Jangan lupa vote komen ❤️
Happy reading~***
Setelah berdiskusi, akhirnya para prajurit memutuskan untuk menyamar. Namun, tidak semuanya harus menyamar. Mereka harus memilih satu, karena jika terlalu banyak, kemungkinan ketahuan akan sangat besar.
Semua prajurit mengajukan diri, hingga membuat sedikit membuat keributan. Dan pada akhirnya setelah melalui debat panjang, mereka memutuskan untuk hompimpa atas saran Fahmi. Dan akhirnya, Fahmi juga yang terpilih.
Pagi harinya, Fahmi berdiri di dekat dinding yang berada tidak jauh dari kasino tempat persembunyian Sole.
Dia melakukan penyamaran pada pagi hari atas saran dari laki-laki yang semalam mereka tangkap, karena biasanya mereka berpatroli malam dan pagi berkumpul untuk mengganti disk yang ada di kamera mereka. Beruntungnya, para prajurit memiliki kamera dan disk yang sama dengan kamera yang Adam hancurkan.
Prajurit pemilik senyum menawan itu, sudah memakai kemeja putih dan juga jas hitam. Dia menggunakan kemeja milik laki-laki yang mereka tangkap. Fahmi menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghelanya dan segera menutup wajahnya setengah dengan kain hitam.
"Wanitaku, aku pasti kembali. Doakan aku," gumamnya lalu mencium cincin yang ada dijari manisnya, kemudian berjalan mendekati kasino.
Kebetulan sekali semuanya sedang masuk ke kasino, jadi dengan mudahnya ia membaur dengan yang lain. Ada 13 laki-laki yang kini masuk ke dalam Kasino termasuk Fahmi.
Saat pertama kali masuk yang di lihatnya adalah sosok laki-laki yang wajahnya juga ditutup. Melihat sorot matanya, dia merasa tidak asing. Siapa dia? Batin Fahmi.
"Aaa!"
Teriakan itu membuat Fahmi menoleh, suara itu sama seperti teriakan yang dia dengar saat bersama dengan Adam. Teriakan yang membuatnya mengabaikan Nathan dan mencari sumber suara yang tidak ditemukan.
"Beri dia obat, dia terlalu berisik." Laki-laki itu bersuara membuat Fahmi kembali menatap laki-laki itu lagi.
"Kenapa tidak kita campur saja dia dengan yang lain, tuan?"
"Hei, dia gadis cantik. Aku belum menikmatinya."
Percakapan laki-laki yang dipanggil tuan dengan anak buahnya, membuat darah Fahmi mendidih. Ingin sekali dia menghabisinya saat itu juga. Enak sekali menikmati gadis, mereka pikir wanita barang? Pikirnya.
"Lalu bagaimana dengan dua jaksa itu?"
"Mereka berdua juga akan dimusnahkan bersamaan dengan para pembangkang."
Penyamaran Fahmi tidak tanggung-tanggung, selain memakai earphone dan microfon. Dia juga memakai kamera yang berbentuk seperti kancing jas yang dia gunakan, dan semua itu tersambung pada para prajurit. Para prajurit mulai menggunakan alat-alat yang mereka bawa, sehingga secara langsung para prajurit mengetahui apa yang sedang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Next Mission (Prajurit Mata Elang 2)
Fanfiction[SUDAH TERBIT. CHAPTER MASIH LENGKAP]. Bagaimana pun juga Prajurit Mata Elang tetaplah 7. Raganya memang terpisah tapi jiwanya masih ada di Prajurit Mata Elang. Tujuh tahun yang lalu bukanlah sebuah kisah sedih, itu adalah sebuah kisah perjuangan da...