuk menemui Kavi di sebuah coffee shop. Ia yang mengajak bertemu, ia juga yang sengaja datang terlambat. Sera memang benar-benar keterlaluan.
Setelah merasa siap, Sera akhirnya turun dari mobil dan berjalan masuk sambil mencari keberadaan Kavi. Saat melihat pria itu berada di ujung ruangan ia segera menghampirinya.
Tanpa berbasa-basi, Sera langsung duduk di hadapan pria itu sambil menyesap caramel macchiato yang sudah Kavi belikan.
"Selamat untuk mobil barumu," ujar Kavi dengan menyebalkan hingga membuat Sera memutar bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Wedding
RomanceMencintai atau Dicintai? Mungkin sebagian perempuan akan memilih untuk dicintai. Namun berbeda dengan Anasera Yasmeen Effendi yang memiliki prinsip harus menikah dengan orang yang dicintai dan mencintainya. Ia akan merasa ilfeel apabila harus berhu...