32. Liburan Singkat

1.1K 77 1
                                    

Semenjak pengakuan sayang yang Kavi ucapkan, hubungan mereka mengalami banyak perubahan. Dari hari ke hari sikap Kavi semakin bertambah manis kepada Sera. Sejujurnya Sera merasa sedikit aneh karena mungkin belum terbiasa melihat sikap Kavi yang seperti itu. Tapi ia berusaha membiasakan diri karena kalau boleh memilih ia lebih suka Kavi bersikap manis kepadanya dari pada mencuekinya seperti kemarin-kemarin ketika mereka sedang marahan.

Hingga tiba-tiba Sera teringat sesuatu. Apakah ini maksud dari bersikap layaknya seorang suami seperti yang pria itu ucapkan. Jika iya, berarti pria itu benar-benar menepati ucapannya.

"Hari ini UTS terakhir kamu kan?" tanya Kavi setelah sejak tadi diam.

"Iya," jawab Sera dengan senang karena akhirnya UTS-nya selesai juga. Jadi ia tidak perlu capek-capek belajar lagi. Tapi memang di semester tua ini, mata kuliahnya terasa semakin ringan. Hanya skripsinya saja yang sedikit membebani.

"Ada libur empat hari kan besok sebelum masuk Senin depan?"

"Iya, lumayan juga waktu senggangnya."

"Mau liburan singkat nggak?" tawar Kavi.

"Kemana?"

"Ke Puncak mungkin atau kamu mau ke Bandung, kita bisa sewa villa nanti?"

"Emang Mas nggak sibuk?"

"Enggak, kebetulan nggak ada pekerjaan yang urgent. Nanti bisa dikerjakan sambil liburan."

"Okay, aku mau." Sahut Sera dengan senang karena memang ia sangat butuh liburan. Kebetulan saat libur semester kemarin ia tidak sempat liburan karena waktunya disibukkan dengan magang dan mengurus pernikahannya dengan Kavi. Jadi kesempatan ini tidak boleh Sera sia-siakan meskipun hanya sekedar liburan singkat.

***

Keluar dari ruang ujian saat hari terakhir adalah saat-saat yang paling membahagiakan bagi kebanyakan mahasiswa tak terkecuali Sera. Entah kenapa perasaannya begitu lega hingga membuatnya langsung menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Mau kemana kita sekarang?" tanya Shiren kepadanya, Diva dan Via. Syukurlah sekarang hubungan mereka berempat sudah kembali membaik dan mereka juga sering menghabiskan waktu seperti dulu lagi.

"Cari makan nggak sih? Lumayan laper nih," jawab Diva. Kebiasaan mereka berempat setiap selesai ujian adalah selalu pergi bersama, entah hanya untuk mencari makan atau sekedar berjalan-jalan ke mall.

Sera melirik jam tangannya dengan ragu. Sesuai apa yang ia bicarakan dengan Kavi tadi, seharusnya besok pagi mereka sudah harus berangkat untuk liburan ke Bandung. Karena cukup mendadak jadi Sera belum sempat packing dan ia ingin segera melakukannya, tapi untuk menolak ajakan teman-temannya ia juga merasa tidak enak. Apalagi hubungan mereka baru saja membaik.

"Gimana menurut lo Ser?"

Sera akhirnya menatap Shiren karena ditanyai oleh sahabatnya itu.

"Gue izin sama Kavi dulu ya," sahut Sera dengan sungkan.

"Oh iya, kita lupa kalau teman kita yang satu ini harus izin dulu sama suaminya," ujar Shiren dengan nada menggodanya seperti biasa.

Dengan segera Sera menuju ke ruangan Kavi untuk berpamitan dengan pria itu. Saat hampir mencapai ruangannya, Sera bisa melihat pria itu keluar dari sana.

"Lho udah selesai? Baru aja Mas mau turun," ujar Kavi saat menyadari kehadiran Sera.

"Aku mau minta izin," sahut Sera sambil memainkan tangannya. Ia juga merasa bersalah karena membuat Kavi menunggunya lama untuk pulang bersama tapi ia malah main dengan teman-temannya.

A Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang