024.

9 2 0
                                    

Satu tamparan kearas ke pipi Joshua dengan tatapan kecewa Joshua sebelumnya tidak pernah melakukan hal kasar padanya.

"Darling aku minta maaf aku tidak bermaksudt melulaki kamu." Joshua ingin merai tangan Ruby malah di tepis kasar

"Gue kecewa sama lo Joshua! Pergi dari sini dan cepat lah pulang ke Los Angeles!! Gue gak mau ngelihat muka lo brengsek!!!" Teriak gadis itu dengan air mata membasahi pipi cantiknya

"Joshua mending lo balik dulu gpp biar gue yang anter Ruby pulang." Rafael nyuruh Joshua pulang dulu agar Ruby sedikit tenang

Joshua berpamitan dengan yang lain juga Ruby. Dalam ruangan begitu sunyi hanya terdengar suara isak tangis gadis itu membuat Rafael tidak tega.

"Kalau sakit bilang oke." Rafael membuka pembicaraan agar tidak hening

"Aw... sakit! Sudah jangan di obatin biarin aja." Lirih gadis itu menarik tangannya tapi di tahan

"Maaf sayang. Tidak nanti makin infeksi sayang, ini bukan luka biasa sayang." Jelas Rafael dengan lembut karna ia melihat Joshua mencengram tangan Ruby memakai cincin yang di rancang ada belatih kecil

"Gak usah Rafael! Ngapain lo perduli sama gue! Meskipun infe----" Rafael langung membungkam dengan lemumat bibir Ruby

15menit kemudian Rafael melepaskan tautan bibirnya dan menatap wajah kekasihnya penuh kasih sayang. Pria tampan itu langsung membersikan luka di tangan Ruby meskipun ada pemberontakan kecil.

*****

Pukul 11 siang waktu italian. Langkah kaki gadis itu berjalan melewati lorong di ikutin Rafael juga yang lain. Berapa murid di kantin melihat kecantikan Ruby dari dekat meskipun raut wajahnya sangat dingin.

"Sayang kamu mau makan apa? Biar aku belikan." Tangan Rafael mengusap rambut kekasihnya

"Gue gak laper! Lo aja yang makan." Jawab dengan santai sambil mengeluarkan kotak rokok dari jaket miliknya

"Nanti kamu sakit sayang. Makan sedikit aja ya? Aku suapin buat kamu. Berhenti merokok sayang." Rafael sambil berjongkok di hadapan gadis itu yang masih diam

"Ruby makan yuk nanti kamu sakit." Bujuk Dea yang masih tidak di jawab

"Kakak Ruby~"

"Ruby lo mau minum wine? Kalau mau ayo ikut gue kita party! Hilangin rasa capek." Ucap Zolah membuat Rafael menatap tajam kearah saudarahnya

"No!" Dua kata yang keluar dari mulut gadis itu membuat mereka tidak bisa berkutik lagi

Berapa murid melihat Rafael begitu perhatian dengan kekasihnya meskipun cuek sekali. Ada juga satu murid yang berani mencibir Ruby membuat gadis itu makin marah.

"Ck, sok manja! Kalau gue gak perduli mau makan atau tidak." Cibir salah satu murid membuat gadis itu bangkit dari duduknya

"Maksudt lo apa anjing! Lo punya masalah sama gue murid baru!!" Teriak Ruby dengan tangan mengepal

"Sok manja! Hei asal lo tau kekasihmu bukan pria itu aja kan!!! Dasar jalang murahan." Nyali murid baru itu berani melawan Ruby membuat nya makin geram

"Siapa yang manja hm? Wah.. pinter sekali kau tau siapa saja kekasihku! Kenapa kau iri nyonya!! Jika aku jalang lantas anda siapa perebut suami orang!!!" Tatapan gadis itu seketika berubah menyeramakan dan senyuman indah berubah menjadi devil

"Lo yang manja! Gue tau siapa kekasihmu! Mereka semua orang terkaya di negaranya salah satunya Min Yoongi bukan, tidak sama sekali jalang. Jangan pernah menuduh orang sembarangan kau Ruby!!" Teriak gadis itu membuat Ruby ketawa sambil menghisap rokok

"Lo iri! Wah... hebat ternyata kau kenal Yoongi nyonya! Jangan bilang lo yang pernah merusak hubungan gue dengan Yoongi. Gue ada buktinya nyonya lo juga pernah melakukan hubungan badan dengan pria itu kan asal nyonya tau pria itu adalah suami dari teman gue!" Tangan gadis itu mulai mencengram rahang murid baru itu sangat erat

"Hei Ruby! Jadi cewek harus jaga bicara, jangan kasar!" Teriak salah satu kakak kelasnya membuat gadis itu menoleh kearah pria itu dengan senyuman smirk

"SHUT UP!!!" Teriak gadis itu membuat mental kakak kelasnya menciut

Tatapan tajam gadis itu berubah kearah murid baru itu yang menitih kesakitan karna cengkraman tangan Ludovica yang sudah hadir. Semua murid terdiam tidak berani memisahkan pemilik sekolah dengan orang yang berani menyenggolnya.

"Kenapa sakit ya Bitch! Mau ngaduh ke selingkuhanmu? Silakan gue tidak akan takut! Karna lo bukan tandingan gue nyonya!!!" Ucap gadis itu dengan suara khasnya

"A---awas aja kau Ruby akan ku bunuh kau dengan tangan gue sendiri!!! Kamu adalah jelmaan iblis yang terkutuk! Gadis sialan." Jawab gadis itu dengan terbatah batah membuat Ludovica langsung mendorong tubuh murid baru itu menghantam dinding

Bruk...

Aaaarrrggghhh......

Tap... tap... tap...

"Sayang hentikan!" Rafael menahan tangan kekasihnya yang sangat dingin sekali

"Lepas Rafael!" Tatapan gadis itu sangat tajam dan Rafael tau siapa dia?

"Tap---"

Cup....

"Saya tidak ingin melukaimu." Gadis itu melepaskan tangan Rafael langsung memutar arah mencekik gadis itu dengan erat membuat semua murid, guru menjerit

"Sebelum nyonya membunuh saya, saya yang akan membunuh nyonya terlebih dahulu!! Jelmaan iblis kamu bilang? Nyadar yang iblis itu nyonya berani kali merusak rumah tangga teman saya. Saya tau nyonya sedang hamil! Dan nyonya minta sekolah di sini karna mengincar saya!" Ludovica mengambil belati ukuran kecil di kantong jaket miliknya dan mengarahkan ke bagian perut murid baru itu

"Dengerin baik baik ucapan saya nyonya! Saya paling benci jika orang yang tidak kenal menyenggol saya! Apa lagi nyonya bilang aku manja? Jalang? Juga jelmaan iblis!! Dan satu lagi ingin membunuh saya? Emang anda siapa! Berani seperti itu. Pria itu bukan orang penting disini, pria itu hanya seorang supir pribadi saja. Dan nyonya adalah orang bodoh yang mau!" Setiap ucapan Ludovica membuat murid baru itu fall silent

"Kenapa diem! Hm..." dengan suara khasnya dengan lantang membuat murid baru menciut

"Ma---maaf Ruby gue minta maaf. Jangan sakitin gue juga anak gue, aku mohon." Jawab murid baru dengan begetar

"Telat nyonya! Kau sudah membangunkan singa yang lain tidur!!" Bisik Ludovica membuat sekujur murid baru itu merinding

"G--gue mohon Ruby. Gue mau melakukan apa aja, tapi mohon jangan sakitin anak di dalam kandungan gue." Dengan rasa takut gadis itu menggegam tangan Ruby yang begitu dingin sekali

"MAMI JANGAN SAKITIN KAKAK ITU NEVAN MOHON!!" Teriak Nevan dengan lantang membuat gadis itu mengerutkan keningnya dan mendorong murid baru itu ke arah pilar dan mentap Nevan

"Kamu panggil saya apa tadi! Mami?" Langkah kaki gadis itu berjalan kearah Nevan dengan tatapan yang sudah di artikan

"Iya mami! Jangan sakitin kakak itu." Dengan sedikit takut sambil menggegam tangan Rafael sangat erat membuat pria itu peka langsung menahan tangan kekasihnya

"Saya bukan mami kamu sayang! Saya kakak kamu! Berhenti mengucapkan itu sebelum kakak menghukum kamu!! Faham sayang!!" Jawab gadis itu dengan tekanan membuat Nevan ketakutan

"Sayang sudah stop! Bisa gak sehari gak buat kekacauan kayak gini hmm? Bisa kan di bicarakan baik - baik tanpa marah - marah." Rafael dengan mengehelah nafas panjang ia tau kekasihnya sangat banyak pikiran

"Dia duluan yang mulai honey!" Jawab Ludovica dengan frustasi

The Boy's A Liar Pt.2 ❤️‍🔥|| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang