Bagian 18 | Mantan Akbar

2.3K 120 32
                                    


Maaf untuk typo yang bertebaran. Bisa kalian tandai di komen ya, supaya segera aku perbaiki.

Selamat membaca!!

Setelah mengadakan syukuran dengan membagikan sebagian rezeki mereka kepada anak yatim-piatu saat di panti asuhan tadi, kini pasangan suami istri itu tak ketinggalan ada Esya yang duduk anteng di kursi belakang bersama Manda yang kebetulan memang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengadakan syukuran dengan membagikan sebagian rezeki mereka kepada anak yatim-piatu saat di panti asuhan tadi, kini pasangan suami istri itu tak ketinggalan ada Esya yang duduk anteng di kursi belakang bersama Manda yang kebetulan memang ikut acaranya. Mereka sedang dalam perjalanan pulang dengan Akbar yang menjadi sopir didampingi Yasmine disebelahnya.

Sepanjang perjalanan Esya begitu antusias menceritakan dan kadang bertanya tentang kegiatan syukuran mereka tadi, bocah cantik itupun mengatakan kalau ia mendapatkan teman baru disana. Dengan sabar ketiga orang dewasa itupun menjawab setiap pertanyaan yang Esya ajukan, terutama Yasmine.

"Nanti kita bisa kesana lagi kan Bunda? Esya mau main dengan Ola lagi. "

Yasmine menolehkan wajahnya kearah belakang sambil tersenyum. "InsyaAllah ya Sayang, nanti kalau kita ada kesempatan lagi kita kunjungi teman-teman di sana ya."

Esya memekik senang. "Yeaaay! Nanti Esya ajak Ean juga deh, biar bisa kenalan sama mereka."

"Papa mau tanya deh Princess, " ujar Akbar yang masih fokus menyetir.

"Apa Papa? "

"Memangnya tidak ada lagi teman di sekolah selain bocah pirang itu? "

"Mas! " Tegur Yasmine pelan.

"Papa itu nggak sopan ya, Ean itu punya nama. Namanya Deano Argantara Pranata, atau bisa Papa panggil Dean dan Ean sama kayak Esya kalau manggil dia." Esya menjelaskan dengan wajah serius yang nyatanya terlihat begitu menggemaskan dimata mereka semua. Manda yang berada disisi Esya pun tak bisa untuk tak tertawa melihatnya, tak percaya juga bisa-bisanya Esya begitu hafal nama lengkap Dean.

Akbar tersenyum kecil sembari geleng-geleng. "Dia memang anakmu, Dek." Katanya pada sang istri.

Yasmine hanya terkekeh pelan dan mengacungkan kedua jempolnya pada sang putri.

"Iya Sayang. Maaf ya, maksud Papa itu Dean, Esya tidak punya teman lagi selain Dean memangnya? Teman cewek gitu? "

Dengan polos dan lucunya Esya menjawab diiringi wajah full senyum. "Ada tapi Esya maunya cuma ajak Dean aja, soalnya teman-teman yang lain pelit dan suka nakal sama Esya terus mereka nggak kayak Dean yang suka kasih Esya coklat Papa. "

"Dean kasih kamu coklat tiap hari Sayang?" Tanya Manda yang tak bisa menahan rasa penasarannya.

"Iya...tapi kata Papa dan Bunda kan aku nggak boleh sering makan coklat nanti sakit gigi terus giginya bisa bolong, jadi coklatnya aku bagi-bagi aja deh sama yang lain. "

Manda mengangguk mengerti, masih TK saja Dean bisa se-effort itu ya pada Esya. Apalagi kalau sudah besar? Kira-kira kisah keduanya masih berlanjut tidak ya? Ya ampun ada-ada saja. Pada zamannya dulu mana ada cerita bocil seperti ini yang ada semasa TK, dirinya dan kawan-kawannya dulu sibuk bermain, berebut mainan, menangis, menyanyi, menghitung. Itu saja diulang-ulang.

Mrs. Pear & Mr. Duren (SlowUp!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang