(1) Masih Prajurit Mata Elang

32.3K 1.8K 257
                                    

PERHATIAN!

1. CERITA INI MURNI HASIL YANG SAYA TULIS SENDIRI.
2. APABILA ADA KESAMAAN TEMPAT, WAKTU DAN NAMA TOKOH MOHON DI MAAFKAN.
3. INGAT! INI FIKSI, JANGAN BAWA BAWA KARAKTER DI SINI KE DUNIA NYATA IDOL, KARENA KARAKTER INI, BENAR BENAR DI BUAT-BUAT.
4. JANGAN MEMBANDING BANDINGKAN CERITA INI DENGAN CERITA PENULIS YANG LAIN. MUNGKIN CERITA INI KURANG BAGUS KARENA BARU BELAJAR.
5. JANGAN MENIRU! HARGAI PENULIS!
6. INI FIKSI BUKAN MENGAMBIL CERITA ASLI ATAU APA PUN. INI HANYA KARANGAN/ IMAJINASI PENULIS SAJA TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN PERANG JAMAN DAHULU ATAU KASUS YANG PERNAH TERJADI.

Ini di tulis berdasarkan imajinasi dan pengetahuan terbatas Author yang membuat cerita ini semenarik mungkin.

Happy Reading~
Jangan Lupa Vote Komen 💕

**Bagi yang belum baca S1 silakan baca terlebih dahulu biar mengerti alur.

***

Adam melangkahkan kakinya maju ke depan lalu melakukan hormat, dia menarik nafasnya dalam dalam. "LAPOR KAPTEN. MISI SUDAH SELESAI. LAPORAN SELESAI," serunya lalu tersenyum lebar.

Misi sudah selesai, penghargaan sudah di terima. Prajurit Mata Elang tidak di bubarkan namun mereka akan vakum, sementara anggotanya akan bergabung dengan pasukan lain. Para prajurit kemudian berbalik pergi meninggalkan kapal. Namun tidak dengan empat Prajurit Mata Elang yang masih berdiri tegap menatap lautan.

"Misinya selesai, kisahnya juga sudah selesai." Fahmi menghela nafasnya.

"Tapi pertemanan dan persahabatan kita tidak akan pernah selesai," sambung Galih.

"Prajurit Mata Elang tidak akan pernah bubar, meski pun kisah tiga prajuritnya sudah selesai," tutur Vano.

"Kita sama-sama masih menjadi prajurit. Kita berempat akan terus menjaga perbatasan di darat dan tiga rekan kita akan menjaga lautan," sambung Adam.

Empat Prajurit Mata Elang tersenyum, tangan mereka saling merangkul untuk saling menguatkan. "Kapten Kafi, Letnan Jovan, Sersan Hanif, misi sudah selesai. Kita berhasil menyelesaikan misi besar ini, istirahatlah dengan tenang dan jaga lautan dengan damai," pungkas Galih.

Kemudian keempat Prajurit Mata Elang melakukan hormat sebentar. Mereka tersenyum lalu segera berbalik dan berjalan saling merangkul. Berempat mungkin terlihat baik, tapi bertujuh itu sangat istimewa, karena Prajurit Mata Elang berjumlah tujuh bukan empat.

7 Forces 'Black Mission' (Prajurit Mata Elang) --2016

***

Sebuah mobil militer berhenti di halaman gedung yayasan pendidikan. Lima prajurit berpakaian khusus turun menghampiri guru yang berdiri di dekat pos satpam. Mereka bertanya tentang kronologi kejadian lalu beberapa guru menjelaskan kronologinya awalnya.

Mereka bilang awalnya tiba-tiba ada seorang ibu-ibu datang sambil menangis berjalan menuju gudang yang ada di lantai dasar yayasan. Pihak yayasan mengikutinya karena ibu itu hanya menangis.

Setelah sampai di lantai dasar pihak yayasan sangat terkejut saat melihat seorang siswa SD yang tubuhnya terikat dan kepalanya menggunakan topi yang ada bomnya. Kemudian pihak yayasan segera menghubungi penjinak bom karena pengait topi yang di gunakan menggunakan kabel, mereka takut jika melepasnya akan meledak.

"Apa seluruh penghuni yayasan sudah di evakuasi?"

"Sudah, kita sudah mengevakuasinya sesuai perintah dan prosedur," jawab Guru, mereka mengevakuasi semua penghuni gedung atas perintah dari militer juga saat tadi menelefon.

The Next Mission (Prajurit Mata Elang 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang