Jangan lupa vote dan komen ❤️
Happy reading~***
Galih, Vano, dan Radit berjalan menyusuri jalanan yang belum pernah mereka lewati. Dengan pakaian serba hitam dengan penutup wajah dan topi, tiga prajurit itu berjalan sembari terus berwaspada.
"Katakan sesuatu ini Black Rose." Nathan bersuara yang membuat tiga prajurit menghentikan langkahnya.
"Black Rose, ini Blue Bird. Kalian ada di mana?" tanya Radit setelah menyentuh telinganya.
Terdengar Nathan terbatuk. "Aku berada di tebing."
"Huh? Tebing?" Kali ini Vano bersuara sembari mengerutkan keningnya.
Nathan bilang berada di tebing, dia bilang kalau tadi ada seseorang yang menyerangnya secara mendadak. Nathan tidak bisa melawan, bahkan dia sempat melepaskan peluru sebelum tak sadarkan diri. Jadi, kemungkinan peluru yang didengar Fahmi dan Adam adalah peluru yang dilepaskan Nathan. Namun, di mana dua prajurit itu?
"Bisa jelaskan di mana lokasimu?" tanya Galih.
"Crane, aku melihat crane dari sini."
"Crane?" Radit bersuara sembari mengedarkan matanya.
"Baik, bertahanlah, tetap di tempat," pungkas Galih untuk memastikan agar Nathan tetap baik-baik saja lalu mengedarkan matanya untuk mencari keberadaan crane yang di maksud Nathan.
"Lalu di mana, Black Rabbit dan Hamster?" tanya Vano sembari menatap ke sana kemari.
"Aku tadi meninggalkan mereka berdua. Aku mengejar seseorang, tapi aku justru diserang," jelas Nathan yang juga tidak tahu keberadaan dua seniornya.
"Ya sudah, tetap diam di tempat," pungkas Vano.
Di bawah cahaya rembulan, tiga prajurit yang dua di antaranya anggota Prajurit Mata Elang mengedarkan matanya. Bangunan-bangunan tinggi membuat mereka kesulitan mencari crane yang dimaksud oleh Nathan, mungkin jika ada crane di dekat mereka tentu ada sebuah dermaga juga di dekatnya.
Tapi, mana mungkin ada dermaga di dekat sini? Ini kota mati, bukan pelabuhan mati. Otak mereka juga ikut berputar.
"Ketemu," seru Galih yang membuat dua temannya mendekat lalu menunjukkan crane yang dia lihat. Walaupun hanya terlihat pucuknya saja, tapi mereka yakin itu adalah crane yang di maksud Nathan.
Tiga prajurit itu lalu berjalan untuk mencari keberadaan Nathan, setidaknya mereka memiliki tujuan sekarang. Mereka bisa bertanya banyak hal pada Nathan nantinya.
***
Di tempat yang sama, tapi arah yang berbeda, Puspa dan Anggi juga sedang berjalan di kegelapan malam yang hanya diterangi cahaya rembulan. Puspa terlihat menjaga anak-anak yang terlihat ketakutan, sedangkan Anggi memimpin untuk memastikan keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Mission (Prajurit Mata Elang 2)
Fanfiction[SUDAH TERBIT. CHAPTER MASIH LENGKAP]. Bagaimana pun juga Prajurit Mata Elang tetaplah 7. Raganya memang terpisah tapi jiwanya masih ada di Prajurit Mata Elang. Tujuh tahun yang lalu bukanlah sebuah kisah sedih, itu adalah sebuah kisah perjuangan da...