Setelah memarkirkan mobilnya di parkiran kampus, Sera segera berjalan menuju ruang kelasnya. Karena berjalan sambil menunduk ia tidak menyadari jika ada seorang cowok yang menunggu kedatangannya. Saat cowok itu menghadang langkahnya, Sera hanya bisa terbelalak kaget ketika melihatnya.
"Raka?" Gumam Sera sambil menatap cowok itu.
"Bisa kita bicara sebentar Ser?" tanya Raka penuh harap.
Dengan helaan napas pelan, Sera akhirnya mengiyakan. Ia berjalan menuju gazebo diikuti oleh cowok itu.
"Nih buat kamu." Raka memberikan Sera es coklat yang tadi sempat ia beli, sementara ia sendiri membeli kopi.
"Thanks ya," sahut Sera mengambil minuman pemberian Raka.
Mereka diam di posisi masing-masing, hingga akhirnya Sera membuka suara untuk meminta maaf kepada cowok itu.
"Aku minta maaf ya Ka, kamu pasti kecewa banget karena udah aku bohongin," ujar Sera sambil melirik Raka.
Raka langsung menggeleng dengan cepat, "Aku yang harusnya minta maaf Ser. Maaf, karena aku selalu sibuk sama urusanku sendiri dan nggak peka sama keadaanmu. Harusnya aku sadar, kalau sikapmu waktu itu sempat berubah karena ada masalah. Tapi aku malah nggak peduli dan mengira kalau kamu masih baik-baik aja."
Sera hanya bisa tersenyum saat mendengarnya, bahkan ketika sudah ia bohongi pun cowok itu sama sekali tidak marah.
"Harusnya kamu marah sama aku Ka."
"Percuma Ser, aku marah juga nggak akan bisa mengubah keadaan kan?" tanya Raka.
Memang benar, tidak ada yang berubah sekalipun Raka marah. Tapi tetap saja Sera pantas mendapatkannya karena sudah membohongi cowok itu.
"Jadi, sekarang kamu udah tahu kan alasanku minta putus waktu itu?" Sera kembali menatap Raka dan cowok itu balas menatapnya. "Mulai sekarang, kamu harus benar-benar membuka hati untuk perempuan lain dan lupain aku ya." Lanjut Sera lagi.
"Apa cowok itu baik?" Bukannya menjawab Raka malah balas bertanya.
"Suamiku?"
Raka menganggukkan wajahnya.
"Dia baik Ka." Meskipun kadang nyebelin. Tambah Sera dalam hati.
"Syukurlah kalau dia baik."
"Oh ya gimana Vano? Dia pasti marah ya pestanya hancur karena aku?" Tiba-tiba Sera teringat dengan Vano, ia sempat meminta maaf kepada cowok itu meskipun pesannya tidak dibalas.
"Bukan Vano aja yang marah, akupun juga marah," sahut Raka sambil menatap lurus ke depan.
"Kenapa?" Heran Sera.
"Karena dia berani merebut pacarku yang cantik ini apalagi aku masih sayang banget sama dia." Meskipun sangat terpukul dan merasa tidak rela saat mengetahui Sera sudah menikah, tapi pada akhirnya ia hanya bisa pasrah karena semua sudah terjadi.
Mendengar itu Sera langsung membuang muka sambil tertawa. Entah terbuat dari apa hati Raka karena masih bisa bercanda dan tidak marah kepadanya. Andai saja sikap Kavi semanis ini, pasti tidak sulit bagi Sera untuk membuka hati kepada pria itu.
Saat tidak sengaja melihat ke arah gedung kelas Sera, senyum di wajah Raka langsung memudar. Ia melihat suami Sera ada disana sambil memperhatikan mereka.
"Itu suami kamu bukan?" tanya Raka dengan pandangan lurus kearah Kavi.
Sera mengikuti arah pandang Raka dan ia langsung menahan napas saat bertatapan dengan sorot tajam Kavi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream Wedding
RomanceMencintai atau Dicintai? Mungkin sebagian perempuan akan memilih untuk dicintai. Namun berbeda dengan Anasera Yasmeen Effendi yang memiliki prinsip harus menikah dengan orang yang dicintai dan mencintainya. Ia akan merasa ilfeel apabila harus berhu...