(4) Wasiat Sang Kapten

10.4K 1.4K 141
                                    

Jangan lupa vote komen 💚
Happy Reading~

~~~

Di bawah langit yang tampak mendung karena polusi, Jenderal Jordan berdiri tegap di tengah lapangan. Dia meletakan tangannya di belakang lalu memejamkan matanya.

Kenapa mereka mengirimnya lewat pesan pribadi?  bantinnya, yang sebenarnya terjadi beberapa waktu yang lalu.

Tok. . . Tok!

Seseorang mengetuk pintu kemudian pintu ruangan Jenderal Jordan terbuka.

"Jenderal."

Jenderal Jordan menoleh.

Letnan Rania berdiri tegap lalu melakukan hormat sebentar.

 "Letnan Rania, ada apa?" tanya Jenderal Jordan.

"Maaf, Komandan, Anda harus melihat ini." Letnan Rania menunjukkan pesan email yang ada di ponselnya.

"Siapa dia? Kenapa dia menghubungi kamu?" tanya Jenderal Jordan menatap lalu Letnan Rania yang hanya diam. "Panggil Prajurit Mata Elang, panggil mereka," lanjutnya.

Letnan Rania mengerutkan keningnya. "Prajurit Mata Elang? Maaf Komandan, tapi mereka— "

"Apa yang membuatmu ragu, Letnan?" tanya Jenderal Jordan tapi Letnan Rania tidak menjawab. "Mereka masih Prajurit Mata Elang. Mereka masih anggota prajurit pasukan elite khusus. Panggil mereka, perintahkan mereka untuk menyelesaikan misi ini," lanjutnya.

Jenderal Jordan membuka matanya saat telinganya mendengar derap langkah yang perlahan mendekat. "Sudah saatnya kalian bangkit setelah tujuh tahun berlalu," gumamnya.

"Komandan."

Jenderal Jordan menoleh lalu menatap empat prajurit yang sudah menggunakan seragam khusus di depannya. "Prajurit Mata Elang." 

Hening tidak ada yang menjawab, mereka semua terdiam dan masih menatap lurus ke depan. Namun, Jenderal Jordan tidak bisa dibohongi, dia melihat sorot mata empat Prajurit Mata Elang yang tampak berkaca-kaca.

"Prajurit Mata Elang," ulang Jenderal Jordan.

"Siap, Komandan!" Adam bersuara.

"Siap, Komandan!" Di susul Vano.

"Siap, Komandan!" Kemudian Galih.

"Siap, Komandan!" Dan terakhir Fahmi.

Jenderal Jordan tersenyum tipis kemudian matanya kini tertuju pada Fahmi. "Letnan Fahmi."

"Siap, Komandan."

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Jenderal Jordan.

"Siap, untuk menyelesaikan misi."

"Bukankah kamu sedang cuti menikah?"

"Siap, iya Komandan."

"Apa cutimu sudah berakhir?"

"Siap, belum Komandan."

"Lalu kenapa kamu berada di sini?"

"Siap, untuk menyelesaikan misi komandan."

"Kamu bisa menolak."

"Siap, maaf Komandan, karena saya menerima panggilan sebagai Prajurit Mata Elang."

"Bagaimana dengan istri kamu?"

Fahmi terdiam sesaat. "Siap, istri saya tercinta mengizinkan, komandan."

Jenderal Jordan tersenyum, bahkan semua prajurit yang mendengarnya sedang menahan senyuman mereka. Sudah tidak heran karena ini Letnan Fahmi, seorang prajurit yang terkenal dengan keromantisannya setelah bertemu dengan pujaan hatinya.

The Next Mission (Prajurit Mata Elang 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang