11. Mas?

1.2K 78 2
                                    

Bangun tidur setelah putus dengan pacar adalah perasaan paling tidak menyenangkan yang harus di alami setiap orang. Dan sialnya Sera sedang mengalami hal itu sekarang. Semua terasa seperti mimpi baginya, kejadian semalam saat ia putus dengan Raka seperti tidak nyata. Tapi saat merasakan nyeri di hatinya, ia baru sadar jika ini adalah nyata. Ia benar-benar sudah putus dengan Raka.

Berusaha mengesampingkan masalah hatinya, Sera akhirnya bangkit dari ranjang. Ia harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke kampus karena ada kelas pukul sembilan pagi.

Selama di kelas, Sera tidak bisa fokus. Ia tidak mendengarkan penjelasan dosen sama sekali, yang ia lakukan hanyalah mencoret-coret dengan abstrak di atas kertas bindernya.

Shiren, Diva dan Via yang melihat itu hanya bisa saling lirik. Mereka sudah tahu jika Sera baru saja putus dengan Raka, Via mendapat informasi itu dari Vano kekasihnya. Raka sudah cerita semuanya kepada Vano termasuk alasan apa yang membuat mereka harus putus.

"Ser," panggil Via yang sudah tidak tahan melihat Sera hanya diam saja sejak tadi. Mereka sekarang sudah berada di kantin untuk makan siang, tapi Sera masih tetap diam.

"Ada apa?"  tanya Sera sambil menatap Via.

"Kalau lo ada masalah cerita dong sama kita, jangan diam aja kayak gini," ujar Via.

Sera menghela napas panjang, "Gue bingung mau cerita dari mana dan itu juga percuma. Semua udah terlanjur terjadi sekarang." Ia mengerjap-ngerjapkan matanya agar air matanya tidak sampai terjatuh.

"Raka udah cerita semuanya ke gue sama Vano."

Mendengar nama Raka disebut, perasaan bersalah seketika menghantui Sera. Ia sudah jahat dengan membohongi cowok itu. Satu tetes air mata akhirnya jatuh juga di pipi Sera, dengan segera ia menghapusnya agar tidak mengalir semakin deras.

Shiren yang berada di samping Sera berusaha menenangkannya dengan memberikan usapan di punggung Sera. Karena sudah tidak tahan berpura-pura kuat, Sera akhirnya menyandarkan kepalanya di bahu Shiren dan menangis tanpa suara.

"Gapapa ya Ser, gue sama Shiren kan juga jomlo. Kita nikmatin aja masa-masa ini sambil fokus kuliah." Hibur Diva sambil memberikan tisu kepada Sera.

"Raka juga bilang ke gue kalau dia akan nunggu lo Ser. Gue jagain Raka mulai sekarang, awas aja sampai dia berani deket-deket sama cewek lain." Tambah Via dengan menggebu-gebu.

Sera memberikan senyum tipisnya kepada para sahabatnya. Ia sangat bersyukur dan sedikit terhibur mendengar ucapan mereka semua. Meskipun rasa bersalah sedikit menghantuinya karena tidak jujur dengan masalah yang sebenarnya. Tapi Sera membutuhkan waktu dan apabila waktunya sudah tepat ia akan menceritakan semuanya kepada mereka.

***

Sabtu sore ini Sera pergi bersama Kavi untuk menemui orang tua pria itu. Rasanya Sera begitu gugup apalagi ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan orang tua Kavi dan Sera tidak tahu sifat mereka seperti apa.

Berulang kali Sera mengusap tangannya yang berkeringat, ia lalu menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan untuk mengurangi sedikit rasa gugupnya.

"Meskipun kamu terpaksa menerima perjodohan ini, sebisa mungkin jangan kamu perlihatkan di depan Ayah dan Bunda," ujar Kavi dengan pandangan lurus ke depan.

Sera hanya melirik pria itu tidak percaya, tanpa diminta pun ia sudah tahu harus melakukan apa. Ia tidak mungkin bersikap buruk di depan orang tua Kavi dan membuat namanya beserta nama Mama Papanya menjadi jelek.

A Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang